Bianca's

42.2K 1K 70
                                        

"Gue mau beli rokok bentar, lo mau nitip atau ikut?" tanya Melvin melepas seatbelt yang membelit tubuhnya. Mobil miliknya sengaja ia parkir rapi di lahan luas sebuah super market yang cukup sepi.

Bianca berpikir beberapa detik kemudian menggeleng. "Aku tunggu disini aja." ucapnya kemudian dibalas anggukan Melvin dan laki-laki itu meninggalkannya sendiri di dalam mobil.

Drrttt.. drtttt..

Bianca mengerutkan kening melihat nomor tidak dikenal yang baru saja menelponnya. Ia hanya menatapnya hingga panggilan itu berhenti, kemudian berdering lagi, berhenti dan begitu terus sampai Bianca kesal dan memilih mengangkat panggilan itu.

"Halo?"

"Ini Bianca 'kan? gue Maura, ceweknya Melvin."

"Gue tau lo dan gue udah tau gimana hubungan lo sama Melvin selama ini. Jauh-jauh dari cowok gue, sialan."

"Walaupun gue sama Melvin LDR belakangan ini, bukan berarti lo boleh masuk dihubungan gue gitu aja. Gue gak ada disana, bukan berarti gue gak tau apa-apa soal cowok gue. Mata-mata gue banyak, gak susah buat gue nyingkirin cewek kaya lo."

"Siapa—"

Bianca menoleh dan menatap tajam Melvin, mengisyaratkan laki-laki itu untuk diam dan menekan loudspeaker agar ikut mendengarkan perkataan Maura.

"Dibayar berapa sih lo sama cowok gue? jangan besar kepala kalo lo udah pernah dipake sama cowok gue, dia cuman nyari hiburan. Dan lo cewek penghiburnya." lanjut Maura tidak mau kalah membuat Melvin mendelik terkejut mendengarnya.

"Maura, aku minta maaf sama kamu. Aku sama Melvin sama sekali gak ada hubungan apa-apa, setelah ini aku bakal jauhin dia kok. Kalian bisa hidup bahagia berdua." balas Bianca dengan nada suara yang sengaja ia buat agar terdengar memprihatinkan membuat Melvin menatapnya tidak suka. Tidak suka dengan apa yang dikatakan cewek itu barusan.

"Gue pegang omongan lo ya, anjing."

"Fuck you cewek udik. Cewek murahan, pelakor lo bangsat. Jauhin cowok gue, bitch." lanjut Maura menghabiskan kekesalannya pada Bianca sebelum mematikan sambungan telpon.

Tut!

Bianca meremas ponselnya kuat sambil menatap laki-laki di hadapannya yang menatapnya ragu sejak tadi. Cacian itu ada karena laki-laki bernama Melvin ini.

"Baby, dengerin dulu."

"Buka pintunya sekarang." potong Bianca cepat. Tau bahwa tangan Melvin sudah bergerak cepat mengunci pintu mobil lewat kendalinya agar Bianca tidak bisa membukanya sendiri.

"Gak. Biarin gue jelasin dulu biar kita sama-sama clear okay?" ucap Melvin menatap Bianca penuh permohonan. Merasa bahwa perempuan di hadapannya mau memberinya waktu, Melvin langsung buru-buru menjelaskan.

"Itu Maura,"

"Gue tau."

"Jangan pakai gue-gue gitu, gak enak didengernya. Dengerin gue dulu, setelah kita putus, gue sempet jadian sama Maura. Tapi gue cuma sayang sama lo, sayang. Terus kita deket lagi, gue bener-bener lupa soal hubungan sama Maura itu—"

"Berarti gue selingkuhan lo?"

Melvin berdecak dan buru-buru meraih wajah Bianca yang sudah tidak mau menatap ke arahnya. "Gue bener-bener udah lupa sama dia waktu ada lo. Gue cuma inget lo, gue lupa sama dia yang bahkan gak peduli sama gue disini." ujar Melvin sungguh-sungguh.

"Jadi dia juga yang ngerebut lo dari gue dulu?"

"Melvin? answer me." desak Bianca meraih rahang Melvin dan memaksa laki-laki itu agar menatapnya.

HOTTEST [oneshoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang