Kevino Bastard Johanes

205K 5.6K 266
                                    

— Kevino Johanes —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— Kevino Johanes —

— Kevino Johanes —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— Carissa Amira —

Carissa melepas seatbelt yang sejak beberapa menit lalu melilit tubuhnya kemudian menoleh ke arah pria yang duduk di bangku kemudi di sebelahnya.

"Thankyou, kak." ucapnya tersenyum tipis kemudian mengecup singkat pipi Diego sebelun turun dari dalam mercy hitam pria itu kemudian melangkah memasuki gedung pencakar langit di hadapannya.

Tanpa ia sadari sejak tadi seseorang menatapnya dengan tatapan menghunus dari dalam lift kaca yang bergerak naik menuju lantai teratas.

Carissa tersenyum tipis ke arah beberapa rekan kerjanya yang menyapanya dengan ramah. Kaki jenjangnya melangkah mendekati kubikelnya yang terletak di lantai 17 gedung perusahaan besar tempatnya bekerja selama ini.

Masih ada waktu 10 menit sebelum jam kerjanya benar-benar di mulai, jadi Carissa memanfaatkan waktu untuk meraih cermin kecil yang sengaja ia letakkan di atas meja kerjanya lalu menatap refleksi wajahnya.

Make-upnya masih sempurna. Kantong matanya yang cukup parah karena waktu tidurnya yang sangat sedikit juga berhasil ia tutupi dengan make-up. Wajahnya terlihat baik-baik saja ternyata.

Alis Carissa mengkerut melihat sebuah amplop putih yang terletak di atas meja kerjanya.

"Na, lo dapet liat orang masuk kubikel gue gak?" tanya Carissa menyembulkan kepalanya pada kubikel Ratna yang terletak persis di depannya. Carissa mengangkat amplop yang ada tangannya kemudian menggoyang-goyangkannya ringan.

Perempuan dengan rambut potongan bob itu mengangkat kepalanya kemudian menggeleng. "Gak tau, Ris. Tip dari yang di atas kali." ucapnya enteng kemudian kembali menunduk memainkan ponselnya. Yang di atas maksud Ratna barusan jelas bukan Tuhan, tapi orang-orang yang memiliki kedudukan di atas mereka yang ruang kerjanya berada di lantai atas.

Kantor mereka selalu menempatkan orang-orang dengan posisi di kantor sesuai dengan lantai gedung. Semakin di bawah semakin dapat di perintah dengan semena-mena, dan semakin di atas berarti semakin berkuasa. Ruangan owner kantor mereka.

HOTTEST [oneshoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang