"Kenapa tangan lu Rin?" Tanya Devan yang tidak sengaja bertemu dikantin.
"Tadi gua mecahin gelas Van, trus kena tangan gua deh" Jawabku sendu.
"Lain kali hati-hati, kalo kerja matanya dibuka jangan merem terus". Kata Devan meledek dan memang mataku sipit apalagi pas tertawa mataku hilang.
"Sialan, berengsek lu" Jawabku kesal.
Tiba-tiba ada yang datang dan duduk tepat disampingku.
"Tangan lu parah ga Rin? " Tanya Hanna yang mengagetkanku. Ekspresiku seketika berubah, aku segan jadinya dengan Hanna. Keadaan jadi canggung dan Devan pun menyadarinya.
"Gak parah kok Kak, maaf tadi aku gak sengaja ngejatohin—".
"Santai aja" Kata Hanna memotong. "Lu tadi kerja bagus tapi lebih hati-hati lagi jangan teledor dan besok gak boleh telat!" Sambungnya.
"Iya Kak" Jawabku.
Hanna langsung pergi begitu saja dan gabung dengan temannya.
"Keren!!!" Kata Devan melirik Hanna.
"Keren apanya dari awal dateng gua dimarahin mulu sama dia" Jawabku ketus.
Tiba-tiba Hanna melihat ke arah kami. Beberapa detik saja dan dia kembali ngobrol dengan teman-temannya. Devan tersenyum melihatnya dan membuatku kesal.
Jam istirahat sudah selesai dan aku kembali ke Bar. Disana ada laki-laki yang tadi membereskan bekas keteledoranku.
"Kamu trainee baru ya? " Tanya dia sambil memotong kulit buah jeruk untuk garnish. Ternyata dia setampan itu sampai terbuka mulutku dibuatnya. Kulitnya yang eksotis dan badannya yang atletis membuatku setengah meninggal.
"Iya Kak, nama saya Arin dari Jakarta" Jawabku sumringah.
"Saya Jul, boleh juga Juli atau Putu" Jawabnya dengan senyuman maut.
"Emang nama asli Kakak apa? Kok banyak banget panggilannya?" Tanyaku kepo.
"I Putu Gede Juliantara, kalo temen-temen Bali mereka biasanya manggil Putu kalo yang lainnya Juli. Nametag saya juga Juli, panggil Bli Juli aja" Jawabnya sambil tertawa elegan.
"Oke deh Bli Jul" Kataku sambil tersenyum.
Hanna pulang setelah jam istirahat selesai karena jadwalnya hari ini split dan Juli midle secara dia adalah seorang Bar Captain. Aku dan Juli siang ini sibuk melayani permintaan minuman seperti cocktail, moctail, atau juice.
Bali cerah hari ini, tugasku mengantarkan minuman ke meja tamu dan Juli yang membuat minuman. Sekali-kali dia mengajariku bagaimana cara melayani tamu dengan benar. Squence Of Service-nya bagaimana. Rasanya senang sekali kerja dengan Juli sampai tak terasa waktu pulangpun tiba.
"Hayu Rin, balik!" Kata Devan yang sengaja menjemputku ke Pool Bar.
"Udah jam yah? yaudah hati-hati Rin" Kata Juli yang sedang membereskan botol minuman.
Devan menarik tanganku dan langsung membawa keluar. "Gua duluan yah Bang!" Ucap Devan kepada Juli.
"Oke Bro!" Juli menjawab dengan santainya.
Kami pun pulang ke kost. Hari pertama membuatku pusing ingin rasanya cepat selesai training dan liburan keliling Bali. Setiba di kosan aku, langsung mandi, makan dan siap-siap tidur karena besok harus datang lebih awal takutnya di semprot lagi sama nenek sihir.
'Jeglekkk'
Pintu kamarku ada yang buka dan ternyata Devan yang masuk.
"Ngapain lu malem-malem masuk kamar orang?" Omelku ketus.
"Lu sabtu minggu libur kan? Gua juga. Tar gua mau ajakin lu main ke pantai, mau ga?" Tanya Devan sambil duduk dikasurku.
"Okeeee, tapi lu keluar sekarang juga gua mau tidur?"Aku mendorong Devan keluar kamar dan melanjutkan tidurku yang tertunda.
*********
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA GUYSTERIMAKASIH
KAMU SEDANG MEMBACA
KARINA & DEVAN [COMPLITED]
Teen Fiction[REMAJA DEWASA 16+] Waktu, Rasa dan Logika Semesta Tak Pernah Salah Memberi Menceritakan tentang Karina yang menyukai adik ipar kakaknya. Dibalut dengan latar Perhotelan di Bali. Akankah cinta Karina akan berhasil? [ON GOING]