Grow up

2.1K 318 15
                                    

Happy reading
(*'∀'*)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Naruto sedang bergerak tak nyaman di kasurnya. Matanya yang terpejam menandakan dia tengah dalam masa tidur siangnya yang nyaman, tapi alisnya yg mengerut dan beberapa tetes peluh yang mengalir di dahinya menandakan dia sepertinya mendapat mimpi buruk. Atau..

Naruto membuka matanya. Mendapati mimpi buruknya tepat berada di depan matanya. Dia menjauh dengan terkejut hingga kepalanya membentur tembok.

Duagh ?!

"Ugh.. Pasti sakit."

"Bangsat, kau Sakura. Tidak bisa ya, muncul dengan lebih baik. Kau membuatku mimpi buruk."

Sakura mengangkat bahu acuh. Lalu bergerak mundur dan duduk di sofa kecil di samping meja belajar. Memainkan ponsel Naruto.

"Habisnya, kau tidur nyenyak sekali. Aku kan mau minta tolong." Ujar Sakura dengan tanpa dosa.

Naruto bergidik sambil mengusap wajahnya. Kedatangannya saja sudah membuat Naruto mimpi buruk. Tak bisa dibayangkan penganiayaan macam apa yang sudah di alami Naruto oleh Sakura. Astaga.

Naruto duduk bersila. Cemberut. "Minta tolong apa ?"

Sakura memainkan jarinya. Tersenyum manis menatap Naruto penuh harap. Perut Naruto rasanya mendadak mual.

"Sebentar lagi kan ujian. Ajari aku fisika dan matematika." Pinta Sakura.

Naruto bergeming. Mengingat bagaimana Sakura menyuruhnya mengerjakan PR Sakura yang kemarin dulu. Bahkan dia hanya bisa mengerjakan satu selama setengah jam. Dan itupun salah. Naruto frustasi mendadak.

"Kalian para Haruno kenapa hanya di pelajaran fisika dan matematika payah sekali. Tidak Sasori, tidak kau. Sasori saja minta bantuan Itachi. Kenapa kau tidak minta Sasuke saja ?" cerocos Naruto. Merasa tak ingin direpotkan oleh kakak beradik itu lagi.

Mata Sakura membulat. "Kak Itachi bisa membantu ?" tanya Sakura antusias.

"Jangan bilang kau akan minta tolong kak Itachi, bukannya Sasuke." Naruto memicingkan matanya. Sakura tersenyum bodoh. Membuat Naruto menghela nafas. "Kau mau terjadi perang saudara ? Gila."

Sakura cemberut. Berfikir.

"Perang saudara apa ?"

Keduanya menatap ke arah pintu, dimana Sasuke masuk ke kamar dengan santainya, memandangi Sakura dan Naruto bergantian.

Naruto menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal. "Bukan apa-apa. Kau saja yang memberi les Sakura, nilai Fisika dan Matematikanya menakjubkan. Aku tak mau di repotkan lagi olehnya. Sebentar lagi kan ujian."

Sasuke mengernyitkan alisnya memandangi Sakura. Sakura menatapnya bingung.

"Apa ?"

"Kenapa kau tidak minta bantuanku ?" tanya Sasuke duduk bersila dibawah, didepan sofa dimana Sakura duduk.

Sakura memutar bola matanya malas. "Kau kan menyebalkan. Aku tak mau kau menertawakanku."

Sasuke memandangi Naruto dengan tatapan bertanya. "Benar-benar tidak bisa di tolong." ucap Naruto menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Aku manusia, ya. Tidak semuanya aku bisa. Seandainya saja, aku bisa menghapal rumus-rumus fisika dan matematika seperti aku menerjemahkan novel laskar pelangi ke dalam bahasa inggris, aku tidak akan minta tolong, Naruto. Oh, kak Naruto. Cih !"

THE SWEET REBEL (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang