14

646 72 3
                                    



Hari ini kami bangun pagi pagi sekali untuk melihat Harry bertanding. Kata Ron ia tidak melihat Harry diranjangnya saat bangun, berarti dia sudah bersiap siap dari jam 5. Kami memakai syal Gryffindor dan topi merah kuning. Ron membawa banner bertuliskan "Gryffindor akan menang."

    Lapangan yang luas dengan udara yang segar. Kami menduduki tempat duduk asrama masing masing. Aku melihat asrama lain, sama riuhnya dengan Gryffindor. Jujur saja aku belum pernah melihat pertandingan Quidditch tetapi tadi malam hanya ingin membuat Harry tidak gugup saja.

    "Disini Y/n." Mione melambaikan tangannya kearahku. Tidak sadar daritadi melamun melihat anak dari asrama lainnya. Aku menduduki tempat duduk baris kedua dari bawah. Ron menyarankan kami duduk disana karena kata George dan Fred jika dibaris satu bisa saja kami terkena sapu pemain sementara jika diatas tidak terlalu jelas.

    "Mari kita sambut pemain dari asrama Slytherin!" Teriak Lee Jerdan. Asrama Slytherin bersorak dan bernyanyi lagu asrama mereka. Satu persatu pemain keluar, tetapi Slytherin dulu. Dimulai dengan, Flint. Aku tak mau menatapnya. Lalu Malfoy dengan sapunya.

    "Dan ini dia yang terakhir pemain dari asrama Gryffindor!" Kami tak kalah ricuh dari Slytherin. Ron, Seamus dan Dean paling berisik sementara Neville hanya berteriak malu malu. Oliver masuk kemudian dilanjutkan Harry dan anak anak lainnya.

     Semua pemain menaiki sapu mereka masing masing. Tentu saja sudah siap dengan rencana mereka. Harry mengejar snitch dan Malfoy mengikutinya. "Harry hebat sekali. Aku saja yang tidak menaiki sapu tidak bisa melihat snitchnya." Puji Dean.

    "Dan ini seeker kita yang paling hebat, Harry! Ia sedang mengejar snitch dengan fireboltnya! Sungguh keren! Aku saja tidak bisa—" Professor Mcgonnagall memarahi Lee Jordan karena ia terlalu membanggakan asramanya. "Oh ya.."

     "Malfoy sedang mengejar Harry tampak seperti penguntit. Tidak terlalu hebat menurutku." Sekali lagi ia dimarahi oleh Professor Mcgonnagall.

     Snitch itu makin keatas dan makin keatas ia mengejarnya, Malfoy masih mengikutinya. Kemudian menurun, Malfoy menyenggolnya berusaha menjatuhkan Harry. Aku masih dengan tatapan kagum dan khawatir dengan Harry dan..

     Mereka berdua sekarang ada di bawah kami. Tempat kami agak sedikit ingin rubuh. "Bagus Harry! Ia sedang mengejar snitchnya dan oh.."

    "Malfoy terjatuh dari sapunya! Dan harry masih berusaha menangkap dan.."

    "Yah.. Ia terjatuh."

    Aku mulai melihat mereka berdua lebih khawatir. Harry menggenggam sesuatu ditangannya, sebuah snitch.

   "Gryffindor menang!"
Kami bersorak gembira dan mendatangi Harry. Semua memuji dan kagum padanya.

"Ajarkan kami seperti itu Harry."
"Ya tadi sungguh mengagumkan."
"Aku tidak khawatir karena kau seekernya."
"Aku sudah yakin akan menang."
"Kerja bagus, Harry."
   Kurang lebih seperti itu.

   Aku juga memujinya
"Sangat keren, Harry." Aku mengacungkan kedua jempolku dan menoleh kebelakang. Malfoy masih kesakitan didampingi anak buahnya Crabbe dan Goyle. Juga pemujanya.. Pansy Parkinson. "Kau tak apa apa Draco? Akan aku katakan ini kepada ayahmu." Ucapnya dengan nada sok lembut. Aku langsung menggeleng dan menoleh ke Harry lagi. Ia tersenyum bangga.

   "Tadi kau mengagumkan sobat!" Puji Ron. Hermione mengangguk. "Sepertinya kita harus merayakan ini dirumah Hagrid!" Usulnya. "Kalau hanya melihatmu memahat lebih baik aku tidak usah ikut." Gumam Mione. Aku tertawa.

   Kami pergi kerumah Hagrid dan betul saja ia sedang memahat. "Selamat Harry. Aku tidak ragu sih." Ia berjabat tangan dengan Harry. "Sakit." Gumamnya kepada kami. Benar saja tangannya merah.

   "Mau ini? Brownis buatanku." Katanya dengan menyodorkan sebuah brownis. Kelihatanya bukan brownis tetapi arang. "Tidak Hagrid terimakasih." Tolak Harry Mione dan Ron. Aku hanya diam, ia pernah memberiku brownis buatannya. Keras seperti batu. Bisa saja waktu itu gigiku patah karena memakan semuanya. Untung saja bisa kuselipkan dijubahku.

    "Ini teh." Kami meminumnya dan Hagrid duduk dengan kami. Kami langsung pulang karena matahari akan turun. "Sampai jumpa Hagrid."

   "Aku lelah sekali. Kami saling dorong tadi demi melihatmu Harry." Kata Ron. Kami berdua mengangguk. "Kalian berdua balik saja kalau begitu. Ada yang harus aku katakan kepada Y/n." Harry memberhentikan jalanku dengan menutup jalan menggunakan tangannya. Aku lupa kemarin ia bilang kalau ia menang minta aku temani. "Selamat bersama Ron, Mione." Godaku. Ia langsung tersenyum dan menarik Ron keasrama.

   "Kemana kita?"
"Perpustakaan paling aman menurutku." Kami pergi ke perpustakaan.

   "Ada apa?"
"Hanya ingin ditemani olehmu.." Aku menaikkan kedua alisku dan mencari buku dongeng di rak. Harry mendekatiku.

"Sebentar lagi liburan akhir pekan. Aku tidak sabar sekali." Ucapnya antusias. "Ya aku juga. Kucingku mungkin sudah melahirkan tetapi Mum dan Dad tidak mengirimiku surat lagi. Mungkin sedikit kecewa aku tidak membalas suratnya. Padahal hanya ingin mereka tidak menangis." Harry mengangguk. "Kau tidak bersama Sirius?"

"Aku akan mengunjunginya sebentar lalu kerumah Ron. Tidak mungkin aku menghabiskan liburan dengannya saja." Ucapnya. "Ada kreacher.."

"Kau pikir ia mau berteman denganku?" Aku mengangguk. "Dan ada lukisan Ibu Sirius yang suka marah marah." Protesnya. "Mungkin aku akan menitip padamu hadiah untuk Sirius. Dia hanya memiliki 3 stel baju." Kataku.

  "Kau sedang tidak dekat dengan siapa siapakan?" Aku menoleh kearahnya dan kebingungan. "Y-Ya. Tidak." Kataku mengangguk tanpa mnoleh kearahnya lagi.

   "Aku sedang suka dengan seorang perempuan." Aku terkejut. "Benarkah? Wah bagus Harry."

   "Tapi sepertinya ia tidak menyukaiku."
Aku mengelus pundaknya, "Tidak mungkin ada orang yang tidak menyukaimu. Mau kusebutkan ada berapa anak perempuan yang ingin memberimu love potion?"

   "Dia, anak yang sederhana dan cantik." Katanya lalu tersenyum. "Sangat sempurna." Sambungnya.

   "Aku akan menebaknya.." Aku mencoba berpikir. Melihat kedua mata hijau Harry dan menyipitkan mata.

   "Hermione?"
"Yang benar saja dia temanku." Ucap Harry. Benar juga.

   "Pansy?"
"Sama sekali tidak." Ucapnya jijik.

   "Kau tidak terlalu dekat dengan perempuan kulihat lihat."

    "Pasti yang sudah mengenalmu sejak lama."

    "Cho chang!" Kataku. Aku sangat yakin ini benar karena saat yule ball dia masih suka melirik Cho Chang.

    "Tidak. Tapi benar. Sudah mengenalku sejak lama." Katanya.

    "Baiklah aku menyerah." Aku mengangkat tangan dan mencari buku lagi.

    "Kau."
"Iya ini aku."

    "Kau wanitanya."
"Kau bercanda Harry. Terlalu lelah ya? Ayo kita balik saja." Tarikku.

     "Tentu tidak. Aku sangat sehat."

    "Kau Y/n.."

want you (draco x reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang