“Maaf, Thar, untuk kali ini aku belum bisa mengatakan apa-apa sama kamu. Aku baik-baik saja, jangan khawatir!” Rania menatap lekat wajah cowok yang ada di hadapannya. Dia ingin sekali berbagi perasaan yang ada di hati. Namun, dia kehilangan mood.“Benar kamu enggak apa-apa?” tanya Athar cemas.
Rania mengangguk. Dia menggeleng saat Athar mengutarakan ingin mengantarnya pulang. Gadis itu butuh waktu untuk sendiri.
“Yakin enggak mau diantar?” Kembali Athar berusaha agar Rania berubah pikiran.
“Iya, aku pengen sendiri dulu. Maaf ya, Thar!” Rania langsung berjalan meninggalkan Athar.
Mata Athar menatap gelisah punggung Rania. Dia penasaran ada apa dengan cewek itu. Mendadak saja Rania berubah mood. Itu meresahkan Athar. Namun, dia tidak berani bertindak lebih jauh lagi dan membiarkan rasa penasarannya menggantung.
***
Rupanya Kliza Syahputra datang ke rumah Rania. Laki-laki itu ingin menemui Rania.Rumah bertingkat tiga di jalan Cucak Rowo yang berlokasi di depan UIN Jogjakarta milik keluarga Rania. Kliza masuk setelah bertemu dengan mamanya Rania.
Kliza duduk di sofa ruang tamu. Dia memperhatikan beberapa barang yang ada di atas butet. Sebuah guci bernilai artistik dari Jepang dan pernak-pernik lainnya yang terlihat mahal melengkapi isi perabot di rumah milik keluarga Rania.
“Maaf, Kliza, Rania belum pulang. Tapi, tadi tante telepon katanya lagi di jalan. Paling sebentar lagi pulang,” ucap mama Rania.
“Kalau begitu, boleh saya tunggu sampai Rania pulang enggak, Tante?” Kliza meminta izin untuk tetap tinggal.
“Terserah, tapi tante enggak bisa temenin kamu. Enggak apa-apa kan,” kata mama Rania.
“Enggak apa-apa, Tante. Silakan Tante kalau ada keperluan, saya tunggu Rania di sini.”
Mamanya Rania langsung meninggalkan Kliza. Sementara laki-laki itu duduk sambil mengatur napas. Dia merasa jenuh juga menunggu di dalam. Saat ingin keluar dia melihat Rania masuk.
“Kliz, mau apa kamu ke sini?” tanya Rania ketus. Dia sudah melihat motor Kliza di luar.
“Aku mau ngomong sebentar sama kamu. Ada yang ingin aku sampaikan, Ran.” Kliza mengikuti langkah Rania masuk.
Rania duduk di sofa. Tatapannya terlihat tidak suka dengan kehadiran Kliza. Dia beberapa kali mengalihkan padangan dari laki-laki itu. Sebenarnya, Rania ingin segera masuk ke kamar, tetapi itu bukan hal yang baik.
“Hubungan kita kan udah berakhir, Kliz!” seru Rania dengan wajah kesal. Dia tidak berusaha menutupi perasaan hatinya. Terlihat mimik wajahnya memancarkan ketidaksukaaan.
Kliza ingin sekali memberi tahu kepada Rania bahwa dia masih mencintainya dan ingin dimengerti sekali lagi. Terlihat dari cara dia membawa buket bunga, boneka kesukaan Rania, dan cokelat mahal dari negara kincir angin. Laki-laki itu berharap gadis yang dulu pernah dekat dengannya akan luluh.
"Ran, please! Kembali pada hubungan kita. Aku tahu, aku telah menyakiti hatimu, tapi ...." Kliza duduk di lantai. Dia bersimpuh di dekat kaki Rania.
Dulu, Kliza sosok paling sangat dihormati oleh Rania. Cintanya begitu besar pada laki-laki itu. Namun, dia tidak pernah menyangka kalau Kliza selingkuh darinya.
"Tapi, apa, Kliz? Kamu itu munafik. Bajingan! Mana ada lelaki baik selingkuh dengan wanita lain? Coba posisi kita dibalik, Kliz? Sanggup kamu!" hardik Rania.
Tangis Rania pecah detik itu juga. Ada rasa sakit di relung hatinya. Luka masa lalu yang menganga seperti kembali tersiram air, perih.
Kliza pun tidak berhenti meyakinkan Rania, bahwa dirinya dijebak oleh wanita bernama Clara. Kepercayaan Rania hilang, saat mengetahui Kliza memanggil 'Sayang' kepada sosok itu sewaktu dirinya menjalani tugas kampus saat 'On the Job Training' di salah satu hotel ternama di Malioboro, Jogjakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Yang Mengalah
RomantizmKisah Cinta Rania yang menyukai seorang lelaki pintar bernama Athar. Namun, ditengah perjalanan cintanya, bertemu dengan kisah masa lalu yang mengharu biru. Cerita yang berlatar belakang di Jogjakarta dan Bali. Kampus Pariwisata yang menjadi saksi...