Saat ini Jisoo berada tembok pembatas bagian belakang kediaman bulan. Tempat itu memang selalu sepi penjagaan karena terletak di bagian belakang kediaman dan jarang dikunjungi orang. Bahkan Jisoo saja terkejut saat menemukan tempat itu.
Kini Jisoo tengah berfikir bagaimana caranya agar ia bisa naik melewati tembok yang menjulang tinggi itu. Namun saat Jisoo tengah berfikir tentang cara ia melewati tembok ini, tanpa sengaja ia melihat pohon yang cukup rindang. Kebetulan pohon itu dahannya merapat dengan tembok pembatas tersebut.
Akhirnya tanpa pikir panjang Jisoo langsung menuju pohon tersebut dan mulai memanjat. Sebenarnya ia kurang yakin dengan apa yang ia lakukan sekarang, tapi mau bagaimana lagi tak jalan lain selain ini.
"Semoga saja aku tak terjatuh saat memanjat pohon ini." Batin Jisoo sebelum benar-benar mulai memanjat.
Jisoo nampak berusaha keras memanjat pohon yang lumayan tinggi itu. Bahkan Jisoo terpeleset sesekali kala pijakan nya tak tepat. Namun ia tak menyerah, ia tetap memanjat pohon itu hingga hampir mencapai puncak ketinggian tembok.
"Huh! Akhirnya aku sampai di ujung tembok ini!" Ucap Jisoo kala sampai di ujung tembok pembatas itu.
Namun usaha nya belum selesai. Kini Jisoo nampak bergidik ngeri kala melihat ke bawah. Ia berada di tempat yang cukup tinggi sekarang dan ia tak tahu bagaimana caranya turun kebawah.
"Bagaimana caranya aku turun? Apa aku melompat saja? Tapi ini sangat tinggi!" Monolog Jisoo.
"Baiklah ini sudah resikonya, Kim Jisoo!" Ucap Jisoo lalu ia melompat dari atas tembok pembatas itu.
Bugh...
Persis seperti dugaan Jisoo. Kini seluruh badannya terasa remuk karena bertabrakan langsung dengan tanah yang keras.
"Awh... Badanku terasa sakit semua! Lain kali aku akan mencari jalan lain saja jika ingin kabur dari istana." Ucap Jisoo sembari bersusah payah berdiri.
Setelah berusaha menetralkan rasa sakit nya, Jisoo mulai berjalan meninggalkan tempat itu. Awalnya memang ia berjalan didekat keramaian pasar dan pemukiman penduduk. Jisoo sangat senang dan melupakan rasa jenuhnya sementara.
Jisoo sangat senang berjalan-jalan diluar istana sampai-sampai ia lupa waktu. Jisoo tak sadar bahwa hari sudah mulai gelap.
Jisoo memutuskan untuk kembali ke istana. Ia terus berjalan mengikuti jalan setapak yang menurutnya adalah jalan yang sama saat dia datang tadi.
Setelah sekian lama berjalan Jisoo belum juga sampai ketempat ia pertama kali pergi tadi. Malahan sekarang Jisoo hanya melihat pohon disekitarnya ditambah hari yang sudah gelap.
"Sebenarnya aku ada dimana? Mengapa aku bisa ada di hutan seperti ini? Apa aku benar-benar tersesat?" Gumam Jisoo dengan raut wajah yang berubah panik.
Namun Jisoo tak menyerah, ia tetap berjalan mencari arah pulang meskipun kakinya terasa kaku dan mati rasa karena seharian penuh berjalan kaki.
Akhirnya Jisoo menyerah, ia memutuskan untuk beristirahat dibawah pohon yang cukup rindang. Namun sebelum itu ia mencoba mencari ranting kering dan batu untuk membuat api unggun.
"Kau bodoh Kim Jisoo! Bagaimana bisa kau mengambil tindakan tanpa berfikir tentang akibatnya?!" Gerutu Jisoo meruntuki dirinya sendiri.
"Siapapun tolong aku!" Lirih Jisoo.
____________
Keadaan istana malam ini berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Pasalnya seluruh penghuni istana kini digegerkan dengan kabar menghilangnya permaisuri.
Ibu suri bahkan panik setengah mati kala mengetahui kabar tersebut. Sampai-sampai ibu suri meminta seluruh pasukan jenderal Qi untuk mencari permaisuri. Namun permintaan ibu suri ditolak keras oleh kaisar Ming Kyun.
Ibu suri sangat bingung dengan keputusan anaknya yang berstatus kaisar itu. Bagaimana mungkin anaknya itu menolak permintaan nya untuk mengerahkan pasukan?
"Apa yang ada di dalam pikiranmu itu? Kenapa kau melarang pasukan jenderal Qi untuk mencari permaisuri?!" Tanya ibu suri dengan nada suara yang meninggi.
"Ibunda, bukan begitu! Hanya saja-"
"Hanya saja apa?! Kau ingin permaisuri dalam bahaya? Kau ingin permaisuri menderita?" Sambar ibu suri.
"Bunda, jangan potong uca-"
"Memangnya kenapa?! Apa kau tahu, kau adalah laki-laki terbodoh di dunia karena kau menolak wanita secantik dan sebaik permaisuri Shui Lian! Aku juga tak habis fikir bagaimana bisa seorang laki-laki bodoh sepertimu menjadi seorang kaisar!" Ucap sinis ibu suri.
Sementara kaisar Ming Kyun hanya menghela nafas nya pelan. Kejadian ini sudah ia duga. Jika ia memberi kabar menghilangnya permaisuri, pasti ibu nya itu akan marah besar.
"Bunda, dengarkan Ming Kyun dulu! Aku melarang ibunda untuk mengerahkan pasukan karena aku ingin mencari keberadaan permaisuri sendiri. Aku sendiri yang akan turun tangan, jadi ibunda tenang saja!" Jelas kaisar Ming Kyun.
Ibu suri diam sejenak, kemudian ia kembali menatap lekat mata laki-laki yang berstatus anaknya itu.
"Baiklah, kalau begitu cari permaisuri sekarang!" Pinta ibu suri sembari membuang pandangannya ke sembarang arah.
"Tapi ibunda, ini sudah malam. Tidakkah sangat berbahaya kalau aku mencarinya sekarang?" Ucap kaisar Ming Kyun dengan wajah memelasnya.
"Tidak! Kau harus mencari dan menemukan menantuku itu sekarang juga! Jika tidak maka aku sendiri yang akan mencari nya malam ini!" Ancam ibu suri dengan tatapan tajam yang mengintimidasi.
"Baiklah ibunda, aku berangkat sekarang." Sahut kaisar Ming Kyun pasrah.
Malam itu juga kaisar Ming Kyun pergi seorang diri mencari keberadaan permaisuri. Bukan tanpa alasan ia pergi sendiri mencari permaisuri. Ia akan memberi kejutan pada permaisurinya itu jika mereka sudah bertemu.
___________
Kaisar Ming Kyun menyusuri tiap sudut pasar dan pemukiman warga dengab teliti. Mata tajam nya itu menelisik satu persatu tempat tanpa melewatkan apapun.
Namun nihil, ia sama sekali tak menemukan permaisuri di pasar maupun pemukiman warga.
"Arghh.... Sebenarnya kemana wanita itu?! Membuat orang khawatir saja!" Ucap kaisar Ming Kyun frustasi karena tak kunjung menemukan permaisuri.
Tapi ia tak menyerah, ia tetap menyusuri pemukiman itu sampai ia tiba di depan hutan yang cukup lebat. Awalnya kaisar hanya memeriksa pinggiran hutan saja tapi karena tak menemukan apapun kaisar memutuskan untuk memasuki hutan tersebut.
Tak lama setelah kaisar Ming Kyun memasuki dan menyusuri area hutan tersebut, ia mendapati sebuah cahaya dari api. Tanpa pikir panjang kaisar Ming Kyun langsung menghampiri tempat asal cahaya api tersebut.
"Kau!" Pekik kaisar Ming Kyun kala sampai didekat api unggun itu dab mendapati permaisuri yang tengah duduk disebelah api unggun tersebut.
Merasa ada orang disekitarnya Jisoo langsung mendongak kan kepalanya. Entah ia harus senang atau takut saat mengetahui sumber suara itu adalah suaminya.
"Ya-yang mulia?" Ucap Jisoo terbata-bata. Entah mengapa ia merasa gugup sekarang. Dengan cepat Jisoo berdiri dari duduknya tapi ia menunduk kan kepalanya tak berani menatap kaisar.
"Bagaimana bisa kau berada dihutan yang gelap seperti ini?" Tanya kaisar Ming Kyun dengan tatapan penuh selidik.
"Sa-saya-"
___________
•
•
•
•
Jangan lupa vote dan komen ya;)
Maaf kalau masih banyak typo🙏
Maaf kalau cerita nya gk nyambung ya🙏🥺
Tunggu kelanjutanya ya;)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Chasing Love in My Past
Historical Fiction[Bukan novel terjemahan] Kim Jisoo, gadis cantik yang menjadi idaman banyak pria. Namun, kehidupan pribadinya tak seindah yang dibayangkan oleh banyak orang. Ia selalu dibenci dan disalahkan atas kesalahan yang tak ia lakukan oleh ibu kandungnya sen...