Persiapan

39 26 2
                                    

Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang memiliki perasaan, di sisi lain manusia juga diberikan otak untuk berpikir, inilah yang membedakan antara manusia dan hewan, hanya dengan mengatakan sedikit kata yang mengandung perasaan, otak manusia akan menafsirkan nya.

"Hahh?Kaka sudah punya ide, gimana?"

"Pertama-tama kau harus bisa ngajak mereka datang ke rumah kita"

"Ke rumah kita? ngapain?"

"Sudahlah lakukan saja"

"Kakak nggak mau berantem sama mereka kan?"

"Tentu saja tidak"

"Okelah aku akan berusaha" katanya sambil membuat senyum manis

"Sudah kuduga kaka emang bisa diandalkan, aku jadi makin sayang sama kaka" dia mengatakannya sambil mulai memegang lengan bajuku

hey ada apa dengannya? jangan-jangan karena kebanyakan mikir otaknya jadi geser? Tapi nggak apa-apa juga sih? dia makin manja saja, aku juga nggak berhak menolaknya karena kebaikannya selama ini padaku mungkin saja jika dia nggak ada, aku nggak akan bisa bertahan hidup Yuuki ada apa? nggak ada apa-apa aku cuman mau lebih dekat sama kakak dia terus terus aku menggandeng lengan bajuku bahkan saat Ishiki keluar dari rumahnya Yuuki tak melepaskannya, Ishiki pun tersenyum melihat tingkah aneh Yuuki.

Kami berangkat ke sekolah, Reinata sudah menunggu di depan rumahnya si Yuuki akhirnya melepaskan tangannya dari lenganku, lalu menyapa Rainata,mereka berjalan pertandingan berdampingan dan bersenda gurau baguslah jika Yuuki sudah bisa tertawa

"Yuuki kenapa Zell?" Kata Ishiki yang berjalan disampingku, aku memperlambat jalannku lalu menceritakannya kepada Ishiki

"Aku akan meminta bantuan mu"

"Ngapain?"

Aku menjelaskan apa yang ada di pikiranku dia tersenyum setelah mendengarnya

"Jadi kau mau minta aku untuk bermain drama?"

"Yahh... kurang lebih gitu"

"Oke aku bantu kok"

"Ntar waktunya aku kabari"

Saat dipertigaan, Yuuki akhirnya berpisah dengan kami, dan dari sini aku masih bisa melihat Yuuki yang kembali mengambil nafas panjang sebelum memasuki sekolahnya.

Ishiki berjalan sedikit cepat untuk menghampiri Rainata lalu kamipun melanjutkan perjalanan.

Tak ada hal yang terjadi disekolah, sekolah berakhir dengan cepat hari ini, Aku kembali pulang bersama Ishiki dan Rainata, tidak juga karena kalo dipikir-pikir aku hanya berjalan dibelakang mereka, dari tadi sibuk bicara berdua didepan. Satu-persatu dari kami sampai kerumah masing-masing. Aku masuk kerumahku yang pintunya setengah terbuka

"Kaka sudah pulang"

"Hmmm" Reaksiku dengan maksud mengiyakan

"Jadi gimana temen-temen mu?" Sambungku dengan berjalan menghampirinya yang duduk di depan sofa itu

"Temen cowo ku katanya mau kok kesini hari Minggu, tapi yang cewe...aku sama sekali nggak bisa bicara, kayaknya dia marah banget sama aku"

"Yasudah, kalo masalah bujuk-membujuk kau pasti bisa" hiburku pada Yuuki.

Tak ada hal penting yang terjadi dalam beberapa hari ini, yang ada hanyalah sikap Yuuki yang semakin manja denganku, hari ini adalah hari Sabtu, besok adalah hari dimana teman-temannya Yuuki datang kerumah, entah bagaimana caranya Yuuki berhasil membujuk temen cewenya mau datang kerumah kami

"Gimana masalah Yuuki Zell?" Kata Rainata yang berjalan di sampingku, karena hari ini Ishiki ada latihan voli, jadi kami hanya pulang berdua

"Yahh..besok katanya mereka mau bicarain, hey ngomong-ngomong apa kau tahu kenapa tiba-tiba sifat Yuuki jadi seperti itu?

Rainata muali mengetuk-ngetukan jari telunjuknya di bibirnya seolah sedang berpikir

"Oohh,, itu??, Mungkin karena aku cerita soal omongan kita waktu kau nganterin aku"

"Heh, yang mana?"

"Ituu... Waktu aku nginap"

Aku mengingat pembicaraan kami saat itu, benar juga aku sedikit berbicara tentang keluargaku

"Memangnya kenapa?" Sambungnya yang kembali melakukan gerakan sama saat sedang penasaran

"Yaa.. nggak apa-apa sih, aku cuman sedikit kewalahan dengan sikap nya"

"Hei harusnya kau bersyukur, bukannya dia malah jadi dekat denganmu?, Kau harusnya berterima kasih denganku!" Katanya dengan nada ditinggikan.

Apa-apaan muka bangga ngeselin itu, hey tunggu, dia terlihat sangat manis, tunggu, itu benar-benar ngeselin, mukanya sangat manis sampai-sampai ngeselin, cih, sialan, gimana cara jelasinnya?

Saat di depan rumahnya dia kembali mengatakan "sampai jumpa" seperti biasanya dengan melambaikan tangan padaku dan masuk kerumahnya

Lalu hari Minggu pun datang

Story at SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang