Malam ini keluarga Park sudah siap untuk datang ke acara hari jadi Park Group. Lee Seungi sebagai pendiri perusahaan tersebut menyambut antusias.
Seluruh keluarganya telah berdandan untuk menghadiri pesta itu.
Sojin misuh-misuh karena Yejin memberikan beberapa riasan di wajahnya. Dan Somin hanya duduk sambil menahan tawa melihat saudarinya selalu mengelak saat Yejin merias wajah Sojin.
"Bu, sudah. Aku nggak suka nanti terlalu menor di wajahku," elak Sojin saat Yejin akan memoleskan lipstik.
"Nggak sayang, ini terlihat natural dan membuat kamu terlihat semakin cantik." Yejin tidak mau kalah. Akhirnya Sojin menurut.
"Udah kamu nurut aja," ucap Somin lembut.
Kedua netra Sojin mendelik ke arah Somin. Kenapa juga Somin berada di kamarnya?
"Nah, selesai. Ayo kita turun." Yejin menepuk pelan kedua bahu Sojin.
Somin merangkul tangan Yejin dan keduanya berjalan keluar dari kamar Sojin.
Keluarga Park sudah bersiap di bawah untuk berangkat, hanya Sojin yang masih enggan untuk keluar dari kamarnya.
"Lama banget, sih? Kita bisa telat cuma karena nungguin kamu," cicit Chanyeol dengan wajah masam.
"Siapa juga yang minta tungguin, tinggal pergi aja repot," sahut Sojin tak kalah jengkel.
Ia memang tidak ingin ditunggu, bahkan jika keluarganya pergi tanpa dirinya pun ia tidak akan marah.
"Sudah ... sudah," potong Yejin, ia berjalan mendekati Sojin. "Adekmu udah cantik gini, loh, Bang. Masa ditinggal."
"Tsk." Chanyeol mendengkus.
"Ayo kita berangkat." Seungi tak mau memperpanjang perdebatan.
Yejin berjalan beriringan dengan Seungi, dan Somin dengan Chanyeol. Hanya Sojin yang menatap punggung mereka dari belakang.
Sedih, sudah pasti. Tapi ia sudah terbiasa. Sebenarnya ia paling tidak suka dengan acara resmi seperti ini. Ia dipaksa untuk terus tersenyum pada semua orang yang hadir di sana. Sesekali sahabatnya ada juga yang datang bersama orang tuanya, tapi sekarang mereka semua kompak tidak ada yang ikut.
Jika sudah begini, Sojin hanya mampu bertahan sekitar 30 menit di dalam. Setelahnya, ia sibuk mencari makan dan tempat yang sepi untuk bersembunyi dari hiruk pikuk pesta.
Namun, kali ini, ada pemandangan yang membuat ia terpaku di tempatnya. Bingung dan masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
Saat ia sibuk menyapa istri dari kolega sang ayah bersama Yejin dan Somin. Matanya tidak sengaja menangkap sosok Baekhyun sedang mengobrol dengan Chanyeol dan beberapa teman kakaknya.
Ia tahu, mereka adalah sahabat dari Chanyeol dan di sana juga ada Suho—guru di sekolahnya. Tapi, percaya diri sekali Baekhyun saat mengobrol dengan mereka. Tidak ada kecanggungan sama sekali.
Jika diperhatikan Baekhyun begitu tampan dan dewasa saat tubuhnya terbalut jas seperti itu. Jujur Sojin mengakui itu.
Tidak mau ambil pusing, Sojin mengabaikannya. Masa bodoh dan peduli apa dengan bocah itu. Sekarang Sojin ingin pergi saja dari sana.
"Sojin, kamu mau ke mana?" Somin menarik lengan Sojin saat kembarannya itu mau pergi.
"Jangan pegang-pegang gue," desis Sojin seraya menatap tangan Somin di lengannya.
"Maaf," Somin melepaskan tangannya. "Kamu jangan pergi, nanti Ayah marah."
"Peduli apa, lo!" Menghiraukan ucapan Somin, Sojin melangkah menjauh dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD LIFE - Byun Baekhyun -
FanfictionGalak, nggak sopan, brutal, balapan liar, club, rokok dan sering berantem. Bagi Sojin itu adalah hal yang biasa. Siapa yang peduli? Hidupnya sudah hancur semenjak kematian ibunya. Semua kebahagiaannya juga ikut mati, terkubur bersama mendiang ibunya...