Ideologi sampah

51 32 8
                                    

Hari sudah mulai sore, Ishiki datang dan mengajakku pergi keluar

"Hei Zell, hari ini aku tanding voli, kau nonton yah?"

Yahh.... Sebenarnya aku sedikit tertarik dengan voli, jadi aku selalu ikut jika Ishiki mengajakku

"Turnamen?"

"Nggak kok cuman latihan"

"Bentar, aku ajak Yuuki"

"Aku sudah ada janji sama temanku"

Kata Yuuki yang sepertinya sudah mendengar pembicaraan kami. Aku sedikit bersiap, lalu kami pun berangkat

Sebenarnya aku tak membenci orang yang hidup dengan penuh semangat, aku menghormati mereka, lagipula tak ada salahnyakan menjadi orang yang bodo amat? tapi sering kali orang yang pikirannya tipis menyamakan sifat bodo amat sama dengan sombong, anti sosial dan lainnya, itu bukanlah kesamaan!! percayalah kebanyakan makhluk hidup, hidup dengan caranya sendiri, hidup dengan apa yang telah diberikan tuhan padanya, misalkan saja ikan batu, dia tak banyak bergerak lalu dia memanfaatkan fisiknya untuk dapat bertahan hidup, begitu juga manusia, manusia akan hidup sebagaimana dia diberi kemampuan, orang-orang yang terus-terusan bekerja keras itulah kemampuannya, dan orang-orang yang bermalas-malasan itulah kemampuannya, bisa jadi orang yang selalu bekerja keras tak mempunyai kemampuan bermalas-malasan begitu juga sebaliknya.

Sebuah smash dari Ishiki melesat ke lapangan lawan, lalu dia melihat ke arahku, kemudian melambai, tiba-tiba semua perhatian mengarah pada aku, cih sialan, aku benci ini

Saat melihat Ishiki yang terus-terusan kerja keras untuk menang, dulu aku juga pernah berpikir kalau "dia bisa mengapa aku tidak?" aku pernah berusaha agar lebih kuat dalam hal olahraga, tapi aku berusaha terlalu keras dan akhirnya jatuh sakit, setelah diperiksa ternyata aku mempunyai penyakit jantung, penyakit ini bisa kambuh kapan saja, karena itu dokter menyuruhku agar jangan terlalu lelah, dan pada akhirnya orang tuaku datang ke sekolahku dan meminta agar aku tak ikut dalam kegiatan olahraga, hebat bukan? tak sama semua manusia terlahir kuat, jadi menurut pengalamanku, orang lemah yang berusaha menjadi orang kuat tak akan pernah bisa berhasil, begitulah cara kerja dunia ini, satu-satunya harapanku hanyalah belajar dan menjadi orang pandai
"Di setiap jaman akan selalu ada orang kuat yang mengasah taringnya, dan orang lemah yang mengasah otak nya"
Itu adalah perkataan dari tokoh anime yang sampai sini masih berdengung di telingaku. Jika orang bilang
"Belajar dari masa lalu membuat kita bijaksana dan belajar dari kesalahan membuat kita dewasa" Maka itulah pelajaran yang kudapat, lebih singkatnya,
"Berusaha adalah suatu kesalahan" "Usaha tak akan menghianati hasil, tapi bisa menghianati impian",
Benar bukan? Kata-kata itu ku dapat dari karakter anime favorit ku.

Angin deras kembali datang, seolah kembali mengabarkan bahwa hujan akan segera datang, aku dan Ishiki pulang bersama, di perjalanan anginnya semakin deras, seandainya bisa aku ingin teleport saja.

Saat ini kami sudah di depan rumah Ishiki, aku berjalan tanpa melihat Ishiki di belakangku, tiba-tiba saja dia memegang lengan bajuku

"Besok pertandingan final"

katanya sambil menatapku, jujur saja aku masih belum bisa mengatasi fobia sosial ku entah ini terjadi padaku saja atau juga orang lain, rasanya sangat sulit bagiku untuk menatap mata orang lain yang berbicara padaku, kecuali dengan Yuuki, rasanya bikin keringat dingin

"Doain ya"

Sambungnya, angin kembali kencang mengarahkan rambut Ishiki ke arah depan dan membuat mataku kemasukan sesuatu, kayaknya ada pasir di rambutnya sehabis latihan tadi, aku menggelengkan kepalaku dan menutup sebelah mata, Ishiki sedikit memiringkan badannya dan mulai mendekat

"Kau kenapa?"

katanya, Aaa... dia benar-benar sengat dekat denganku, aku benar-benar tak pernah sanggup melihat wajah orang lain yang sedang menatapku, ini dia, ini dia lingkaran sihir yang selalu mengelilingiku, di sini sangat panas, siapa saja tolong aku!! aku melihat wajahnya yang sedang bingung, kali ini aku benar benar menatap wajahnya, bukan, bukan hanya aku, dia juga sedang menatapku, lebih tepatnya kami sedang bertatapan, ternyata dia manis juga, tidak, dia sangat cantik bagiku, bahkan terlalu, aku merasakan air hujan yang mulai jatuh ke tangan

"A..a..Aku nggak apa-apa, oke semangat buat besok"

Kataku sambil berjalan membelakangi nya untuk menyembunyikan perasaan anehku ini, lalu berjalan menuju ke rumahku.

Saat aku masuk ke dalam rumah, di luar hujan sudah mulai lebat, TV ruang tamu menyala tapi Yuuki tak ada, aku duduk di sofa depan TV itu, dan memainkan hp

"Ooh sudah pulangka kak?"

Yuuki datang dari dapur sambil membawa secangkir susu panas, sepertinya dia tahu cara menikmati waktu

"Hmm"

Reaksi ku, aku melihat apa yang sedang ditontonnya, jika dilihat... Mungkin ini adalah film romeo and juliet.

"Ooh kakak belum pernah melihat film inikan?"

"Iya, aku hanya pernah dengar, film ini menceritakan tentang orang yang mati gara-gara bodoh kan?"

Yuuki sedikit terkejut mendengar jawabanku tadi

"Dari mana kaka mendengarnya?"

"Bukannya film ini menceritakan romeo yang menyukai seorang gadis yang ingin dijodohkan dengan orang lain, lalu karena nggak mau dijodohkan si gadis pura-pura mati yang tanpa sadar udah ikut ngebohongin romeo juga?Bukannya kebodohan sigadis ini benar-benar di luar batas? lalu si romeo juga, aku nggak mengerti mengapa dia bunuh diri, kebodohan juga benar-benar tak bisa di toleransi, walaupun menurutku cerita ini sangat bagus tapi aku nggak menerima kebodohan mereka"

Itu mungkin adalah pendapat pribadiku, Yuuki tersenyum kecil sambil menatapku

"Kaka emang punya berbedaan pandangan dengan orang-orang"

Aku tersenyum setelah mendengar kata itu

"Mati atas dasar cinta kah.. haaahh.."  aku sedikit menggumam dalam hati lalu menghela napas karena memikirkannya, tiba-tiba saja wajah Imut Ishiki muncul di kepalaku, cihh.. Aku menggelengkan kepalaku untuk menghilangkan nya, lalu aku menatap ke atas, woi, woi, woi apa-apaan tadi? Semacam genjutsu?

Story at SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang