5. Butuh Hati? 🐎💔🦋

679 129 19
                                    

Happy Reading

🐎💔🦋

Mulmed:
Get Some Air by Kang Gary ft Miwoo ▶️🎵

🐎💔🦋

_Marposha_

"Bagaimana Dok?" Stella menatap dokter berambut gondrong di hadapannya dengan penuh harapan.

"Teknologi sekarang sih emang lebih canggih daripada 7 tahun yang lalu, tapi sama aja operasi ini punya resiko besar. Lagipula ...."

Marposha saling menggenggam tangan untuk memberi kekuatan. Sedangkan, Stella menanti jawaban dari dokter Gondrong.

"Its crazy! I need heart! Hati mereka hanya ada satu dan itu ada di Marila. Kalau saya potong sedikit bagi ke Riposha ... takutnya Marila nggak kuat." Dokter Gondrong menurunkan kacamatanya, menyorot tajam Riposha. "Apa dia dikor--"

"Nggaklah! Saya nggak akan korbanin salah satu dari mereka!" Nada Stella mulai meninggi.

"Sasha nggak mau mati. Sasha masih ingin hidup ...," lirih Riposha meremas tangan Marila sekuat tenaga sebagai aksi penolakan. Air mukanya dipenuhi dengan mimik cemas.

"Rila juga gak mau. Kami nempel aja gapapa kok. Rila janji akan lebih ngalah lagi sama Sasha. Ma ... tolong jangan pisahin kami." Marila menatap Stella dengan penuh maksud.

Stella menghela. 7 tahun yang lalu seharusnya si kembar dapat dibelah, akan tetapi kata dokter Gondrong mereka belum dapat dibelah karena organnya belum bertumbuh dengan baik. Sekarang apa? Sudah bisa, akan tetapi resikonya sangat tinggi.

"Tenang dulu all." Dokter Gondrong menyisir rambut gondrongnya dengan jemari. Pria itu bersikap enteng. "Saya suka hal yang menantang. Lagipula saya ini ahli bedah se-Indonesia. Mau operasi resikonya setinggi apapun juga bisa. Tugas ini serahkan kepada saya, yang penting mah kasih saya hati aja."

"Hati saya, pakai hati saya!" Tanpa berlama, Stella langsung mengajukan organ tubuhnya. Toh, hatinya juga sudah mati semenjak Denish meninggal buat apa jika tidak dibagikan?

"Jangan. Suruh mama kamu cari hati dari pendonor." Suara dari Denish, tentunya hanya Riposha yang dapat mendengarnya.

"Papa? Papa lagi ada di sini?" Riposha celingak-celinguk, namun Denish tidak menampakkan diri.

Seisi ruangan menatap dengan heran Riposha seketika. Apakah anak itu sedang ngigo?

Riposha memukul mulutnya sendiri. Dia sekarang pasti disangka orang gila. Anak perempuan itu segera menggaruk kepalanya. "Maksud Sasha, Papa pasti ngelarang Mama donorin hatinya."

"Iya, Ma. Nanti Mama ikut kami sakit. Kami nggak mau lihat Mama sakit," tambah Marila dengan nada sendu.

Stella segera memeluk kedua anaknya dari samping. Jika bisa, dia sekarang ingin segera mendonorkan hatinya untuk Riposha supaya si kembar cepat dibelah.

Marila dan RiposhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang