Chanyeol melepaskan tubuh mungil itu yang tidur dalam dekapannya. Seperti sebuah kebiasaan setelah makan malam, Baekhyun selalu terbiasa akan segera tertidur. Dan lagi-lagi, Chanyeol menemaninya tidur hingga terlelap.
Pria ini melirik jam menunjukkan pukul 00.30 Am. Ia meraih ponselnya saat menerima sebuah panggilan telepon dari seseorang.
Setelah mengakhiri panggilan telepon tersebut, Chanyeol segera pergi meninggalkan apartement. Ya, dirinya akan selalu seperti ini jika permasalahannya belum juga selesai.
Park Chanyeol melajukan mobil milik Baekhyun untuk menuju suatu tempat. Bukan pada sebuah daerah dalam, melainkan hanya pinggiran kota.
Mobil melintasi jalan bawah tanah saat tiba di suatu tempat. Walau ada beberapa penjagaan di luarnya, namun hanya dengan menunjukkan wajah, Chanyeol berhasil masuk ke kawasan tersebut.
Selesai memarkirkan mobil, Chanyeol segera turun lalu melangkah mendekati sebuah ruangan yang masih terdapat penjagaan. Ya, tempat ini memang begitu banyak keamanan bahkan cctv yang terpasang di segala sudut.
Mendapat izin masuk, Chanyeol melangkahkan kakinya memasuki ruangan tersebut. Ia melihat seorang pria yang dengan santainya bermain billiard seorang diri.
"Kau sudah datang?" Bahkan tanpa melirik pun pria itu menyadari keberadaan Chanyeol.
"Ada apa?"
"Mengajakmu bermain billiard." Kekeh pria itu yang memiliki lesung pipi, Choi Siwon.
"Seharusnya aku tidak datang jika tujuan ini."
Mendengar gerutuan itu, Siwon semakin tertawa dan menghentikan permainannya untuk beralih pada Chanyeol.
"Kau lebih sibuk dariku, Theo." Siwon mendekati Chanyeol yang masih berdiam diri.
"Selama dokumen itu belum ku dapatkan, aku tidak akan diam begitu saja."
Tiba-tiba Siwon memberikan sebuah tiket pada Chanyeol yang mengerjitkan keningnya.
"Apa ini?"
"Tiket pesawat untukmu."
"Ya?"
"Temukan dokumen itu di Macau."
"Macau?"
"Ya, beberapa anak buahku melacak keberadaan orang itu. Tenang saja, kau tidak akan sendiri disana. Aku sudah menyiapkan beberapa orang untuk membantumu."
"Kau yakin dia disana?"
"Ayolah, kau sudah mengenalku bukan?"
"Terima kasih, hyung." Chanyeol dengan senyumannya.
"Jangan bahagia dulu, Theodore."
"Ye?"
"Polisi sudah melacak dirimu. Mereka tau siapa Theodore Phoenix."
Mendengar itu, Chanyeol merasa khawatir. Ia tidak mau tertangkap begitu saja sebelum dirinya mendapatkan bukti yang sebenarnya.
Selesai pertemuannya dengan Siwon, Chanyeol segera meninggalkan tempat. Di pertengahan jalan, Chanyeol menepikan mobil sejenak untuk melihat tiket yang di berikan Siwon padanya.
Pria ini terdiam melihat jadwal penerbangan tersebut. Hingga ponselnya kembali bergetar saat sebuah pesan masuk.
Mobil kembali di lajukan cukup cepat setelah membaca isi pesan tersebut. Mendapat peringatan Siwon, Chanyeol semakin berhati-hati saat berada di luar seperti ini.
Tiba di sebuah klub malam, Chanyeol memasang hoodie itu yang menutupi kepalanya. Ia melangkah memasuki klub ini yang bisa saja terdapat mata-mata tak di kenalnya. Beruntung pakaiannya terlihat seperti anak muda pada umumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Identity
FanfictionWarning 21+ Jika harus memilih, Baekhyun akan memilih hidup tenang dengan kegagalannya menjadi seorang reporter yang mempunyai rekam jejak kegagalan. Setidaknya ia bisa mencari pekerjaan baru yang mungkin akan membuatnya lebih sukses. Tapi ia terlan...