Sebelumnya, Novel Dari Hanin Untuk Malik masih bisa dipesan lewat penerbit ya! Tencu
Happy reading!
***
"Lo terkenal karna Abang lo artis. Coba kalau bukan, mana mau mereka temenan sama cowok cupu kaya lo!"
Cowok dengan kalung benang hitam dan baju seragam yang keluar dari celananya itu beranjak. Matanya menyorot tajam pada manusia yang masih setia menyandarkan tubuhnya pada papan tulis. "Oh, ya?" tanya Leo.
"Iya, cowok yang dulunya cengeng ini, sekarang so soan berkuasa di sini. So soan jadi manusia paling di segani di sekolah kita ini."
"Ah, jangan lupain latar belakang keluarganya kaya gimana. Papanya bahkan bunuh Mamanya sendiri."
Leo meraih kursi kayu kemudian melemparnya pada papan tulis. Untungnya, cowok yang tengah menantangnya itu langsung melompat bersamaan dengan papan tulis yang terjatuh.
Leo berjalan santai ke arah cowok itu. Dagunya ia angkat, "Brengsek!" ujar cowok itu.
Tangannya hendak melayangkan pukulan. Namun sayangnya, cowok itu kalah cepat dengan Leo.
Bugh
Satu pukulan berhasil mendarat di perutnya. Cowok itu tersungkur. Leo menginjak punggungnya dengan kuat. "Minta maaf," kata Leo.
"Gak akan!"
"Minta maaf!" sentak Leo.
Kakinya semakin menekan punggung cowok itu. "Gak--"
"Ada apa ini?!"
Leo dan seisi kelas mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu. Di sana, seorang guru dengan seragam khasnya itu menatap kaget ke arah Leo dan juga si cowok tengil itu. "Apa-apaan kamu Leo?" tanya guru itu.
Leo menjauhkan kakinya. Guru itu--Pak Irawan, memilih membantu Danis berdiri. Matanya menangkap papan tulis yang terlihat hancur. "Siapa yang buat kekacauan ini? Kamu?" tanya Irawan pada Leo.
Leo hanya diam. Cowok itu tak berniat membalas ataupun membela dirinya sendiri. "Kalian ikut Bapak. KM langsung hubungi pak Koswara buat ganti papan tulis," titahnya.
Leo dan Danis mau tak mau memilih mengikuti langkah Irawan. Saat melewati kelas Ara, gadis itu nampak kaget dengan wajah Leo yang terlihat kusut.
Tangan Leo ditahan. "Leo kenapa?" tanya Ara.
"Bentar ya." Leo melepas tangan Ara yang menahannya.
Ara menatap punggung Leo yang kian menjauh. Gadis itu langsung beralih menatap Jenny dan juga Hasya--sahabatnya. "Kita baru dua minggu sekolah di sini, dan gue udah hampir sepuluh kali liat Kak Leo bulak balik dipanggil pak Irawan," ujar Jenny.
***
"Kali ini kenapa kamu bisa injek Danis kaya tadi?" tanya Irawan.
Leo melirik Danis yang terlihat so tersakiti. Cowok itu tersenyum sinis, "Dia ikut campur urusan keluarga saya, Pak," jawab Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leo Rezayn [OPEN PRE-ORDER]
Teen FictionMenikah diusia muda dengan sahabat sendiri? Hal itu tak pernah dibayangkan oleh Ara sebelumnya. Leo-orang yang ia percaya akan menjaganya, malah melakukan hal yang tak seharusnya ia lakukan pada Ara. Penasaran? Yok langsung masukin ke perpustakaan!<...