-Blood

542 122 26
                                    


Double up nih..

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ucapan Yangyang kemarin seperti sebuah sihir yang benar adanya, hari ini matahari bersinar hangat. Waktu yang pas bagi Winwin untuk memperbaiki kebun nya. Kebun kecil di depan toko yang semula bermekar Indah kini hanya tersisa beberapa karena sebagian sudah mati membusuk.

Toko masih tetap buka sambil dirinya berkebun, Yangyang sudah pergi bekerja jadi tidak ada yang membantu dirinya. Cukup melelahkan bagi Winwin yang bekerja sendiri, apalagi kebunnya cukup luas tapi sangat Indah dengan ruko miliknya yang berada di tengah-tengah kebun.

Pekerjaannya selesai tepat tengah hari, membersihkan semua peralatan dan dirinya yang sudah bermandikan keringat. Selesai dengan kegiatan membersihkan dirinya menatap kearah kebun barunya yang terlihat rapih walau tidak serimbun dulu.

Dari pagi sampai saat ini belum ada pengunjung yang membeli atau memesan. Dirinya harus pintar-pintar menata keuangan dan mempertahankan toko nya agar tidak bangkrut. Pernah terlintas di pikiran nya untuk membuat spot foto dengan kebun miliknya sebagai latar. Tapi jika dipikir kembali nanti ada tanaman kecil yang terinjak atau rusak.

Di era yang serba modern dirinya harus pintar-pintar membuat gagasan baru walau dirinya hanya memiliki toko bunga. Apa membuka jasa menata bunga dan merias kebun dari rumah ke rumah bisa dijadikan sebagai peluang?

Winwin mengangguk untuk menyetujui opini nya sendiri, tapi kalau nanti dia pergi siapa yang jaga toko? Yangyang juga tidak mungkin karena harus pergi kerja. Apa dia harus mencari pegawai?

Hal itu nanti dia bicarakan dengan Yangyang.






◀️⏳





"Baru kembali dari tugas?" tanya Xiaojun saat melihat Kun baru masuk kedalam kantor

"Hm, tadi ada motor yang tergeleng truk, korban sekarang masih di rumah sakit" jawab Kun lalu duduk disebelah Dejun

"Korbannya gapapa?"

"Seperti nya kekurangan darah"

"Lokasinya dimana?"

Kun memukul Dejun degan koran yang ada di meja, "haishh kau ini seperti dora, di dekat hutan yang waktu itu. Entah kenapa semenjak kejadian itu sekarang disana menjadi rawan"

Dejun mengangguk setuju dengan ucapan teman nya itu, " tapi masuk akal, disana hutan jalan curam dan sedikit licin, banyak jurang dan kurang penerangan apalagi tempat itu jauh dari pemukiman"

"Pemerintah itu memakai uang rakyat untuk apa sih, jalan rawan tetapi lampu hanya ada beberapa dan sangat berbahaya jika melintas di malam hari"

Dejun tertawa, lalu menyesap kopi miliknya, "uang nya kan di pakai korupsi"

Keduanya tertawa kencang seperti orang idiot, benar-benar tidak ada aura serius dalam diri mereka. Hal yang tidak lucu mereka selalu tertawa, polisi disana hanya bingung apakah mereka seorang pelawak yang menyamar menjadi polisi dan detektif.
















Hendery menutup semua pintu dan jendela kamarnya, dari tadi dirinya merasa sedang diawasi oleh seseorang. Memang pilihan untuk mengurung diri didalam kamar saat merasa sedang diawasi adalah kesalahan yang besar. Harusnya pergi ke tempat yang ramai dan jangan sampai sendirian atau berada di tempat yang sepi sampai keadaannya aman.

Tapi Hendery tidak memiliki waktu itu melakukan itu, tinggal di apartemen yang hanya memiliki satu akses untuk keluar masuk sangat menyusahkan dirinya jika ingin kabur, melompat saja jika dirinya sudah gila.

Dirinya menarik napas dalam-dalam, matanya berkilat seolah terbakar, mengambil pisau lipat di laci meja dan keluar dari dalam kamar.

Tidak. Dirinya tidak boleh kalah, dia bukan pengecut yang akan meyerah begitu saja.

RoenJun0411

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RoenJun0411

Turn Back Time || WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang