"Prestasi Leo ini sangat bagus, Pak. Saya sangat menyayangkan sekali dengan perilaku Leo yang semakin hari semakin menjadi."
"Padahal guru-guru di sini banyak yang muji dengan kepintaran Leo. Tapi, gak sedikit juga guru yang menyayangkan soal Leo yang sering berantem. Contohnya kemarin."
"Dia lempar kursinya sampai Papan tulis di kelasnya hancur, Pak."
Malik diam. Cowok itu mengembuskan napasnya pelan. "Tapi, Pak, Leo gak akan mungkin lempar itu kalau gak ada penyebabnya. Apa ada faktor yang bikin Leo kaya gitu?" tanya Malik.
"Dari penjelasan yang saya dengar, Leo ribut dengan Danis karna dia berbicara yang tidak-tidak soal Papanya Leo."
Sudah Malik duga. Karna Leo adalah manusia yang sensitif jika sudah berkaitan dengan Papanya. Jangankan pada orang lain, jika Malik membicarakan perihal Papanya, Leo pasti akan langsung berubah seratus delapan puluh derajat. "Sebelumnya saya mohon maaf, apa Leo dan Papanya ada masalah? Soalnya, kemarin saya minta Leo buat ketemu sama Papanya. Tapi Leo bilang, saya bisa ketemu sama Abangnya aja."
"kalau diceritain kayanya bakalan rumit, Pak. Yang jelas, Leo memang sensitif kalau soal itu."
"Saya akan ganti biaya kerusakan. Jadi, berapa?" tanya Malik.
***
"Ara! Sumpah! Tadi gue liat Malik Rezayn ke sekolah!"
Pekikan Hasya sontak membuat Ara mendongakkan kepalanya. Gadis itu mengerutkan alisnya. "Abangnya Leo?" tanya Ara.
"Ya siapa lagi, Ra. Pokonya gue harus foto bareng sama Malik! Ya Allah, mimpi apa gue semalem bisa ketemu sama vokalis ganteng," ujar Hasya.
"Nah! Kalau Abangnya gue like. Ayok, Sya kita menuju tak terbatas dan melampauinya!" Jenny dan Hasya langsung berlari meninggalkan kelas mereka.
Ara menghela nafasnya. Gadis itu memilih menyimpan novelnya ke dalam tas dan berlari mengengejar dua sahabatnya itu.
Saat akan melewati koprasi, tangan Ara ditarik. Gadis itu berdecak kesal, "Apa sih? Ara--"
"Mau ke mana?"
"Kebetulan ada Leo! Ara mau tanya sama Leo!"
Ara menarik nafasnya pelan, "Kenapa ada Bang Malik? Abang di panggil ke sini? Terus, Leo gak dipanggil lagi ke BK, kan? Leo ta--"
"Apasih, Ra? Ngomonya cepet banget. Leo gak papa kali. Ini buktinya masih sehat walafiat gini," potong Leo.
Ara mengelus dadanya pelan. Syukurlah, ia kira Leo kenapa-kenapa.
"Leo!"Ara dan Leo mengalihkan pandangan mereka. Wajah Leo berubah menjadi datar. "Ada sesuatu yang mau gue omongin sama lo," ujarnya.
"Kita gak kenal."
Leo hendak meraih tangan Ara dan membawanya pergi. Namun, gadis itu berteriak, "Termasuk cewek yang waktu kecil lo kasih kumbang?"
Leo menghentikan langkahnya. Cowok itu kembali berbalik menatap anak baru yang baru saja masuk sekitar 2 hari yang lalu itu. "Gue Andrea, Leo. Rea."
Tubuh Leo membeku, bibirnya terasa kelu. Sorot matanya perlahan melunak, di sana terlihat jelas kerinduan dan juga kesedihan yang berpadu menjadi satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leo Rezayn [OPEN PRE-ORDER]
Teen FictionMenikah diusia muda dengan sahabat sendiri? Hal itu tak pernah dibayangkan oleh Ara sebelumnya. Leo-orang yang ia percaya akan menjaganya, malah melakukan hal yang tak seharusnya ia lakukan pada Ara. Penasaran? Yok langsung masukin ke perpustakaan!<...