12

59 11 5
                                    

Map warna warni menumpuk di atas meja, dan beberapa kertas juga ikut menghiasi meja kebesaran CEO muda Park Group yaitu Park Chanyeol. Matanya masih fokus pada laptop di depannya, hari ini ia melakukan kunjungan ke beberapa anak perusahaan. Itu tidak bisa diwakilkan karena Ayahnya—Park Seungi selaku Presdir dari Park Group sedang mengunjungi perusahaannya di luar negeri. Mau tidak mau Chanyeol harus  menggantikan Sang Ayah.

"Tuan Park, perwakilan dari Byun Company sudah datang." Kim Yuri—sekretarisnya memberitahu dengan sopan.

Chanyeol mengangguk dan membereskan beberapa berkas kerjasama dengan Byun Company. Kerjasama kali ini akan memberikan banyak keuntungan untuk kedua pihak.

Chanyeol memasuki ruang rapat, di dalam sudah ada tiga orang perwakilan dari Byun Company. Ketiganya berdiri saat Chanyeol masuk.

"Silahkan duduk kembali," ucap Chanyeol seraya berjalan ke arah kursinya.

"Jadi, apa semuanya sudah siap? Saya sudah mempelajarinya dan semua poin dalam perjanjian kerjasama itu sudah tepat." Tepat setelah ia menyamankan duduknya, Chanyeol langsung mengungkapkan pokok pembicaraan mereka hari ini.

Ketiga orang dari Byun Company mengangguk kompak.

"Kami cukup senang jika anda sepakat dengan beberapa poin penting dalam perjanjian kali ini." Taeil selaku sekretaris Baekhyun menimpali.

"Tapi, Tuan Baekhyun ke mana?" tanya Chanyeol heran, jika ini adalah perjanjian kerja antara kedua perusahaan mereka. Kenapa pria itu tidak datang?

"Mohon maaf Tuan Chanyeol, Tuan Baekhyun sudah mempercayakan kepada saya," jelas Taeil—sekretaris Baekhyun.

"Ah, astaga Baek," desis Chanyeol.

"Ya, Tuan?"

"Ah, Nggak, mana berkasnya?"

Taeil memberikan tiga map berwarna biru kepada Chanyeol. Penandatanganan kerjasama berjalan dengan lancar, perwakilan dari Byun Company sudah pulang. Mereka tidak berbincang banyak, hanya beberapa point penting dalam perjanjian saja yang mereka bicarakan.

Chanyeol masih tidak tenang karena Baekhyun tidak datang siang tadi. Bukan, bukan kerjasama diantara keduanya, melainkan belakangan ini pria Byun itu menghindarinya. Karena beberapa kali Baekhyun tidak datang saat ada Chanyeol.

Mereka sudah bersahabat sejak kecil, tapi selama lima tahun terakhir Baekhyun menuntaskan pendidikannya di luar negeri. Bodohnya Chanyeol, ia tidak bisa mengelak saat lelaki gila itu meminta izin untuk menjaga Sojin. Sojin sama sekali tidak mengenali Baekhyun, jika diingat, mereka dulu sering bertemu.

Chanyeol mengambil ponselnya dan segera menelepon Baekhyun. Tidak menunggu lama karena Baekhyun langsung mengangkatnya.

"Halo, Chan. Kontrak kita sudah ber—"

"KENAPA ELO NGGAK DATENG?" Chanyeol memotong omongan Baekhyun.

"Kenapa lo, Chan?"

"Eh, bangsat elo ngehindarin gue, kan? Ngaku lo!" Chanyeol emosi tanpa sebab.

"Elo kesambet atau apa, sih? Gue nggak dateng karena masih di sekolah. Jangan kayak emak-emak, deh. Elo tahu—"

"Baekhyun gue mohon, stop main-mainnya," pinta Chanyeol sungguh-sungguh. Cukup hanya dia yang menyakiti Sojin. Baekhyun jangan.

"Gue nggak akan mudah berhenti dengan apa yang gue udah mulai, Chan." Baekhyun tahu yang ia lakukan salah. Tapi dia ingin gadis kecilnya kembali seperti dulu.

Chanyeol berdecak, "Baek, dia adik gue. Gue berhak untuk kebahagian dia nan—"

"Jangan pernah ngomong kalau elo nggak bisa wujudin itu, Chan."

BAD LIFE - Byun Baekhyun -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang