Hey you, I'm in love with your eyes
And the sound of your name
Hey you, I'm in love with your smile
And the way you're dressed today
Hey you, well I like the way you walk
Just like a star moves on stage
And the way you're dressed today
Hey you, well I like the way you talk
Youre really calm for your age
Aku mendengar suara musik yang kencang, lagu Scorpions favorit Devan. Aku membuka mataku dan badanku rasanya sakit semua. Saat aku membalikan badanku ke kanan baru aku sadar, ini bukan kamarku.
"Vaaannn kok gua disini? " Teriakku. Devan yang berada di kursi luar tiba-tiba masuk kamar.
"Ehh Tuan Putri udah bangun. Kamar lu semalem bau busuk. Gak mungkin kan lu tidur semaleman nyiumin bau bangke!" Jawab Devan.
"Maksudnya?" Tanyaku.
"Berapa kali lu muntah anjir, nyusahin aja. Gua udah anterin ke laundry sprei baju sama sarung bantal lu. Gua udah pel lantai lu sama gua udah jemur kasur sama bantal lu". Omel Devan.
Aku langsung menunduk dan melihat bajuku. Sekarang aku memakai daster tidurku dan tanpa BH.
"Ehh siapa yang ganti baju gua?" Tanyaku kaget.
"Gua lah siapa lagi" Jawab Devan dengan percaya dirinya.
"Berarti lu liaatttt?" Kataku kesal.
"Dikitttt" Jawab Devan sambil terbahak-bahak. "Gak lah Rin, gua sambil merem kok beneran, suerr sueerrr" Sambungnya mengejek.
Aku hanya bisa kesal tak percaya bagaimana bisa Devan melakukan itu. Kemudian mataku melotot mengingat kejadian semalam. Aku memegang bibirku sambil bertanya-tanya dalam hati. Semalam aku melakukan apa sama Devan. Tapi aku merasa Devan yang semalam itu bukan Devan, yang aku kenal Devan kasar dan gak mungkin banget Devan meluk aku sampai selembut itu. Aku bingung apakah itu mimpi atau nyata atau aku mabuk parah sampai berhalusinasi.
"Van, kemarin lu brantem sama Juli kenapa lu—"belum selesai aku bicara Devan sudah pergi dengan senyuman misteriusnya.
Aku baru teringat Juli, apa kabar dia sekarang. Kenapa Devan pukul Juli? Jangan-jangan gara-gara kemarin aku minum.
Aku pulang ke kamarku dan langsung mandi.
Handphone ku berbunyi ternyata Dahlia menelponku."Hallo, Rin kamu baik-baik aja kan?" Tanya Dahlia.
"Baik kok Li, kamu libur kan hari ini?" Kataku.
"Libur, sini main ke kost aku. Bentar lagi aku jemput yah" Kata Dahlia.
"Oke" Jawabku.
Setelah makan aku siap-siap dandan yang cantik karena mau main ke kost Dahlia.
"Kemana lu?" Tanya Devan mengintip dari balik pintu.
"Dihhhh kepo. Gua mau ke kost Dahlia dulu bentar". Kataku sambil mencatok rambut.
"Lu dah janji sama gua kalo libur mau ke pantai" Kata Devan.
"Jam berapa ini, baru jam 2. Yang ada gosong kulit gua ke pantai jam segini. Bentar aja kok, nanti gua balik jam 4 lah" Jawabku.
Tak lama Dahlia pun datang menjemputku dan kami pergi. Sebelum ke kost kami membeli beberapa camilan dan juga rujak untuk menemani gossip.
Setelah di kost Dahlia aku langsung interogasi Dahlia. Apa yang terjadi kemarin sampai Devan pukul Juli.
Dahlia menceritakan setelah Juli jatuh tersungkur menimpaku, Juli membalas pukulan Devan. Mereka baku hantam sampai bapak kost dan tetangga kost yang lain melerai. Juli lumayan babak belur dibuat Devan. Juli pulang dengan darah dihidungnya, begitu pun Devan yang bibirnya berdarah. Aku menanyakan pada Dahlia kenapa bisa-bisanya Devan pukul Juli. Dahlia sempat tanya Devan kenapa dia begitu. Devan menjawab dia tak suka Juli memberiku minuman alkohol apalagi sampai mabuk.
Dahlia juga bercerita kalau dia dan Devan yang beresin kost aku dan Dahlia yang mengganti bajuku. Syukurlah badanku masih suci belum dilihat lelaki manapun.
Memang benar Devan bertanggung jawab menjagaku. Itu adalah amanat orang tuaku. Tapi, kenapa sampai pukul-pukulan. Lagian itu semua salahku yang berbohong sama Juli, aku bilang aku udah biasa minum padahal belum pernah sama sekali. Aku makin kepikiran sama Juli. Aku mencoba menelponnya tapi tak bisa, nomornya tidak aktif.
Aku meminta Dahlia mengantarku ke Hotel, aku tau Juli masuk pagi sekarang dan aku harus menemuinya untuk minta maaf. Dahlia mengantarku ke parkiran Hotel dan kami menunggu Juli di depan mobilnya. Setelah satu jam menunggu Juli belum keluar juga padahal ini sudah jam 5. Harusnya dari sejam yang lalu dia sudah pulang. Aku menyuruh Dahlia pulang saja karena pacarnya sudah menunggunya untuk malam mingguan.
**********
Devaann Devaaan sangat meresahkan, tapi apakabar Juli??
JANGAN LUPA KOMEN DAN VOTE YA GUYS,
TERIMAKASIH
KAMU SEDANG MEMBACA
KARINA & DEVAN [COMPLITED]
Teen Fiction[REMAJA DEWASA 16+] Waktu, Rasa dan Logika Semesta Tak Pernah Salah Memberi Menceritakan tentang Karina yang menyukai adik ipar kakaknya. Dibalut dengan latar Perhotelan di Bali. Akankah cinta Karina akan berhasil? [ON GOING]