Move

2.4K 340 19
                                    

Happy reading
(*'∀'*)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sakura tengah berada di halaman belakang bersama dengan Sasori dan Naruto. Jika kalian berfikir mereka tengah dalam adu otot. The answer is No. Mereka tengah menari. Lebih tepatnya, hanya Sakura yang menari. Sasori dan Naruto bermain monopoli.

Sakura tengah dalam mood baik beberapa hari ini. Setelah kejadian dua hari lalu, hubungannya dengan Sasuke membaik. Tapi, Sakura masih saja kabur dan tak ingin bertemu dengannya. Hell yeah. Sakura masih saja merinding dengan sikap mengejutkan milik kekasihnya itu, apalagi dengan cerita Naruto. Bucin isn't him. But, why ?

"Bangke !!!"

Sasori dan Naruto berseru bersamaan karena Sakura tiba-tiba saja merangsek masuk dan menghancurkan tatanan monopoli mereka. Mata keduanya menyipit, curiga jika itu memang sengaja. Sakura hanya mengendikkan bahu.

"Kau lebih baik seperti ini, Sakura. Aku tak tau betapa indahnya tiga hari ini." Gumam Naruto sambil membereskan monopoli yang berserakan. Sedikit menggerutu karena Sasori dengan seenak kolornya meninggalkannya sendiri merapikan ulah adiknya.

"Oh, ya. Tapi, tanganku gatal sekali ingin membuatmu babak belur. Itu lebih menyenangkanku." Ucap Sakura menyeringai.

Naruto nampak tersenyum menggoda. "Aku tinggal memanggil teme kemari dan membalasnya untukku. Ia pasti sangat senang dengan itu-berhenti cemberut dengan wajah malu-malu itu. Astaga. Kau benar-benar akan membuatku mati jantungan." Ucap Naruto, bergidik melihat Sakura dengan ekspresi yang bukan 'Sakura' sekali.

"Brengsek kau, Naruto. Jangan sekali-sekali memanggilnya. Aku sudah susah payah menghindarinya tiga hari ini. Aku benci merasa ketakutan saat seharusnya aku bisa melawan. Dia gila. Temanmu itu benar-benar gila." Sakura kembali bergidik, mengingat Sasuke yang mengejarnya seperti maniak. Sakura tidak pernah merasa se ketakutan itu dengan laki-laki manapun, yah, mungkin karena Sasuke lebih hebat darinya dari segi manapun untuk urusan adu otot dan yang lainnya, err.

"Akhirnya, kau punya seseorang untuk disukai kan?" Naruto menaik-naikkan alisnya menggoda.

Sakura memandang Naruto tak percaya. "Shut up..!!" serunya tak ingin mengakui. Tapi, rona di pipi tak bisa dikelabui kan ? Kekeke..

"Saki.."

Sakura menoleh, mendapati ibunya yang berjalan ke arahnya dengan santai. Naruto pun memandangi kedatangan nyonya Haruno itu dengan menyeringai. Mengingat Sakura belum menceritakan masalah Sasuke pada ibunya itu. Seakan mengerti arti seringaian Naruto, Sakura langsung menunjukan bagaimana dia akan menghabisi Naruto dengan menghantamkan tinjunya pada telapak tangan satunya.

"Kau sedang tidak menghajar Naruto kan ?" Haruno Mebuki memandang putrinya dan Naruto bergantian. Naruto tersenyum miris. Apa sebegitu lemahnya dirinya sampai bibi Mebuki menggunakan kata 'menghajar' daripada 'bertarung' ?

"No, mami." Ucap Sakura dengan malas. "Mami membuat Naruto merasa di permalukan."

Mebuki menatap Naruto. "Yahh. Kau tersinggung Naruto ?" tanya Mebuki.

Naruto memasang wajah cemberut tingkat tinggi. "Of course, mamy." Ucap Naruto menyindir.

Bu Mebuki mencibir. "Sorry, Naru."

Naruto memutar matanya malas. "Yeah, like mother like daughter."

Sakura dan Mebuki terkikik geli.
"Jadi, ada apa ,ma ?" tanya Sakura kemudian.

THE SWEET REBEL (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang