4 : Red Sangria

446 35 9
                                    

Hari ini aku masuk kerja seperti biasa hari yang menyenangkan dan mulai kenal dengan beberapa teman baru dari berbagai departemen rasanya aku mulai betah dan membiasakan diri dengan orang-orang disini.

Aku mulai terbiasa dengan kekejaman Hanna saat dia bicara dan tetap selalu ada malaikat penolong yaitu Juli. Dia selalu fokus dalam bekerja tapi santai, hanya Juli yang membuat aku bertahan di Pool Bar. Ada satu orang lagi di  Bar yaitu pak Kadek, umurnya sudah lumayan tua dan dia sangat disegani semua orang. Aku tak begitu dekat dengannya tapi dia cukup baik dan profesional karena dia Supervisior Bar.

Hari jumat pun tiba, hari terakhir sebelum aku dapat hari libur. Rasanya badanku pegal-pegal karena badanku belum terbiasa bekerja terus-terusan setiap hari. Hari ini Bali sangat panas rasanya seperti ada 3 matahari siang ini. Hanna dan aku masuk pagi, Juli masuk sore dan yang Midle ada Pak Kadek.  Sekarang sudah jam 2 menunggu jam 4 rasanya lama sekali. Hanya aku dan Juli yang di Bar, Hanna sedang inventory dengan pak Kadek. Tiba-tiba ada tamu datang.

"Selamat siang, Selamat datang di Pool Bar". Dengan senyumku menyambut tamu."Untuk berapa orang pak?" Tanyaku.

"Berdua aja Mba"

Aku mempersilahkan tamunya duduk menghadap kolam renang utama yang besar dan bagus. Terdapat waterfall besar diujung kolam renang  dan sebelah kiri menghadap ke pantai. Di sekeliling pantai terdapat pohon jepun warna –warni Sungguh pemandangan Khas Bali yang indah.

Aku memperkenalkan diri kepada tamu dan memberi menu kepada mereka. Setelah sedikit berbincang-bincang tentang liburan akhirnya mereka memesan.

"Rin, saya order Pizza Margherita yah minumnya Red sangria sama Pina colada! "

"Baik Pak, saya ulangi lagi pesanannya. 1 Pizza Margherita, 1 Red Sangria, 1 Pina colada. Ada tambahan lainnya Pak?" Ucapku memastikan.

"Ga ada, itu dulu" Jawab tamu.

"Baik Pak, mohon ditunggu orderannya. Kalau Bapak butuh sesuatu panggil Arin aja ya Pak. Terimakasih"

Dengan segera aku menyetorkan orderanku ke Juli agar cepat bias dimasukan orderannya ke Micros.

Juli dengan segera membuat orderan minumannya dan aku menyiapkan cutleries dan condiment untuk Pizza. Tidak menunggu lama minumanpun jadi, Pina colada berwarna kuning muda memang menggoda tapi Red Sangria sangat menarik perhatianku. Warnanya yang merah cantik ditambah irisan strawberry dan lemon dengan garnish daun mint. Paduan warna yang sempurna ditambah Wine Glass-nya yang cantik sampai mataku tak bisa beralih dari kecantikan Red Sangria.

"Rin jangan diliatin terus, anterin nae". Kata Juli meledek.

"Bli sumpah ini minuman tercantik yang pernah aku lihat". Mataku tetap tertuju pada Red Sangria.

"Kamu mau Rin? nanti aku bikinin tapi anterin dulu minumannya tar tamunya complain kelamaan". Kata Juli sambil tertawa. Aku langsung mengantarkan minumannya ke meja tamu dan kembali lagi ke Bar. Aku lihat Juli sedang  membuat Red Sangria.

"Kebetulan aku punya Red Wine lebih dari supplier, aku bikin sangria se-jug biar kamu puas Rin sekalian buat Hanna sama Pak Kadek, by the way Rin kamu kan masih sekolah emang boleh minum alkohol?" Tanya Juli.

"Aku yah Bli minum alkohol dari SMP, gini-gini udah biasa Bli minum begituan." Jawabku asal padahal belum pernah minum alkohol sama sekali tapi demi Red Sangria berani berbohong.

Juli mengernyitkan dahinya dan mendekatiku."Nakal kamu yah". Kata Juli sambil mengacak-acak pelan rambutku. Matanya yang sipit sama denganku dan senyumnya yang menawan. Parfumnya yang wanginya seperti mengajak berumah tangga. Sepertinya ada sesuatu terjadi dalam hatiku yang tak bisa dijelaskan.

"Bli tapi itu manis kan?" Tanyaku. Juli tertawa melihat tingkahku. "Oke nanti aku bikin lebih manis, semanis kamu". Jawabnya sambil tertawa kecil. Aku tersipu malu dibuatnya.

Tak lama kemudian Red Sangria pun jadi.

"Nih udah jadi, jangan di habisin yah". Kata Juli memberikan ku satu jug penuh.

Kemudian datanglah Devan membawa Pizza orderan tamu. Tak banyak bicara kemudian Juli mengambilnya dan menyajikannya di meja tamu. Devan pun kembali ke tempat kerjanya. Aku mulai mencoba minumannya. Awalnya agak sedikit aneh dan pahit tapi agak sedikit manis juga. Sedikit demi sedikit aku minum biarpun sedikit pusing tapi aku sangat terobsesi dengan minuman yang satu ini. Tak lupa aku memakan strawberi yang ada di dalam minumnya itu. Segar sekali manis asam dan sedikit pahit.

Juli asik mengobrol dengan tamu sampai lupa dia meninggalkanku di Bar. Cuaca sore yang panas memang butuh penyegaran. Aku jongkok di pojokan chiller,tak terasa aku menghabiskan setengah jug Red Sangria dan sebenarnya aku masih mau tapi mengingat Juli bilang itu juga buat Hanna dan Pak Kadek jadi aku berhenti minum. Saat aku berdiri kok rasanya pusing dan aku gak bisa mengontrol badanku sendiri. Jangan-jangan ini yang namanya Tipsy. Waw keren akhirnya aku merasakan juga. Aku pun tertawa sendiri kemudian Juli pun datang.

"Gimana, enak?" Tanya Juli.

"Mantapppp Bli" Jawabku. Juli menatapku tajam. Mataku sudah merah dan badanku ,mulai gak kontrol.

"Are you okay?" Tanya Juli lagi.

"Uuoooookkk" Perutku mulai mual tapi tak sampai muntah karena aku tahan. Juli mulai panik, Hanna pun kembali dari gudang. Melihat keadaanku Juli mulai takut kalau nanti ketahuan manager minum sampai mabuk di jam kerja bisa-bisa nanti kita kena masalah.

"Han, gua minta tolong!" Kata Juli.

"Kenape lu?" Kata Hanna sambil melihatku.

"Itu makanya gue mau minta tolong, tadi Arin minum kebanyakan takutnya nanti ketauhan manager. Lu anterin Arin ke loker trus anterin dia ke mobil gue. Biar gue yang anter Arin" Kata Juli memohon.

"Ah sialan lu ga ada otak, nyusahin gua aja!" Kata Hanna. Dia memapahku sepanjang perjalanan ke loker dia ngomelin aku. Tapi karena lagi tinggi aku gak terlalu dengerin dia sih. Sudah beruntung dia mau nganterin aku. Langit sudah mulai mendung tanda mau hujan.

                                **************

JANGAN LUPA KOMEN DAN VOTE YAH
TERIMAKASIH

KARINA & DEVAN [COMPLITED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang