28.Sick🤒

155 7 0
                                    

Setelah seminggu lamanya Ellea lost kontek dengan yang lain, termasuk Erlang.

Dirinya benar-benar di sibukan oleh pekerjaan kantor. Sudah 2 minggu dia mengambil ijin dari sekolah, dan selama itu pula dia tak bertemu Cici.

Ellea Rindu Cici.

Kini waktu sudah menunjukan pukul 06:15 rencananya hari ini dia ingin pergi ke sekolah, tapi badannya berkhianat dari semalam badannya demam tinggi.

Ketika hendak bangun dari tempat tidur, tiba-tiba badannya oleng kembali. Kepala nya terasa berputar-putar.

Ellea mengambil handphone nya yang berada di atas nakas samping ranjang.

"Hallo ci, bisa ke apartemen?"

"Lo sakit yah?"

"Gue baik-baik aja uhukkk...uhukk"

"Gue Otw"

Tut!

Setelah sambungan terputus, Ellea kembali merebahkan badannya.
Badanya mulai menggigil kembali sama seperti semalam.

Dia juga sudah mengirim pesan pada ka Oktavia, bahwa dirinya sedang tak enak badan.

****

Suara pintu kamar terbuka, tapi Ellea tak bisa lihat siapa yang datang.
Matanya bener-bener tak bisa di buka lantaran kepala yang terus berdenyut-denyut.

"El. Badan lo panas banget" suara lembut Cici yang masuk ke pendengaran Ellea. Cici mengusap lembut dahi Ellea.

"Rumah sakit yuk El" ajak Cici yang sukses bikin mata Ellea terbuka.

"Gue gak papa" gumamnya serak. Keluar mode keras kepalanya.

"Bodo amat! pokonya gue bakal bawa lo ke rumah sakit" jengkel Cici, masalahnya Cici sangat mengkhawatirkan sahabatnya itu.

Cici orang yang paling panik jika orang terdekatnya sakit atau terluka.

Pokonya Cici paling gak suka melihat orang lemah, di hadapannya. Karena itu akan mengingatkan Cici pada masa lalu sang ibu.

Cici berjalan ke balkon kamar Ellea sambil menempelkan handphone di telinganya entah dia ingin menghubungi siapa.

***

Di lain tempat si Bunda sedang ke susahan membangunkan anak Bujangnya.

"Erlang Bangun, ini udah jam setengah 7. Erlang ih Bunda teh kesel kalau bangunin kamu" si Bunda sudah mencak-mencak di depan anaknya.

"5 menit Bun" gumam Erlang dengan suara teredam bantal.

"A.di cabut bulu kaki"

"B.di jewer"

"C.di siram"

Dengan sadis nya si Bunda memberi pilihan, yang tak ada enak-enaknya sama sekali.

"Gak ada yang di elus-elus pala nya nih?" masih sempat-sempatnya Erlang memancing emosi si Bun-bun.

Akhirnya si Bunda memilih opsi terakhir untuk membangunkan Erlang.

"Anjir. Banjirrrrrrr" teriak Erlang langsung berdiri dengan basah kuyup. Si Bunda melempar embar lalu berjalan keluar kamar dengan tampang penuh kemenangan.

"Berasa kaya ibu tiri. Anjirr" gerutu Erlang lalu dia berjalan ke arah kamar mandi.

****

"Kenapa yang?" tanya Ayah pada Bunda yang baru saja turun dengan senyum-senyum, si Bunda senang karena telah berhasil mengerjai Erlang.

"Biasa" Bunda menghampiri Ayah yang sedang baca koran di sofa.

Tanpa membuang kesempatan si Ayah menarik si Bunda agar duduk di pangkuannya.

"Wangi banget sih Yang, mau kemana?" si Ayah sibuk ndusel di leher sang istri.

"Mau belanja, tapi aga siangan aja deh, kalau Ayah sama Erlang sudah berangkat"

"Ayah ihhh" Bunda memukul pundak si Ayah karena risih sedari tadi si Ayah sibuk bikin tanda di leher nya. "Gak terlalu berbekas ko yang" si Bunda hanya pasrah.

"Makin tua, makin cantik aja si Bun" goda Ayah dengan tatapan terpesona, yang di puji senyum-senyum. Sambil memeluk sang suami manja.

"Honeymoon gelombang dua yuk Bun?"

Bughhh.

Awshhh.

Dengan gemas si Bunda memukul punggung suaminya. Tapi tak di digubris, justru kini si Ayah sibuk menciumi seluruh wajah wanitanya.

Ketika asik-asiknya bermanjaan, telpon si Bunda berdering.

"Iya Hallo"

"......."

"Ok Bunda Otw"

Tut!

Alis Ayah mengangkat satu, menandakan sedang bertanya. Siapa? dan ada apa?.

Si Bunda bangun dari pangkuan si Ayah. Wajahnya tampak khawatir.

"Calon mantu masuk rumah sakit" setelah mengucap kan itu, si Bunda meraih slin bagnya di meja ruang tamu, mengecup sekilas bibir sang suami lalu pergi.


Meskipun bingung si Ayah membiarkan, dia pun bersiap-siap hendak pergi kerja.

"Yah, Bunda mana?"

Tanya Erlang yang sudah rapih dengan seragamnya.

"Rumah sakit"

"Lah, siapa yang sakit?"

Erlang masih sibuk dengan sepatunya.

"Pacar kamu"

Erlang menghentikan kegiatannya. Nampak bingung dengan ucapan sang Ayah.

"Erlang jomblo loh"

Si Ayah mengedikan bahu, lalu berlalu begitu saja.

Gak Emak, gak Bapak sama aja.

Bapet emang!.

#####

TBC.

ERLANGGA RIZKY KA'AREXA 17+  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang