Waktu terus berlalu, Jisoo sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan kerajaan. Meskipun baru sehari berada di zaman kuno, Jisoo sudah hafal dan tahu betul tata krama dan adat di zaman kekaisaran ini. Walau Meilan selalu memaksanya untuk istirahat tapi setiap waktunya ia gunakan untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya. Ia juga membaca berbagai buku yang menceritakan tentang berbagai intrik istana.
Namun selama sehari Jisoo disini, kaisar belum menjenguk. Padahal kaisar tahu kalau permaisuri sedang tak sehat tapi bukannya berniat untuk menjenguk, kaisar malah terlihat seperti tak peduli.
Hal ini membuat Jisoo geram. Sebenarnya ia juga heran kenapa permaisuri Shui Lian bisa tahan diperlakukan seperti ini. Padahal bisa saja permaisuri Shui Lian memilih mengalah dan mundur, tapi permaisuri Shui Lian malah tetap teguh pada pendiriannya.
"Baiklah, akan kumulai tugas ku! Semangat Jisoo!" Monolog Jisoo menyemangati dirinya sendiri.
Setelah itu ia beranjak dan meja riasnya. Saat didepan pintu kediaman tiba-tiba ia di hadang Meilan. Meilan langsung membungkuk memberi hormat.
"Kenapa kau menghentikanku?" Tanya Jisoo.
"Maaf yang mulia, tapi anda tak bisa keluar karena kesehatan anda belum membaik." Ucap Meilan sembari menundukkan kepalanya dalam-dalam.
"Aku sudah tak apa. Lagipula aku ingin bertemu dengan kaisar saat ini." Ujar Jisoo sambil menatap lurus kedepan.
"Baiklah yang mulia, tapi anda harus bersiap-siap terlebih dahulu."
"Aku sudah bersiap-siap, apa kau tak melihatnya?!" Balas Jisoo.
Meilan nampak gelisah dan agak takut untuk berbicara dengan permaisuri atau lebih tepatnya Jisoo. Karena semenjak bangun dari tidur panjangnya kemarin, sifat permaisuri berubah menurut Meilan. Permaisuri sekarang bukanlah permaisuri yang dulu. Meilan merasa sifat permaisuri yang sekarang cenderung lebih dingin dan tegas jika dibandingkan dengan sifat permaisuri sebelum ia tak sadarkan diri.
"Ta-tapi penampilan anda terlalu sederhana, yang mulia." Ucap Meilan terbata-bata.
"Apa kau ingin aku memakai semua perhiasan dan pakaian yang kau siapkan? Tidak! Semua itu terlalu berlebihan. Akan lebih baik jika aku berpenampilan sederhana namun elegan seperti ini!" Ujar Jisoo.
"Bagaimana ini?! Jika permaisuri datang ke kediaman kaisar maka ia akan bertemu dengan selir Xi Zhu. Apa yang harus aku lakukan?!" Batin Meilan.
"Tapi-"
"Sudahlah jangan membantahku! Sekarang tunjukkan jalan menuju kediaman kaisar! Aku tak menerima penolakan!" Tegas Jisoo kemudian ia berlalu meninggalkan Meilan yang masih diam menunduk.
Sebelum terpaut jarak yang jauh, Meilan segera berlari menghampiri Jisoo.
"Yang mulia, tunggu saya!" Jerit Meilan sembari berlari menghampiri Jisoo.
__________
Setelah beberapa waktu perjalanan menuju kediaman kaisar akhirnya Jisoo sampai dikediaman kaisar, yaitu kediaman matahari.
Jisoo sempat terpaku saat pertama kali melihat kediaman matahari. Kediaman matahari dipenuhi nuansa warna coklat dan emas yang mendominasi. Sangat elegan dan berkelas. Memang tak heran jika kediaman ini sangat indah, toh yang tinggal disini adalah seorang kaisar.
"Yang mulia, sebaiknya kita berkeliling istana saja dan kembali lagi nanti untuk menemui kaisar." Ucap Meilan yang sedari tadi gelisah.
Jisoo menghela nafas panjang lalu menatap Meilan.
"Sebenarnya apa yang terjadi padamu? Kenapa sedari tadi kau mencoba menghalangi ku untuk bertemu dengan kaisar?!" Tanya Jisoo.
Meilan nampak semakin gelisah kala Jisoo bertanya seperti itu padanya. Karena sebenarnya niatnya baik. Meilan hanya ingin agar permaisuri tak bertemu dengan para selir untuk sementara. Mengingat perbuatan para selir tempo hari yang berani meracuni permaisuri, maka tak menutup kemungkinan para selir itu akan melakukan hal yang sama atau bisa lebih dari itu.
"Ka-karena didalam kediaman pasti ada para selir yang berusaha menggoda kaisar. Saya hanya khawatir jika nanti para selir itu akan melakukan hal yang jahat pada anda." Jelas Meilan terbata-bata.
Jisoo nampak berfikir sambil menatap lurus kearah pintu kediaman matahari. Setelah itu ia kembali menatap Meilan yang selalu menunduk kan kepalanya.
"Apa setiap pagi para selir itu aka datang ke kediaman kaisar?" Tanya Jisoo.
"Benar yang mulia. Setiap pagi para selir selalu berada di kediaman kaisar dengan tujuan untuk mencuri perhatian kaisar." Jawab Meilan.
"Meilan, apa kaisar pernah berhubungan dengan para selirnya itu?" Entah kenapa pertanyaan itu terlontar dari mulut Jisoo.
Meilan tampak terkejut dengan pertanyaan permaisuri. Karena tak biasanya permaisuri bertanya tentang hal semacam ini.
"Se-selama ini ka-kaisar tidak per-pernah berhubungan dengan para selir maupun de-dengan anda." Jawab Meilan dengan nada yang semakin rendah diakhir kalimatnya.
"Ohh jadi permaisuri Shu Lian masih gadis, padahal ia dan kaisar sudah menikah selama dua tahun. Baiklah sepertinya usaha ku untuk meluluhkan hati kaisar batu itu akan sedikit sulit! Tapi aku pasti bisa!" Tekad Jisoo.
Dengan langkah pasti Jisoo melangkah masuk kediaman kaisar dan menghiraukan teriak Meilan yang tampak cemas. Ketika hendak memasuki pintu kediaman matahari, kasim penjaga kediaman tersebut mengumumkan kedatangan permaisuri.
Setelah itu, Jisoo lansung masuk ke kediaman kaisar. Hal pertama yang dilihat Jisoo adalah tiga orang wanita yang kini tengah menatapnya tajam. Ketiga wanita itu menatap nya tajam seolah ia adalah seorang penjahat yang harus lenyap dari dunia. Dari ketiga wanita itu, wanita yang berada ditengahlah yang terlihat paling menatap Jisoo dengan tatapan penuh kebencian dan kemarahan.
Dari awal Jisoo melihat ketiga wanita itu, ia yakin bahwa ketiga wanita itu adalah para selir kaisar.
"Mengapa kalian menatapku seperti itu? Lalu mengapa kalian dengan berani tak memberi hormat padaku?!" Tanya Jisoo memecahkan keheningan yang sedari tadi terjadi diantara mereka.
Wanita yang berada ditengah yang tak lain adalah selir Xi Zhu menatap remeh kearah Jisoo diikuti dengan kedua selir disampingnya.
"Apa yang kau bicarakan, permaisuri?" Bukannya menjawab, selir Xi Zhu malah balik bertanya.
"Apa kau tuli?" Ucap Jisoo dengan entengnya.
Mendengar ucapan Jisoo, selir Xi Zhu merasa terhina. Ia meremas kuat hanfunya dan tatapan nya kini dipenuhi amarah.
Dengan cepat ia melangkah menuju Jisoo berdiri.
"Apa yang kau bilang tadi? Kau bilang kalau aku tuli?!" Bentak selir Xi Zhu. Kemudian selir Xi Zhu berusaha menampar Jisoo, namun dengan cepat Jisoo menahan tangan selir Xi Zhu.
"Jangan pernah berani berbuat kekerasan padaku lagi, selir rendahan! Jika aku mau, aku bisa menghukum mu sekarang juga!" Desis Jisoo dengan tatapan tajam yang ia layangkan untuk selir Xi Xhu.
Selir Xi Zhu berusaha melepaskan tangan nya dari cengkraman Jisoo, tapi ia tak mampu. Entah kenapa ia merasa permaisuri menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
"Kalian berdua! Apa yang kalian lihat?! Cepat bantu aku untuk memberi pelajaran pada gadis tak tahu diri ini!!" Teriak selir Xi Zhu.
Selir Zhuang Yi dan selir Hong Xia langsung berjalan menuju tempat Jisoo berdiri. Mereka berdua menyerang Jisoo secara bersamaan. Sebenarnya Jisoo mampu mengalahkan mereka tapi ia kalah jumlah. Hingga akhirnya ia terdorong dan jatuh kebelakang. Namun tiba-tiba ada tangan yang melingkar dipinggangnya dan berhasil menahannya agar tak jatuh ketanah.
Saat ketiga selir itu melihat siapa yang berada di belakang permaisuri, mereka langsung terkejut. Karena orang yang menahan pinggang permaisuri itu adalah... Kaisar.
__________
•
•
•
•
Jangan lupa vote dan komen ya;)
Maaf kalau masih banyak typo🙏
Tunggu kelanjutannya ya;)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Chasing Love in My Past
Historical Fiction[Bukan novel terjemahan] Kim Jisoo, gadis cantik yang menjadi idaman banyak pria. Namun, kehidupan pribadinya tak seindah yang dibayangkan oleh banyak orang. Ia selalu dibenci dan disalahkan atas kesalahan yang tak ia lakukan oleh ibu kandungnya sen...