Rainata duduk di sampingku, saat aku menanyakan apa yang terjadi pada Yuuki, matanya sedikit melirik ke arahku, kilawan cahaya senja bersatu dengan matanya, lalu dia memalingkan pandangannya sambil mengatakan
"Zell, antar aku"
Jika memang tafsiran ku benar maksudnya adalah "aku akan menceritakannya di jalan".
Kami keluar dari rumahku, kemudian Rainata mulai bercerita
"Katanya dia kemaren ditembak sama temannya"
Kemarin? Aku teringat saat Ishiki mengajak nonton voli Yuuki bilang kalau dia sudah ada janji dengan temannya.
"Jadi?"
"Jadi apanya?"
Rainata menatapku dan sedikit memiringkan kepalanya seolah penasaran.
"Aku nggak kaget kalo Yuuki ditembak sama temennya, setahuku dia sudah banyak menolak para cowo"
"Eeee... Beda banget sama kakanya ya?"
Nadanya seperti bertanya
"Apa kau mencoba ngeledek ku? Gini-gini aku dulu juga punya pacar!"
Jawabku dengan nada sombong
"Aku kasihan"
Suaranya kembali dia pelankan seolah kembali serius untuk melanjutkan pembicaraan tadi.
"Sama Yuuki?"
"Bukan, sama orang malang yang dulunya pacaran denganmu"
Aku benar-benar merasa terkena critical damage. Sebenarnya aku sedikit marah dalam benakku, tapi setelah melihat wajah tertawanya Rainata, perasaan itu benar-benar menghilangkan, Skill macam apa yang dia pakai kali ini??? Sialan, aku nggak bisa marah, mungkin karena niatnya yang hanya mencoba untuk mencairkan suasana
"Oi.. sudah jangan di ungkit,"
"Maaf-maaf aku hanya bercanda"
Dia kembali mendesah untuk menahan tawanya
"Waktu kemaren ditembak, Yuuki meminta waktu untuk menjawab, sebut saja si A, Yuuki takut jika dia menolaknya, hubungan pertemanan mereka akan menghilang, dia terus memikirkannya, lalu setelah mendengar pendapat mu tentang Romeo and Juliet dia memutuskan untuk menolaknya"
Ohh... Benar, tadi malam aku memang mengoceh tentang film itu, tapi aku nggak tau kalo itu bisa disebut nasehat. Pantas saja tadi pagi dia menarik nafas panjang, ternyata untuk itu.
"Jadi Yuuki menolaknya?"
"Sebelum menolak si A, temannya si A juga menembak Yuuki saat dikelas sebut saja si B, dan kebetulan temen cewe Yuuki sangat menyukai Si B"
"Oke stop, biarkan aku mencernanya dulu"
Aku tahu jika Yuuki memang populer, tapi apa-apan ini? Rasanya kaya lagi nonton sinetron Indonesia, ini sangat rumit, hei bukankan ini terlalu rumit untuk latar waktu SMP, aku membencimu pak sutradara.
Kami sampai di depan rumah Rainata
"Yasudah... Dah..."
Katanya sambil kembali melambaikan tangannya.
"Ehh, cuma itu? Kau hampir 1 jam dikamarnya dan cuma itu?"
"Yahh.. intinya cuma itu, makasih udah anterin aku"
Dia masuk kerumahnya sambil mengatakan "sampai jumpa besok"
"Maka..."
Kata-kataku belum selesai kukatakan, pintu rumahnya sudah tertutup.
Jadi apa yang harus aku lakukan? Aku menatap langit sambil memikirkannya, saat aku menurunkan pandanganku Ishiki sudah ada di depanku, cih... Sialan... lagi-lagi aku terkesan dengan kecantikannya, dia masih menggunakan seragam volinya.
"Ngapain kau didepan rumahnya Rainata Zell?"
"Aku baru abis nganterin dia"
"Dia dari rumahmu? Ngapain?"
"Sepertinya Yuuki ada sedikit masalah dengan teman sekolahnya"
"Benarkah?? Kalo ada yang bisa aku bantu kabarin ya?"
Katanya sambil sedikit berjalan, gerakannya seolah memintaku melakukan hal yang sama, lalu aku berjalan disampingnya untuk pulang.
"Ngomong-ngomong gimana turnamen volinya?"
"Kami kalah, tapi aku akan terus berjuang diturnamen berikut nya!!"
Andai saja aku punya semangat juang sepertinya, pikirku.
Aku berpisah dengan Ishiki didepan rumahnya
"Bye-bye"
Katanya sebelum masuk kerumahnya.
Lalu aku juga masuk ke rumahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story at School
Teen FictionZell, seorang pemalas yang kerjaannya hanya main game dan nonton film. Kehidupannya mulai KEMBALI kacau sejak kelas 2 SMA dimana dia KEMBALI dipaksa untuk mempelajari perasaan orang lain dan menyelesaikan masalahnya sendiri dan orang yang terlibat d...