Episode 5 - You Never Know!

4K 381 33
                                    

Nihh author kasih double up;)
Happy Reading🌸

Disalah satu ruangan rumah sakit terlihat ada seorang gadis yang terbaring tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit. Wajah gadis itu sangat pucat dan nampak sangat lemah. Ya, gadis itu adalah Jisoo.

Hari terus berganti namun tak ada tanda-tanda Jisoo membuka mata. Sudah hampir satu minggu Jisoo tak sadarkan diri. Satu minggu yang lalu seseorang menemukan Jisoo tak sadarkan diri di pinggir jalan dan dalam keadaan basah kuyup. Karena tak tega, akhirnya orang itu membawa Jisoo ke rumah sakit agar segera mendapat perawatan rumah sakit.

Saat ini Jisoo berada di ruangan rumah sakit. Awalnya ruangan itu nampak sepi dan senyap, namun beberapa saat kemudian pintu ruangan itu berdecit terbuka.

Setelah pintu itu terbuka, nampaklah seseorang dengan memakai setelan jas pernikahan yang berdiri di ambang pintu.

Orang itu langsung berlari menuju ranjang Jisoo. Matanya seketika berlinangan dengan air mata.

"Jisoo! Akhirnya aku menemukanmu! Sudah satu minggu ini aku mencari mu tapi tak mendapat kabar apapun, maafkan aku Jisoo! Maafkan aku yang tak bisa menjagamu!" Ucap orang itu yang tak lain adalah Lee Yeong.

Di genggam eratnya tangan Jisoo. Matanya terus mengalir deraian air mata.

Tak jauh dari Lee Yeong, berdiri seorang pria yang seumuran dengan Lee Yeong. Pria itu adalah Hyungsuk, teman dekat Lee Yeong dikampus. Pria itu tampak menatap haru kearah Lee Yeong yang menangis disamping Jisoo.

Hyungsuk menyesal karena baru memberitahu Lee Yeong tentang Jisoo. Jika saja Hyungsuk tahu sejak awal kalau Jisoo adalah orang yang dicintai Lee Yeong, ia pasti akan langsung menghubungi Lee Yeong begitu ia menemukan Jisoo di pinggir jalan waktu itu.

"Lee Yeong, maafkan aku! Jika saja aku tahu dari awal kalau gadis itu adalah orang yang kau cintai, pasti sejak awal aku menemukannya aku akan langsung memberitahumu. Maaf kan aku, Lee Yeong!" Ucap Hyungsuk.

Lee Yeong menghentikan tangisnya lalu ia menatap Hyungsuk.

"Tak apa, Hyungsuk. Terimakasih karena telah memberi tahu ku tentang ini! Jika mungkin kau tak memberitahuku hari ini, mungkin aku bisa mati bunuh diri." Ujar Lee Yeong.

"Jangan ucapkan itu, Lee Yeong! Jangan pernah berkata kalau kau akan mengakhiri hidupmu!" Ucap Hyungsuk.

Lee Yeong hanya tersenyum mendengar ucapan Hyungsuk. Pikirannya saat ini dipenuhi dengan kekhawatiran tentang keadaan Jisoo. Gadis itu pasti sangat menderita saat ini.

Tak lama, tiba-tiba Jianli dan Joona datang dengan wajah kesal. Saat tiba didekat Yeong, Joona langsung menarik kasar tangan Lee Yeong yang membuat sang empu terkejut.

"Apa yang kau lakukan?" Bentak Lee Yeong saat tangannya tiba-tiba ditarik Joona.

Joona menatap tajam manik mata Lee Yeong. Sementara Hyungsuk langsung keluar ruangan kala melihat kedua wanita itu datang.

"Kita harus lanjutkan acara pernikahan kita! Apa kau mau membuat keluarga kita malu dengan pergi tiba-tiba saat pernikahan?!" Ucap Joona dengan nada yang tak kalah tinggi.

"Ckck... Pernikahan? Pernikahan apa yang kau bicarakan?! Aku tak akan sudi menikah dengan orang egois seperti kau! Seorang kakak yang tega nengusir adiknya yang tengah sekarat! Mana mungkin aku mau menikah dengan orang seperti itu!" Balas Lee Yeong dengan perkataan yang sangat menusuk Joona.

"Kau lebih membela dia?! Aku adalah calon istrimu dan kau seharusnya membelaku! Dia telah mencoba merebutmu dariku dan kau pikir aku akan diam saja?!" Kini Joona yang membentak Lee Yeong.

Sementara pria itu malah memalingkan wajahnya seraya terkekeh jijik.

"Ya! Aku lebih membela Jisoo karena dia adalah GADIS YANG KUCINTAI!! Asal kau tahu, aku dan Jisoo sudah saling mengenal sejak SMA dan kami sudah memiliki hubungan sebelum aku bertemu denganmu! Selama ini Jisoo selalu bercerita padaku tentang semua penderitaannya, dia selalu bercerita kalau 'kakaknya' adalah orang yang baik dan selalu membelanya. Tapi apa? Kakaknya justru orang yang egois yang hanya memikirkan kebahagiaan nya!" Ucap Lee Yeong panjang lebar.

Sementara Joona hanya menyimak semua yang dibicarakan Lee Yeong tanpa ada niat untuk memotong pembicaraannya.

"Kau bahkan tak tahu rahasia terbesar yang disembunyikan Jisoo dari semua orang! Memang dari luar ia nampak sehat dan bahagia tapi didalam tubuhnya yang rapuh terdapat sejuta luka!" Sambung Lee Yeong dengan mata yang mulai berair. Ia terbayang semua penderitaan yang harus Jisoo tanggung dan harus Jisoo hadapi setiap harinya. Tapi gadis itu tampak tegar menghadapi semua penderitaan yang ada dalam hidupnya.

"Maksudmu rahasia apa?!" Tanya Joona sembari mengguncang bahu Lee Yeong.

Mendengar pertanyaan Joona, Lee Yeong langsung menoleh kearah Jisoo, lalu ia kembali duduk disamping ranjang Jisoo. Di genggamnya tangan rapuh Jisoo. Air mata pria itu menetes di tangan Jisoo.

"Katakan Lee Yeong! Rahasia apa yang disembunyikan Jisoo?!" Tanya Joona yang benar-benar penasaran tentang rahasia yang disembunyikan Jisoo.

Lee Yeong tampak menghela nafas berat sebelum menjawab pertanyaan Joona.

"Dia mengidap penyakit kanker rahim stadium akhir dan sudah kronis dan hidupnya tak akan lama lagi" Ucap Lee Yeong ditemani dengan tetesan air mata yang mengalir dipipinya.

Joona dan Jianli terkejut dengan berita ini. Tubuh Jianli lemas dan ia langsung ambruk karena terkejut. Sementara Joona menggeleng tak percaya. Air mata Joona dan Jianli luruh seketika. Di pandangnya Jisoo yang terbaring tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit, air mata kedua wanita itu kembali mengalir deras.

"Ini tidak mungkin!" Lirih Jianli.

"Jisoo, nggak mungkin!" Lirih Joona.

Lee Yeong menatap kesal kedua wanita yang sudah banjir air mata itu.

"Kenapa?! Kalian sedih dengan kabar ini atau justru kalian senang karena orang yang sama-sama kalian benci akan tiada!" Ucap Lee Yeong dengan nada mengejek.

Namun kedua wanita itu tak menjawab. Mereka berdua hanya diam dan menangis.

Namun tak lama terdengar suara dari alat pantient monitor.

Sontak semua yang ada diruangan itu mengalihkan pandangan mereka ke alat pantient monitor Jisoo. Semua orang panik seketika dan kalang kabut memanggil dokter.

"Jisoo, bertahanlah!" Ucap Lee Yeong sembari menggenggam erat tangan Jisoo.

Tak lama dokter datang dan langsung memeriksa keadaan Jisoo. Raut wajah dokter itu nampak sedih.

"Maaf, pasien sudah tiada." Ucap dokter itu.

Semua tak percaya dengan keadaan ini tapi ini adalah kenyataan.

Air mata Lee Yeong mengalir deras melepas kepergian Jisoo. Jianli dan Joona juga tak kalah terpukul atas meninggalnya Jisoo. Kedua wanita itu merasa bersalah pada Jisoo, mengingat perbuatan mereka yang buruk pada Jisoo.

Namun nasi telah menjadi bubur. Gadis yang hidupnya dipenuhi dengan penderitaan itu telah tiada. Tanpa mengatakan selamat tinggal, gadis itu meninggalkan luka di hati orang-orang yang ia sayangi.

___________

Next chapter udah masuk ke masa lalu ya;)
Jangan lupa vote dan komen:)
Maaf kalau masih banyak typo🙏
Tunggu kelanjutannya ya;)

I Am Chasing Love in My PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang