Pagi yang cerah telah tiba, terdengar suara kicauan burung yang semakin menambah indahnya suasana pagi ini. Cahaya terang mentari kini menelisik masuk ke dalam kediaman bulan namun penghuninya sampai sekarang belum membuka matanya.
Ya, Jisoo masih bergelung dalam selimutnya, ia masih menikmati indahnya alam mimpi. Namun tak lama mata indah itu mengerjap guna menyesuaikan cahaya yang menelisik masuk kedalam matanya.
Perlahan Jisoo bangun dari tidurnya, berusaha mengumpulkan setengah nyawanya. Setelah itu ia beranjak dari tempat tidur untuk segera membersihkan diri dan bersiap-siap.
Hari ini Jisoo tidak ada kesibukan apapun. Sebenarnya ia sedikit bosan menjalani hari-harinya di disini. Disini hanya kegiatan itu-itu saja yang ia lakukan. Berbeda saat ia masih di zaman modern, di zaman modern ia tak pernah merasa bosan meskipun setiap harinya ia harus dipusingkan masalah kampus dan 'ibunya'. Tapi ia tetap betah dan nyaman tinggal dizaman modern.
Ia semakin bosan berada disini karena tidak ada aktivitas baru yang dapat ia kerjakan. Untuk berusaha mendekati kaisar? Tidak, Jisoo selalu malas jika harus berhadapan dengan kaisar dingin itu.
Seperti saat ini, Jisoo tengah bersantai di taman belakang kediaman bulan sembari menyesap sedikit demi sedikit tehnya. Pikiran Jisoo penuh berbagai rencana yang akan ia lakukan selama berada di zaman ini. Ia mencoba mencari hal baru yang dapat ia kerjakan, setidaknya untuk mengisi kebosanannya.
"Aku benar-benar bosan berada disini! Apa yang harus aku lakukan untuk menghilangkan rasa bosanku?"
"Apa aku harus pergi menemui kaisar dingin itu dan berusaha mendekatinya lagi? Tidak, aku sangat malas jika harus berhadapan dengan kaisar dingin itu!"
"Lalu apa yang harus lakukan?!"
"Apa aku harus datang ke kediaman phoniex untuk menemui ibu suri? Ah tidak! Jika aku bertemu dengan ibu suri nanti ia akan memaksa ku untuk dekat dengan kaisar dingin itu. Aku masih ingat betul permintaan ibu suri kemarin bahwa ia ingin segera memiliki cucu."
"Tidak! Aku tak akan lakukan itu."
"Lalu apa yang harus aku lakukan?!"
Itulah isi dari lamunan-lamunan Jisoo. Gadis itu terus melamun sembari menyesap tehnya.
"Aku tahu! Bagaimana kalau aku pergi berjalan-jalan diluar, pasti sangat menyenangkan!" Ucap Jisoo dengan semangatnya kala ide cermelang itu terlintas di benaknya.
Namun rasa semangatnya perlahan luntur kala teringat ia sedang berada dimana sekarang. Sekarang ia bukanlah seorang Kim Jisoo yang bebas pergi kemana saja ketempat yang ia mau, saat ini ia menempati tubuh seorang permaisuri yang pastinya setiap gerak-geriknya akan di sorot banyak orang.
"Apa yang harus kulakukan? Bagaimana caranya agar aku bisa keluar dari istana ini tanpa ada seorang pun yang tahu?" Gumam Jisoo.
__________
Sementara di ruang kerja kaisar terlihat sangat sunyi. Sang pemilik ruangan itu nampak berdiam melamun di meja kerjanya. Terlihat beberapa tumpukan kertas yang banyak di atas meja itu, namun kaisar Ming Kyun tak memiliki niatan untuk menyentuhnya.
Namun tak lama kasim Choi datang kehadapan kaisar.
"Hormat saya kepada yang mulia kaisar!" Ucap kasim Choi sembari agak membungkuk kan badan.
Kaisar Ming Kyun yang sedari tadi melamun langsung menormalkan ekspresinya kala kasim Choi memberi hormat.
"Bangunlah! Apa yang membuatmu datang kemari?" Ujar kaisar Ming Kyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Chasing Love in My Past
Historical Fiction[Bukan novel terjemahan] Kim Jisoo, gadis cantik yang menjadi idaman banyak pria. Namun, kehidupan pribadinya tak seindah yang dibayangkan oleh banyak orang. Ia selalu dibenci dan disalahkan atas kesalahan yang tak ia lakukan oleh ibu kandungnya sen...