Seseorang yang berani ditinggal pergi bukan karna sudah tidak ada lagi perasaan sayang,
Tetapi terkadang lebih baik mengalah dan melepas yang ingin pergi dari pada harus bertahan.
-“Kita putus..”
Dua kata, satu tarikan nafas. Terdengar menyakitkan bagi siapapun yang mendengarnya, namun tidak bagi Clara.“Oh, ya udah.” Dengan santuy.
“Apa? Kok kamu gak marah sama sekali.” Tanya Riyan.“Terus? Aku harus apa? Memohon dikakimu agar kita terus Bersama? Untuk apa menahan orang yang ingin pergi? Membuang waktuku saja.” Ujarnya sambil menyumbat kedua telinganya dengan headset dan pergi meninggalkan Riyan. Sementara Riyan hanya menatap punggung Clara dari kejauhan.
“Oh, baguslah.”
He don’t love me, he don’t love me, but that’s okay, and I love me yeah, love me yeah, love me, I love myself anyway.
Everythings gonna alright, everythings gonna be just fine, it’s gonna be a good lifeClara berjalan sambil mendengarkan lagu ‘I’m a mess’ yang dipopulerkan oleh Bebe Rexha. Jika siapapun yang diposisi Clara saat ini pasti akan menangis, memutar lagu patah hati, dan lain sebagainya. Tetapi tidak buat Clara. Baginya siapapun yang ingin
pergi dari hidupnya, pergi saja. Haram baginya menahan sesuatu yang ingin pergi. Tidak butuh alasan ataupun penjelasan apapun, itu hanya membuang waktu.Clara Sandara Wijaya, yang tidak ingin mengenal patah hati dan kesedihan, bukan karna ia tidak punya perasaan melainkan, untuk apa sih membuang waktu untuk hal tidak penting, seperti alasan seseorang pergi misalnya, yang pada intinya hanya ingin pergi.
“I can still breathe without you, goodbye, it's over..”
Sedang asik-asiknya menikmati lagu, handphone Clara berdering, terpampang nyata nama ‘Si Beo’ pada layar handphonenya.
“hall…” belum sempat bilang o udah dipotong duluan sama si beo.“RAAAAAAAAAAA…” pekik Lola yang merupakan si beo tadi. Sementara Clara mengumpat dalam batin karna telinganya kesakitan setelah mendengar suara yang terdengar dari seberang sana. Memang anjim bener ni anak.
“Apa?” tanyanya singkat.
“Seriusan lo putus sama Riyan? Omegat, omegat, omegat, lo itu tolol atau gimana sih? Bisa-bisanya mutusin cowok limited edition sejagat raya dan seluruh antera bumi ini.” Tanyanya bertubi-tubi, pantes aja dibilang beo karna ya ini, berisik banget.
“Dih, yang ada dia yang putusin gw, lagi pula yaudahlah, tapi btw lu tau dari mana? Kan gw gak cerita?” tanyanya penasaran, padahal belum sampe 30 menit putus, kabarnya udah sampe aja ke netijen.
“Lo tau kan, ex boy lo itu punya banyak fans dimana-mana, lo lupa? Setiap kemanapun kalian jalan, itu banyak banget mata-mata. Mereka pengen banget kalian putus.”
“Yeah, I know that..” Clara baru sadar, ia tidak heran lagi akan itu.
“Ihh, kok bisa-bisanya sih lo, se-santuy itu, huh?”
“Ya udahlah lol..”
“Hisa gak sih lo panggil nama gw dengan bener selain ‘lol’ dan ‘si beo’?”
“Haha, suka-suka gw dong, abis lucu banget.”
“Serah lu deh, sekarang jawab pertanyaan pertanyaan gw, kenapa kalian bisa putus? Lo tau kan cowok kayak Riyan itu idaman banget, semua cewek ngejar-ngejar dia.”
Ujar Lola serius dari seberang sana.“Terus, gw harus sedih, gitu? Nangis-nangis terus sujud-sujud dikaki dia, ‘yaampun Riyan jangan tinggalin gw, jangan putusin gw, gw masih sayang sama lo.’ Harus juga gw ngomong kayak gitu ke dia? Ya ampun, plis deh ra, harga diri gw lebih berharga.” Tukas Clara yang tidak kalah serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ragala - Completed✓
Teen Fiction𝑫𝒊𝒃𝒖𝒏𝒈𝒌𝒂𝒎 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒌𝒆𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒅𝒆𝒘𝒂𝒔𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒌𝒆𝒂𝒅𝒂𝒂𝒏 Orang-orang datang lalu pergi dalam kehidupannya. Peliknya kehidupan membuatnya nyaris putus asa. Bahkan ketika ia menginginkan sesuatu, ia lebih me...