Tragedi

5.8K 78 0
                                    


Rimbun dan dingin hawa sejuk dari rerumputan yang baru saja di timpa hujan deras membuat rahang lara gemetar sebisa mungkin ia redam gigil dengan memeluk sikutnya, Suaranya lirih bertempur dengan kencangnya angin meminta belas kasih pada siapa saja yang mendengar.

"Tolong...tolong aku" suara serak teredam akan bunyi kicau jangkrik dan padatnya ilalang ditengah-tengah sunyinya barisan pohon karet, air matanya tak henti menetes memperbaiki lengan baju yang tlah koyak, bayangan akan pria bringas yang memaksa kesuciannya membuat lara menangis tersedu-sedu.

Arrrrghhh...

Teriaknya serentak dengan ribuan kicau burung terbang serentak mengepak sayap melarikan diri dari pecahnya amarah dan hancurnya hati gadis malang yang terenggut kesucian oleh pria yang sama sekali tak ia kenal itu.  Lara terus saja beringsut menyisiri jalan setapak hingga badannya tersandar pada pohon kayu yang lumayan besar pikirannya melayang memikirkan jalan takdir yang cukup na'as, jauh-jauh ia datang dari kalimantan ke surabaya hanya untuk mengalami hal buruk seperti ini, wanita itu mengepal jemarinya kesal dengan sesekali menepuk-nepuk kepalanya paha mulus yang tlah tersimbah dengan sedikit cipratan darah membuat lara semakin menangis sesegukan. Niat hati merantau ingin membahagiakan keluarganya yang ada di kalimantan kini tlah kandas namun nestapa ini yang ia tuai.

"Seseorang tolong bantu aku" desisnya melemah, sayup-sayup matanya terpejam hingga sang fajar datang mengusik wanita yang tlah kehilangan kesuciannya secara paksa itu masih terkapar lemah tersandar di akar pohon hingga seseorang pekerja di kebun karet itu menemuinya. Sontak saja pria itu berlari mencari bantuan hingga Bayu saudagar pemilik pohon karet kebingungan melihat buruhnya berlari-lari sambil berteriak menuju posko.

"Tuaan..." teriaknya, bayu menoleh dan mendekat dengan wajah cemas, semua buruh karet itu juga terlihat mendekat ke posko.

"Ada apa maman? Apa yang terjadi?" tanya Bayu, Maman terlihat mengatur nafas, dan coba bicara dengan mantap.

"Itu tuan, di sebelah sana dekat parit ada wanita terkapar tanpa busana yang lengkap" ucapnya terbata, Bayu tersontak segera melihat tempat itu sembari pekerja lain membuntuti. Sesampai disana pria itu langsung me cek nadi lara, Reflek ia membuka jacket dan menutupi badan Lara dengan jacketnya, pria kekar itu mendekap dan menggendongnya ke posko.

"Nadinya masih berdenyut, Maman. Tolong bawakan mobil, kiita akan antar wanita ini ke rumah sakit" ujarnya, terengah-engah membopong tubuh wanita cantik itu yang lumayan berat.
                                         ***
Satu jam berlalu Polisi dan dokter tlah selesai memeriksa keada'an Lara Polisi berjaga di luar sedangkan Dokter keluar dari ruangan UGD, bergegas Bayu menghampiri Dokter dan bertanya.
"Apa yang terjadi Dok?" tanyanya, Dokter tampak menggaruk dahinya dan berkata dengan berat.

"Menurut pemeriksa'an saya, Pasien sepertinya mengalami pemerkosan, sangat jelas Beliau trauma dan mengalami luka di alat Vitalnya" jelas Dokter, Bayu tampak menghela nafas berat dan berkata.

"Apa kondisinya baik-baik saja Dok? Saya takut beliau Depresi"
Dokter menghela nafas pelan dan berkata
"Semoga saja, mentalnya tidak lemah, ini tugas kita bersama agar wanita itu tidak Down jangan bebani pikirannya dulu sepertinya beliau belum bisa menemui banyak orang"jelasnya, Bayu kembali menghela nafas berat. Dokter tampak beranjak. Dan menjabat tangan pak polisi.

" Selebihnya kasus ini saya serahkan pada anda pak"ujarnya, Polisi tampak mengangguk dan coba berinteraksi dengan Bayu meminta keterangan.
                                           ***
Dua hari berlalu Bayu membawa Lara kerumahnya, wanita itu belum bisa menggetarkan bibirnya hingga detik itu. Polisi tampak kebingungan bagaimana menyelidiki kasusnya.

Trakt...

Bunyi pintu kamar terbuka, Bayu paham dengan raut wajah dua polisi Sepertinya mereka belum dapet info apa-apa,

Lara HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang