13. Jangan pergi.

49.2K 5.3K 315
                                    

Leo tengah sibuk menservis motor milik pelanggannya. Cowok itu sesekali mengusap keringatnya sendiri.

Sepulang sekolah tadi, setelah mengantar Ara pulang Leo langsung berangkat ke bengkel seperti biasanya.

Leo belum bicara soal pekerjaannya pada Ara. Ia hanya takut Ara keipikiran karna ini.

"Udah, Bang," ujar Leo.

"Berapa?"

"Langsung ke bang Fadil aja." Leo menunjuk Fadil dengan sopan.

Leo memilih meraih botol minumnya. Meneguknya, kemudian menyimpannya kembali. "Kemarin lo ada urusan ke mana, Yo?" tanya Fadil.

"Adalah pokonya, Bang," jawab Leo seraya tertawa.

Tak lama, seorang gadis dengan motornya masuk ke dalam bengkel. Leo mengerutkan alisnya, "Hasya?" ujar Leo.

"Eh, Kak Leo? Ngapain di sini?" tanya Hasya seraya melepas helmnya.

"Nyari jodoh," jawab Leo asal.

Hasya tertawa, "Isi angin dong, Kak. Ban depan kayanya kempes deh," ujar Hasya.

Leo memilih mengisi angin ban motor milik Hasya. Gadis itu senyum-senyum sendiri melihat Leo yang begitu fokus.

Rambut cowok itu jatuh ke dahinya sedikit. Tak lama, Leo beranjak kemudian mengusap rambutnya ke belakang, "Udah tuh," ujar Leo.

"Berapa Kak?"

"2000."

Hasya memberikan uangnya. Gadis itu berdehem pelan, "Dasi Kak Leo, gue cuci dulu, ya?" ujar Hasya.

Leo menganggukan kepalanya. Saat Hasya hendak naik ke atas motornya, Leo menahan pergelangan tangan gadis itu.

Hasya menatap Leo dengan jantung yang berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya, "Kenapa, Kak?" tanya Hasya.

"Jangan bilang sama Ara gue di sini."

Hasya menghela nafasnya. Gadis itu kemudian menganggukan kepalanya pelan, "Gue duluan Kak," pamit Hasya.

"Oke."

Leo memilih kembali duduk di depan Fadil. "Pacar lo?" tanya Fadil.

"Bukan," jawab Leo.

***

Ara sibuk dengan laptopnya. Seperti biasa, gadis itu mengetik kalimat demi kalimat di sana.

Pintu kamar terbuka menampakan Leo yang masih mengenakan baju seragamnya. Cowok itu tersenyum ke arah Ara seraya meletakan satu kresek berwarna putih, "Roti bakar," ujar Leo.

"Leo dari mana?" tanya Ara.

"Dari rumah Luthfi," jawab Leo berbohong.

Ara mengangguk-anggukan kepalanya.

Leo duduk di samping Ara, "Ara lagi apa?" tanya Leo.

"Ngerjain tugas," jawab Ara seraya menutup laptopnya.

Leo merongoh sakunya. Cowok itu memberikan uang lima puluh ribu hasil kerjanya pada Ara. "Buat jajan Ara besok. Maaf ya cuman bisa kasih segini," ujar Leo.

Ara mengerutkan alisnya, "Kan suka dikasih sama kak Hanin," ujar Ara.

"Ara, terima ya?" pinta Leo.

Leo Rezayn [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang