Not sorry

2.5K 370 36
                                    

Banyak kata-kata kasar yang tidak untuk dicontoh.
Bijaklah dalam membaca.
Happy reading.
.
.
.
.

"Huuuueeeee.... Hikks .... Hhuueeeee.. Huuuaaaaa.... !!???"

Sebagian orang akan maklum jika mendapati seseorang akan menangis seperti itu jika mengalami hal seperti Sakura. Tapi, tidak bagi teman-teman Sakura. Mereka nampak bingung dan entahlah. Naruto, tolong jelaskan.

Sakura tak berhenti menangis sejak memasuki mobil milik Neji. Membuat semuanya kasihan dan bingung. Apa Sakura punya bipolar ?

Anjir. Nakutin.

Sampai di rumah pun dia hanya menangis. Membuat Sasori langsung pucat macam lihat hantu. Mengingat sudah berapa abad dia tidak melihat adiknya menangis. Beruntung orang tuanya tidak berada di rumah. Mungkin mereka akan pingsan. Bukan karena keadaan rambut Sakura, tapi karena tangisan yang sudah jarang mereka dengar. Semuanya tampak panik melihat Sakura yang bagai kesambet setan tukang mewek. Apalagi saat melihat kaca. Tambah kenceng tuh suara tangisannya. Semua pertanyaan yang diajukan bahkan tak ada yang di jawab.

Sampai Naruto dan Sasori tahu ternyata tangisan Sakura lebih menyebalkan ketimbang marahnya. Ugh. Sial.

Teman-temannya yang lain pun juga nampak khawatir dan kesal juga karena tak biasanya dia menangis, apalagi macam itu. Bukan Sakura sekali. Hinata yang sabar minta ampun saja sampai terlihat lelah dan menyenderkan punggungnya di sofa samping Na-Neji lah. Awalnya Naruto yang mau cari kesempatan, tapi, langsung diduduki Neji. Bangke emang.

"Sakura, sudahlah. Kau ini kenapa sih. Lebih baik kau pukuli saja Naruto atau abangmu itu, daripada kau menangis seperti ini. Kau menakutiku tau!" seru Ino yang langsung mendapat pelototan dari si yang akan menjadi tumbal. Hehe.

Setelah melewati beberapa sesenggukan, Sakura memandangi teman-temannya dan juga abangnya dengan mata sembab dan hidung yang terus-terusan meler, hingga terdengar bunyi sroott beberapa kali.

Sumpah demi apapun. Mereka akan mati menahan ketawa jika di hadapkan dengan penampakan Sakura saat ini dalam beberapa jam kedepan. Bahkan Hinata dan Neji yang biasanya tenang nampak menutup mulutnya agar tak terlihat oleh Sakura. Naruto dan Sasori mencengkeram paha satu sama lain sampai mengeluarkan air mata, menahan diri agar tidak tertawa, mengingat kematian di depan mata jika itu terjadi.

'Sakura kurang ajar. Ketawa gue mati di mutilasi, nahan ketawa juga bisa mati gak sih? Bangke emang' Batin Naruto dan Sasori berteriak kesetanan.

Beda dengan yang lain. Ino dan Tenten nampak tertawa puas mendapati Sakura yang seperti itu. Sementara dua lainnya sampai menahan kencing biar gak ketawa. Anjir.

"Kau menyedihkan Sakura. Lebih baik kau hajar saja Naruto sampai puas. Kau jelek sekali." Ucap Tenten tanpa basa-basi.

"Hikss.. Huuuuaaaaaa... !!!!"
Sementara Sakura kembali mewek, Naruto dan Sasori memelototi Tenten dengan khidmat.

Lalu, serta merta, Sakura menatap Naruto dan Sasori. Yg ditatap langsung tegang macam nahan kentut. Ketawa sedikit, mati kau.

"Naruto, bang Sas, apa aku sekarang jelek.?" tanya Sakura tiba-tiba.

Ingin rasanya hati ini menjawab 'dari dulu kau memang jelek' tapi, apalah daya nyali tak berani mengucap. "Ahh, Ti- Tidak Sakura." Jawab Naruto dan Sasori gagap.

Lihat wajah Neji, hampir berubah menjadi ungu. Dia segera berpamitan ke toilet, sebelum semaput.

Hinata yang sejak tadi diam akhinya mendekat ke arah Sakura, lalu memutar tubuh Sakura agar menatap cermin. Lalu mengelus rambut Sakura lembut dan menyisirnya. Lihat wajah mupeng Naruto. Pffftt.

THE SWEET REBEL (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang