Akhirnya hari yang dinanti akan segera tiba, besok aku dan Devan pulang ke Jakarta. Aku berencana membeli sedikit oleh-oleh untuk orang rumah.
"Vaan anterin beli oleh-oleh yuk!" Ajakku ketika bertemu Devan depan kost.
"Lu aja, males gua!" Jawab Devan ketus.
"Mama kamu nitip belanjaan banyak tau, mau aku bilangin Mama kamu, kalo kamu ga nganterin aku belanja. Nanti aku bilang aku naik ojek sendiri panas-panasan, gara-gara anaknya tercinta males anterin. Terus nanti kamu diomelin sampe malem sama Mama kamu, di cubit-cubitin". Ucapku sambil godain Devan.
Mamanya Devan memang sayang banget sama aku, aku di anggap Barbie sama Mamanya Devan dan selalu belain aku kalau aku sama Devan lagi berantem.
"Oke, jam 7 udah siap!" Jawabnya.
Aku langsung mandi dan siap-siap akhirnya bisa jalan lagi sama Devan setelah sekian lama dia ngambek. Hari ini aku mau dandan simple aja sesuai tipe idaman Devan. Celana jeans panjang dan hoodie putih.
'Tokk Tok'
Aku mengetuk pintu kamar Devan "Hayuu Van" Teriakku.
Devan langsung keluar, dia pun sudah siap dengan hoodie, sneakers dan waist bag-nya.
"Uwoooow" Kataku melihat Devan yang super ganteng.
"Apa sih lu, norak!" Jawab Devan yang salah tingkah, aku tertawa melihat wajahnya memerah.
Kami berangkat dengan Vespa kesayangan si Bocah Tengil. Dari Nusa Dua ke Kuta melewati Tol Bali Mandara khusus jalur motor. Angin berhembus kencang di malam jumat ini tapi aku menikmatinya karena suasana hatiku lagi bagus.
Sampailah kami di pusat perbelanjaan oleh-oleh.
"Gua nunggu di luar, lu aja masuk!" Kata Devan.
"Jangan gitu dong, temenin lah kan nanti pasti gua nanya yang bagus yang mana, mau pilih yang mana" Jawabku sambil menyeret masuk Devan.
Aku berkeliling melihat pernak-pernik oleh-oleh Bali. Baju pantai, aksesoris, sandal dan hiasan-hiasan unik. Aku bingung memilihnya, karena Devan seleranya tinggi jadi dia yang banyak memilih barang:
Saat aku mengantri di kasir, Devan masih berdiri di etalase perhiasan perak. Dia berdiri disana melihat perhiasan. Lucu sih dandanan keren tapi belanja perhiasan, bikin gemas aja Devan. Tak lama dia mendekat dan ikut mengantri di sampingku. Setelah kasir memberi tau jumlah yang harus di bayar, Devan dengan sigap mengeluarkan dompet dan membayarnya.
"Uch tayaang tayangg maacih yaaa" Godaku pada Devan. Tapi Devan pura-pura tak mendengar.
Devan membawa barang benjaaan 1 kantong besar. Kami pun berjalan menuju parkiran."Bro, mau kemana lu?" Seorang laki-laki datang menyapa dan menepuk pundak Devan.
"Ehh Ali, pakabar lu? Gua mau pulang abis belanja oleh-oleh buat nyokap, lu ngapain disini?" Kata Devan.
"Mampir dulu lah ke Studio, anak-anak lagi kumpul. Gua juga barusan abis nganterin temen belanja disini. Tapi gua tinggal katanya mau pulang sendiri" Jawab Ali.
"Oke, oke. Kenalin ini Arin, Rin ini Ali" Kata Devan menyuruhku berkenalan dengan temannya.
"Rin, mampir dulu bentar yah ke tempat Ali" Kata Devan dan aku mengangguk saja.
Aku dan Devan mengikuti motor Ali. Devan bercerita kalo Ali teman abangnya. Sekarang Ali buka studio tattoo di Legian dan Devan sudah beberapa kali mampir kesana. Ali sangat menyeramkan bagiku karena tattoo di sekujur tubuhnya. Leher, tangan sampai kaki dan juga tindiknya yang banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARINA & DEVAN [COMPLITED]
Novela Juvenil[REMAJA DEWASA 16+] Waktu, Rasa dan Logika Semesta Tak Pernah Salah Memberi Menceritakan tentang Karina yang menyukai adik ipar kakaknya. Dibalut dengan latar Perhotelan di Bali. Akankah cinta Karina akan berhasil? [ON GOING]