5. Insiden

65.4K 6.5K 532
                                    

Aku up dua kali loh, awas aja kalo gak rame:v

***

Ara dan Rea tertidur. Tadi, Ara dan Rea memilih menonton film menggunakan laptop milik Luthfi di ruang tengah.

Di sana memang terdapat kasur untuk bersantai. Ashley sendiri sudah pulang, itupun Leo yang mengusirnya dengan berbagai alasan.

Cowok itu melirik jam di tangannya. Sudah menunjukan pukul 5 sore, itu artinya Leo harus segera mengantar Ara pulang.

Sebenarnya, Leo tak tahu mengapa Ara tiba-tiba kemari. Ia juga kaget dengan teriakan Anta tadi, untungnya Ara tak melihat aksinya dengan Ashley lebih jauh. Jika iya, Leo tak yakin Ara masih mau berbicara dengannya.

"Ara, ayo pulang."

Ara mengerjapkan matanya. Gadis itu menyipitkan matanya, "Jam berapa?" tanya Ara.

"Udah jam lima," jawab Leo.

Ara terduduk. Gadis itu hendak membenarkan ikatan rambutnya. Namun, Leo terlebih dahulu menarik gadis itu. "Sini Leo iketin," ujar Leo.

Ara yang masih mengantuk memilih pasrah. Gadis itu sesekali menguap saat Leo mengikat rambut gadis itu.

Setelah selesai, Leo memeluk Ara dari belakang. "Ara, maafin Leo. Leo gak maksud kaya gitu sama Ashley," bisik Leo.

Namun, tanpa diduga gadis itu malah kembali tidur dengan tubuh yang bersandar pada dada bidang milik Leo.

Leo sedikit menunduk untuk memastikan. Astaga, dia benar-benar tertidur. "Ara ... Hei," bisik Leo pelan.

Tubuh Ara merosot. Gadis itu menjadikan paha Leo sebagai bantalan dengan tangan yang melingkar pada perut cowok itu. "Kebiasaan, susah banget dibangunin," kesal Leo.

"Ara, ayo dong. Nanti Leo dimarahin sama Om Devan," ujar Leo lagi.

"Nanti."

"Ara, bangun!"

Leo menghela nafasnya pasrah. Cowok itu beralih menatap Rea. Gadis itu juga sama, masih terlelap dalam tidurnya. "Fi, tutorial bangunin cewek kebluk dong!" teriak Leo.

Luthfi dan Anta yang sibuk dengan cemilan mereka, langsung mengalihkan pandangannya pada Leo. "Yo, tutorial biar ditempelin cewek terus dong!" pinta Anta.

"Enak bener jadi lo. Tadi ditempelin Ashley, sekarang dipelukin sama Ara," sambungnya.

"Bacot!"

***

Leo masuk ke dalam rumahnya. Cowok itu mengerutkan alisnya kala mendapati Papanya, dan juga isterinya yang tengah terduduk di kursi tamu ditemani Hanin dan Malik. "Ngapain ke sini?" tanya Leo.

"Yo, duduk," titah Malik.

Leo memilih duduk. Cowok itu menatap datar ke arah keduanya. "Yo, besok Kenta ulang tahun. Leo dateng ya? Papa harap-"

"Dateng? Ulang tahun? Leo aja gak pernah tuh di rayain. Manja banget," potong Leo.

Hanin mengusap lengan cowok itu. "Leo gak boleh gitu," bisik Hanin.

Kenta adalah adiknya. Tepatnya adik se-Ayah. "Ken ngarepin banget kehadiran Abangnya," ujar Amel.

"Abang? Sorry, bukannya Kenta anak pertama anda, ya?" tanya Leo menatap Amel.

"Leo!" tegur Malik.

Leo tak menghiraukannya. Cowok itu hendak beranjak pergi. Namun, suara Reno membuat Leo menghentikan langkahnya. "Papa harus gimana, Yo? Papa udah minta maaf dan berusaha jadi Papa yang lebih baik buat kalian. Apa salahnya kamu coba lebih deket sama Ken? Ken juga adik kamu. Dia juga anak Papa."

Leo Rezayn [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang