'Tokk Tokk Tokk '
Happy birthday Arin
Happy birthday Arin
Happy birthday
Happy birthday
Happy birthday Arin
Nyanyian Dahlia dan Juli terasa nyaring dipertengahan malam, sesaat setelah aku membuka pintu setengah sadar. Mereka membawa kue ulang tahun berisikan lilin dengan angka 17. Tak lupa mereka membawa kado untukku. Bahagia sekali rasanya masih ada yang peduli denganku, tapi tetanggaku yang yang ulang tahunnya beda sehari denganku nampaknya tidak terganggu. Kamarnya gelap dan tenang padahal keributan Dahlia cukup untuk membangunkan seluruh warga kost.
Aku, Juli dan Dahlia memakan kue ulang tahunnya sambil aku membuka kado dari mereka.
Dahlia memberiku tas branded yang harganya lumayan, padahal aku tak berharap apapun dari dia. Sedangkan Juli dia memberiku jam tangan mahal. Aku kaget dibuatnya, teman-temanku ternyata sultan semua.
"Panjang umur, sehat selalu, banyak rezeki ya Rin, Amiin." Ucap Dahlia mendoakanku.
"Makasih Li." Jawabku bahagia.
"Semoga kamu makin dewasa ya Rin, jangan nakal-nakal." Ucap Juli sambil mengelus rambutku.
Setelah kepulanganku dari Jakarta, tak ada yang berubah dari Juli. Dia tetap dekat denganku dan menungguku membuka hati. Juli tipe orang yang berpikiran terbuka dan tidak mengekang. Tidak harus menghubungiku setiap waktu atau harus selalu jalan-jalan denganku. Juli hanya menyayangiku dan membiarkan aku jadi diri aku sendiri tanpa meminta apapun dariku. Itu lah yang membuatku nyaman dengannya.
Sayangnya, aku dan Juli beda batch di acara gathering. Tapi, aku dan Dahlia berangkat di tanggal 4 jadi aku tak terlalu sedih. Ajaibnya, Devan juga berangkat tanggal 4. Horaayy!
Jam 8 pagi kami semua berkumpul di parkiran hotel menunggu bis jemputan tiba. Aku tak bisa lepas dari Dahlia karena dia sudah menjadi soulmate-ku di Bali. Entah kenapa hari ini aku sangat bersemangat, mungkin karena ulangtahunku.
Semua kebutuhan camping telah di siapkan oleh panitia. Dari bar, Hanna yang bertugas menjadi panitia. Hanna terlihat lebih lincah hari ini, memegang pengeras suara dan mengatur seluruh peserta acara. Badannya yang kurus dan tak terlalu tinggi tapi suaranya sangat berat dan nyaring. Inner beauty-nya terpancar saat dia sedang berbicara. Sangat menarik melihat wajahnya yang hitam manis dengan karakter tegasnya. Apa yang apa padanya berbanding terbalik denganku.
Rentetan 3 Jet bus melaju dengan kencang, semua anak F&B berada dalam 1 bis yang sama. Aku duduk dengan Dahlia di kursi depan. Aku tak bisa menemukan Devan, mungkin dia di belakang dengan anak-anak berisik lainnya. Mereka memainkan gitar dan memukul Jimbe sepanjang perjalanan, menyanyi dan tertawa. Aku lebih fokus memandangi pemandangan yang tak bisa aku lihat di Nusa Dua.
Belokan belokan tajam di Bedugul membuatku takut tapi aku suka melihat pohon-pohon besar yang daunnya hampir memakan badan jalan. Danau Buyan mulai terlihat ujungnya, senang sekali rasanya. Orang-orang dalam bis mulai berteriak kegirangan karena sebentar lagi sampai tujuan.
Danau hijau kebiruan terhampar luas, seluas pandangan. Udara dingin menusuk sampai kedalam sumsum tulang. Beruntungnya hari ini cerah dan belum turun hujan sejak kemarin. Aku menginjakan kaki di rumput hijau. Ku hirup udara dalam-dalam sampai paru-paruku penuh. Rasanya segar sekali.
Tenda-tenda berdiri kokoh dari yang kecil sampai yang besar, semua nama telah diatur, tenda yang mana yang akan menjadi tempat istirahat masing-masing. Aku satu tenda dengan Dahlia dan Hanna, bukan berita baik tetapi bukan berita buruk juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARINA & DEVAN [COMPLITED]
Teen Fiction[REMAJA DEWASA 16+] Waktu, Rasa dan Logika Semesta Tak Pernah Salah Memberi Menceritakan tentang Karina yang menyukai adik ipar kakaknya. Dibalut dengan latar Perhotelan di Bali. Akankah cinta Karina akan berhasil? [ON GOING]