22

107 6 0
                                    

Cala sudah masuk kantor hari ini, karena dirinya tak betah jika berlama-lama dirumah saja. Pekerjaan cala tak menumpuk karna ada Raisa dan Caca yang membantu menyelesaikan nya.

Cala tengah membaca beberapa dokumen yang memang harus dirinya sendiri tangani, sementara itu diluar gedung WO cala berdiri seorang perempuan cantik. Perempuan itu segera berjalan memasuki gedung tersebut dan disambut langsung dengan meja resepsionis.

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu Bu?". Ucap ramah Lily

"Hmm itu, saya mau bertemu dengan pemilik WO ini..mbak cala?". Ucap Abil yang ternyata perempuan cantik itu

"Maaf sebelumnya dengan ibu siapa, dan sebelumnya apa sudah buat janji?". Ucap Lily

"Saya Abil , saya belum buat janji si sebelumnya". Jawab Abil

"Dengan ibu Abil ya, mohon ditunggu sebentar ya Bu..saya ingin memberi tahu mbak cala terlebih dahulu". Ucap Lily dan dibalas dengan anggukan kepala Abil.

Lily segera menyambungkan telepon ke saluran cala, cala sedikit bingung padahal hari dia tidak janji dengan siapapun dan pada akhirnya cala memutuskan untuk menerima tamu tersebut.

Lily mengantarkan Abil keatas hingga kedepan pintu ruangan cala. "Silahkan Bu, mbak cala ada didalam".

Abil menganggukkan kepalanya dan tak lupa mengucapkan terimakasih, Abil memasuki ruangan cala dan pandangan pertama nya jatuh kepada wanita setengah Indonesia dan setengah korea didepannya ini. Cantik pantes Kafa gk bisa move on pikir Abil.

Cala berdiri dan menghampiri Abil, tak lupa menjabat tangannya dan tersenyum. "Calandra".

"Abigail, panggil Abil aja". Balas Abil tak kalah ramah

"Silahkan duduk". Mereka pun duduk disofa saling berhadapan.

"Jadi?". Ucap cala

"Sebelumnya perkenalkan saya seorang psikiater, dan maaf jika kedatangan saya terlalu mengejutkan mu". ucap Abil

"Saya dokternya Kafathan". Sambung Abil , cala yang mendengar nama kafa disebut langsung terdiam kaku.

"Maksudnya?". Tanya cala dengan heran

"Ya, saya dokternya Kafa dan saya ingin memberi tahu akan semua yang terjadi antara kalian..Kafa menanggung semua penderitaan dan penyesalan dia pantas untuk dimaafkan". Ucap tenang Abil, namun tidak dengan cala yang sudah sedikit emosi.

"Maksud mbak? Dia pantas dimaafkan karena menghancurkan hidup saya? Gitu maksudnya? Mbak tolong saya sudah tidak berurusan dengan orang yang bernama Kafa". Cala berdiri dari duduknya dan menunjuk pintu.

"Anda tahu dimana pintu keluar". Sambung cala setengah berteriak sambil berbalik menuju mejanya.

"Calandra, tolong dengarkan saya..jika kamu tak mau memaafkan nya setidaknya dengar cerita dari sudut pandangnya..saya tinggalkan kartu nama saya disini..ah ya, satu lagi kafa sedang dirawat dirumah sakit karna penyakit nya dan mungkin kamu Sudi untuk menjenguk nya barang sebentar". Ucap Abil dan segera beranjak pergi, Abil memaklumi sikap cala yang seperti itu terlebih lagi cala baru baikkan setelah bertemu Kafa kemarin.

Sementara itu cala yang sudah tak kuasa, segera luruh jatuh kelantai. Cala terisak dengan yang diucapkan Abil, ada apa dengan lelaki itu? Pikirnya.

Sementara itu diluar, Caca yang baru keluar dari toilet dikagetkan dengan suara teriakan cala dan segera menghampiri. Namun saat ingin membuka pintu dia berhadapan dengan Abil, Abil menatap sekilas dan beranjak pergi.

Caca yang keheranan segera tersadar dan menghampiri cala. "Eh buset, lu kenapa cal ko nangis ihh". Ucap Caca sambil mengusap punggung cala, cala segera memeluk cala erat hingga tanpa sadar tertidur.

Akhir..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang