8. Pasangan Si Jahil dan Si Putri Tidur 🐎💔🦋

450 97 2
                                    

Happy Reading ❤

🐎💔🦋

_Marposha_

Hujan deras menyapa bumi. Tidak ada tanda-tanda kapan akan berhenti. Udara dingin menusuk kulit tangan ... membuat bulu kuduk berdiri. Wanita paruh baya yang tengah menulis di papan tulis segera pergi meraih remote AC, dan mematikannya. Dia juga membuka pintu ruang kelas supaya udara mengalir.

Jam pelajaran Bahasa Indonesia tengah berlangsung. Suara Bu Tuti terdengar merdu walaupun dengan suara bervolume besar. Saking merdunya suara itu dipadu kondisi cuaca mengantar banyak murid ke alam mimpi. Sesekali Bu Tuti berteriak nama mereka yang tertidur lelap, akan tetapi selang berapa lama mereka kembali tertidur lagi. Akhirnya Bu Tuti pasrah membiarkan suasana kelas apa adanya.

Di salah satu sudut ruangan, terdapat seorang anak laki-laki yang sibuk menyimak pelajaran. Hingga akhirnya dia terpaksa menegur anak perempuan di depannya. "Sasha, bangun."

"Mmm .... Martabak .... Bakso .... Naget. Nyam nyam nyam ...." Riposha mengisap jempol dengan air liur menetes. Buku cetak yang disulap menjadi bantal ... basah seketika. Nasib kertas berhalaman tujuh itu berkerut, tulisan yang tercetak rapi di atas, memudar.

Gagal membangunkan Riposha, kini Finn mencolek Marila. "La, panggil Sasha bangun."

Marila yang tengah sibuk mencatat penjelasan dari Bu Tuti, menaruh pensil yang tengah dia genggam. Pandangannya beralih ke beberapa potongan kertas di atas meja. Itu potongan kertas surat antara Marposha dengan Finn.

Beberapa saat yang lalu entah ide dari Marila atau Riposha, mereka ingin belajar menulis indah. Jadi salah satu dari mereka menulis sesuatu di kertas, kemudian memberikannya kepada Finn. Finn membalasnya beberapa kali hingga akhirnya dia merasa belajarnya terganggu.

Surat-suratannya udahan ya. Aku mau belajar.

Finn gak asik.

Finn segera merobek ketas itu setelah dikatakan tidak asik hingga menjadi beberapa potongan kertas, dan kembali menyimak pelajaran.

Riposha marah, karena tulisan indahnya bernasib tragis. Dia ambil kembali potongan kertas itu sambil menghentakkan kaki. Riposha mengerucut bibir selama pelajaran berlangsung, hingga akhirnya anak itu tertidur karena bete.

Marila terkekeh mendengar dengkuran kecil dari Riposha. Sebuah ide jahil terbesit. Marila mengambil potongan kertas tadi dan menabur ke  kepala Riposha lalu membangunkan adiknya. "Bangun, Sha. Ada martabak nih."

"MARTABAK? MAR--TA--BAK--MANA MARTABAK?!"

"Sasha, kamu lapar?" Pertanyaan Bu Tuti mengundang gelak tawa dari seisi kelas. Sedangkan, Bu Tuti berkerut kening menatap Riposha yang tengah mengelap air liur.

"Kakak!" Wajah Riposha memerah akibat menahan malu. Percayalah habis ini dia akan semakin diejek 'rakus' oleh Marila, dan teman sekelas.

"Sasha, rambutmu ketombean." Suara dari salah seorang anak. Seisi kelas kembali ketawa.

Sasha meraba rambutnya, menemukan beberapa potongan kertas di kepalanya. Astaga! Marila terpingkal-pingkal melihat Riposha mengerucut bibir. Menjahil adiknya adalah hal yang menyenangkan.

Marila dan RiposhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang