Aku pulang bersama Ishiki dan Rainata, bukan, maksudku sama seperti yang dulu, aku hanya berjalan dibelakang mereka.
Kami sampai didepan rumah Rainata, dia menyuruh kami masuk, Ishiki dengan santainya mendorong belakangku agar aku cepat masuk karena dari tadi aku hanya bertingkah kebingungan apa yang harus aku lakukan.
Warna biru langit di seluruh ruangan, tampat yang bersih dan peralatan tersusun rapi, Ada dua kamar di samping ruang tamu ini, dan dibelakang ada pintu dapur, jujur saja aku masih belum percaya aku masuk kerumah cewek.
"Tunggu bentar ya, aku buatin minuman dulu" Rainata berjalan ke belakang
"Aku bantu ya" kata Ishiki yang mengikuti Rainata
"Duduk aja Zell" Suara Rainata yang mulai menjauh
Aku duduk disofa ruang tamu sambil menuggu mereka, diluar awan gelap mulai menutupi langit biru, aku yakin akan hujan.
Mereka berdua kembali dengan membawa minuman dan cemilan lalu mereka mengeluarkan buku-buku pelajaran
Angin mulai ribut diluar, rintik hujan yang membuat gemuruh diatap rumah ini seolah terdengar seperti lagu, guruh guntur yang terdengar pelan juga membuat suasana ini sangat enak untuk tidur, sialan harusnya sekarang aku sedang tidur dirumah bukan mengajari mereka berdua.
Rainata berdiri dan menghidupkan lampu diruangan ini karena sedikit gelap disini, aku membantu sebisaku untuk menjawab soal yang belum mereka mengerti.
Diluar terdengar suara mobil berhenti.
TOK TOK TOK TOK
Terdengar ketukan, Rainata bergegas membukanya, Seorang perempuan masuk dengan membawa payung yang berwarna sama dengan dinding rumah ini, Rambut hitamnya panjang sampai ke pinggang, dari yang terlihat umurnya mungkin sekitar 35 keatas.
"Mama pulang?" Mama? beliau adalah ibunya Rainata
"Ada yang ketinggalan" jawab beliau yang berjalan masuk dan menoleh kearah aku dan Ishiki, kami sedikit mengangguk untuk memberi salam pada beliau
"Temanmu?" Sambung beliau sambil menatap Rainata, Rainata mengangguk untuk mengiyakan
Beliau berjalan kearah satu kamar dan mengambil koper hitam lalu kembali berjalan kearah pintu
"Mama mau pergi lagi?" Tanya Rainata yang dari tadi berdiri didepan pintu.
"Iya, masih banyak kerjaan di kantor, kamu tolong jaga rumah ya?, oh iya kalian, Rainata emang sedikit pendiam jadi tolong temenin dia ya" kata ibunya Rainata sambil membuka payung dan masuk mobil itu.
Rasanya sudah lama sekali aku tak melihat ekspresi yang di perlihatkan Rainata saat ini, ini benar-benar mengingatkanku dengan Yuuki, ekspresinya sama persis seperti Yuuki saat ayah dan ibu pergi.
Rainata menutup pintu lalu kembali untuk belajar, kayaknya dia nggak mau bahas tentang ibunya, pikirku, jadi aku berusaha untuk mengabaikannya.
"Ehh, Nata ibumu cantik banget ya" kata Ishiki
Ekspresi Rainata yang tadi mulai berubah jadi sedih.
"Hei Nata? Kau nggak apa-apa?" Sambung Ishiki.
"Nggak apa-apa kok" jawabnya sambil memberikan senyum pasrahnya.
"Kau hebat banget loh, bisa hidup sendiri kayak gini" Ishiki seolah menghiburnya.
"Hehehe, nggak kok, biasa aja" Jawab Rainata
"Benerkan Zell?" Tanya Ishiki kepada untuk meyakinkan Rainata.
"Kalo Zell sih, pasti udah mati kelaperan" sambungnya.
Hei apa maksudmu?
"Biarpun begini, aku bisa masak buat bertahan hidup" jawabku
Mereka berdua sedikit tersenyum mendengar jawabanku itu.
Tak lama, hujan akhirnya berhenti, menyisakan goresan warna-warni pelangi di langit, kami bertiga menatapnya saat aku dan Ishiki ingin pulang dan Rainata mengantar kami kedepan rumahnya. Jujur ini tak buruk juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story at School
Teen FictionZell, seorang pemalas yang kerjaannya hanya main game dan nonton film. Kehidupannya mulai KEMBALI kacau sejak kelas 2 SMA dimana dia KEMBALI dipaksa untuk mempelajari perasaan orang lain dan menyelesaikan masalahnya sendiri dan orang yang terlibat d...