Sudah seharian ini Leo diam di bengkel Bang Fadil. Sebenarnya pria itu seumuran dengan Abangnya--Malik. Hanya saja, pria itu belum menikah seperti Fatur.
Pelanggan juga lumayan banyak hari ini. Ada juga beberapa gadis yang meminta foto bersama Leo. Ya lagipula, siapa sih yang nggak kenal adiknya Malik Rezayn si vokalis mareta Band?
Leo bukan artis. Dia hanya terseret karna ketenaran Abangnya saja. "Nih, buat bensin. Sumpah ya baru kali ini bengkel gue rame, Yo," ujar Fadil.
Leo tertawa pelan seraya mengambil uang lima puluh ribu pemberian Fadil itu. "Makasih, Bang," kata Leo.
"Yo, enak gak jadi orang ganteng? Kok gue diem di sini udah bertahun-tahun gak pernah tuh ada cewek yang minta foto kaya lo tadi," ujar Fadil.
"Enak gak enaklah, Bang," jawab Leo.
"Lo kan adiknya Malik Rezayn, nih. Dia kan kaya, kok lo mauan sih kerja di bengkel butut kaya gini?" tanya Fadil lagi.
Leo tertawa pelan. "Yang kaya kan Abang gue, Bang. Bukan gue," jawab Leo.
Motor berhenti di depan bengkel. Seorang gadis dengan seragam SMAnya turun dan menyimpan satu kresek berwarna hitam di meja. "Eh? Leo?"
Leo mendongak. Cowok itu mengerutkan keningnya. "Rea? Ngapain?" tanya Leo.
"Harusnya gue yang nanya sama lo. Lo ngapain di bengkel Abang gue? Servis motor?" tanya Rea.
Gadis itu menarik kursi kemudian duduk di samping Leo. "Udah kenal, Re? Pegawai baru gue nih. Ganteng kan?" ujar Fadil.
"Kalian adik Kakak?" tanya Leo seraya menatap Fadil dan Rea secara bergantian.
Fadil menggelengkan kepalanya pelan. "Sepupu sih lebih tepatnya. Mamanya gue Kakaknya Papanya Rea," jawab Fadil.
Leo mengangguk-anggukan kepalanya pelan.
"Bang, malem ini, gue mau nginep di kamar sini boleh, ya?" ujar Leo.
Fadil mengangguk. Cowok itu beranjak dan memilih mengambil kresek hitam yang Rea bawa tadi. "Gue ke belakang dulu ya," ujar Fadil.
Leo dan Rea menganggukan kepalanya bersamaan. Gadis itu beralih menatap Leo, "Lo ada masalah?" tanya Rea.
"Gak ada."
"Beneran?"
"Gak tau," jawab Leo.
Leo menarik nafasnya kemudian mengembuskannya pelan. "Ara itu udah kaya sosok Mama buat gue, Re. Kalau gue sama Ara, gue selalu ngerasain kasih sayang yang gak pernah gue dapet dari siapapun kecuali almarhum Mama," ujar Leo.
"Dari kecil, gue kemana-mana selalu bareng sama Ara. Tapi gue udah bikin dia kecewa, Re. Ara udah benci banget sama gue," sambung Leo.
Tangan Rea terulur mengusap puncak kepala Leo seperti yang pernah ia lakukan saat kecil dulu. "Yo, jangan sedih gitu. Sebesar apapun kesalahan lo sama Ara, gue yakin dia bakal maafin lo, kok. Apalagi kalian udah biasa kemana-mana bareng," ujar Rea.
Leo perlahan tersenyum. Rea masih sama. Gadis itu selalu bisa membuat Leo tenang.
"Makasih ya, Re. Luthfi beruntung bisa jadi pacar lo," kata Leo.
"Gue yang beruntung punya Luthfi, Yo. Lo tau? Sesibuk apapun Mama sama Papanya, Luthfi gak pernah jelekin orang tuanya sama siapapun. Padahal gue tau dia rapuh, dia selalu cerita sama gue, dia suka ngeluh, tapi dia selalu keliatan kuat di depan orang lain," ujar Rea.
"Gue ngerasa dibutuhin banget sama Luthfi," sambungnya.
Leo menganggukan kepalanya pelan. Leo juga sama. Ia mungkin memang benci pada Papanya, tapi Leo tak pernah terima jika orang lain menjelekan orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leo Rezayn [OPEN PRE-ORDER]
Teen FictionMenikah diusia muda dengan sahabat sendiri? Hal itu tak pernah dibayangkan oleh Ara sebelumnya. Leo-orang yang ia percaya akan menjaganya, malah melakukan hal yang tak seharusnya ia lakukan pada Ara. Penasaran? Yok langsung masukin ke perpustakaan!<...