Part 20

377 23 0
                                    

"gue denger dari temen temen lo, gue udah tau semuanya. Maafin gue ya? gue malah ajak lo kerumah gue, dan malah makan bareng. Jadinya lo ketahuan sama bu sarah," ucap Alexi

Asya tersenyum "It's oke lo ngga usah minta maaf lo ngga salah disini,"

"Lo tahu siapa yang bilang ke Bu Sarah?" Tanya Alexi

"Ngga tau, yang pastinya dia ngga suka sama gue. Gue ngga mau berprasangka buruk dulu tapi pikiran gue mengarah sama liora," jawab Asya

"Sekarang lo tinggal dimana?"

"Lo ngga perlu tau gue sekarang tinggal dimana, yang terpenting gue selalu datang buat nyanyi disini. Lo ngga usah cari tau tentang itu,"

"Saran gue lo balik aja, gue takutnya mama lo malah sakit karena ini semua," ucap Alexi, Asya menghembuskan nafas panjang

"Gue yakin lex kalau lo di posisi gue sekarang lo pasti juga akan melakukan hal yang sama kayak gue. Gue butuh waktu untuk ini semua, ngga gampang lex buat gue melupakan semuanya," jawab Asya sambil berkaca kaca

"Lo harus pulang sya, tadi sore gue ke rumah lo. Dan lihat keadaan mama lo, mama lo ngga mau makan sya dari lo keluar rumah. Apa lo tega biarin mama lo begitu sya?"

Asya menghapus air matanya "gue akan pulang tapi gue ngga tau kapan, bilang ke mama gue baik baik aja. Dan satu lagi gue akan tetep sekolah," Asya pergi meninggalkan Alexi

Alexi mengejar Asya ke parkiran "Asya! Tunggu sya!"

Alexi mencekal tangan Asya, ia langsung menarik Asya kedalam pelukannya. Asya langsung menangis

"Lo boleh nangis sepuasnya sya, boleh banget. Lo boleh lampiaskan semua kemarahan lo kekesalan lo apapun uneg-uneg lo,"

Asya menangis sejadi jadinya di pelukan Alexi, sementara Alexi membelai lembut rambut coklat Asya

Setelah beberapa menit menangis, ia kemudian menjauhkan wajahnya dari dada bidang Alexi

"Thanks lex udah dengerin gue nangis," ucap Asya dengan nada sumbang

Alexi tersenyum "Lo udah puas nangis kan? Sekarang pulang ya?"

Asya menggeleng "gue masih belum mau pulang, kalau udah hari produktif maybe gue akan pulang. Tapi kalau sekarang maaf gue ngga bisa," jawab Asya dengan sesekali menghapus air matanya

"Sya ingat ya kasihan mama lo di rumah, mama lo ngga sengaja ngomong begitu sya. Mama lo itu sebenarnya cuma mau mengancam lo aja,"

Asya tersenyum "oke oke gue akan pulang tapi ngga sekarang,"

"Gue berharap lo cepat pulang ya, kasihan mama lo. Gue yakin saat lo pulang mama lo akan senang,"

Asya hanya tersenyum, lalu pergi meninggalkan Alexi di parkiran

***

Akhirnya Asya kembali ke sekolah setelah tiga hari di skors

"Asya! Akhirnya lo sekolah juga," ucap Lyra, Asya hanya membalas dengan senyuman

"Lo udah pulang ke rumah?" Tanya Claire

Asya menggeleng "gue ngga tau mau pulang kapan,"

"Pulang sya pulang mama lo nungguin lo terus sya," ucap Lyra

"Kan mama yang nyuruh gue buat keluar dari rumah, ya gue keluar lah. mama juga yang melarang gue panggil mama lagi, so?"

"Terus selama ini lo tinggal dimana?" Tanya Claire

"Kalian ngga akan tau gue tinggal dimana, intinya jauh dari sini. Jauh banget kalau dari rumah gue,"

"Asya tinggal di Bogor?" Tanya Micell

"Engga gue ngga tinggal di bogor,"

"Terus?"

"Udah ya kalian ngga perlu tau gue tinggal dimana, Yang terpenting gue akan selalu masuk sekolah," Asya meninggalkan ketiga sahabatnya

"Asya ya ngga bisa gitu dong sya, kasih tau kita ini tuh bukan privasi sya. Kita ini sahabat dari kecil," ucap Claire sedikit berteriak

Asya berhenti sejenak, lalu menoleh ke belakang "sorry banget, kali ini gue ngga bisa ngomong gue tinggal dimana. Dan please jangan bahas masalah keluarga gue dulu di sekolah,"

***

"Jadi kalian bertiga ngga tau Asya tinggal dimana sekarang?" Tanya bang Gavin

Claire menggeleng "dia selalu mengelak bang kalau ditanya, dia juga sekarang lebih menjadi sosok yang pendiam. Tadi juga dia misah dari kita," ucap Claire

Mama menangis "ini memang salah mama, mama ngga tau kalau bakal jadi begini kejadian nya,"

"Mungkin dia sakit hati tante, dia udah kita suruh pulang tapi dia bilang belum tau kapan. Semakin di paksa dia bakal semakin susah di ajak omong,"

"Renzo, Gavin, Azka, Samudra. Tolong cari adik kalian, mama selalu kepikiran dia terus. Dia tinggal dimana, makan sama apa," mama menghapus air matanya, terlihat wajahnya yang pucat

"Oke ma, kita bakal cari Asya. Tapi please mama harus makan satu piring aja,"

Mama menggeleng "sebelum Asya pulang mama ngga akan makan, di luar sana kita ngga tau Asya makan apa minum apa tinggal dimana. Masa mama makan enak?"

"Lebih baik Tante makan aja, aku kasihan lihat tante yang pucat terus," ucap Lyra

"Aku janji Tante, aku bakal terus desak Asya buat jujur dia tinggal dimana. Aku setiap hari bakal kesini buat memberi informasi terbaru tan," sahut Claire

Semuanya terdiam

"Oh iya! Atau aku coba telfon yang punya cafe buat Asya nyanyi aja gimana? Kemarin aku minta sama Cakra," ucap Claire tiba tiba

Mama langsung tersenyum "i-iya Claire tolong ya telfon yang punya cafe,"

"Aku loud speaker aja ya,"

Tak lama ada sambungan telepon

"Assalamualaikum, ini dengan Tante Alya? Tante nya Cakra?"

"Waalaikumsalam benar sekali, ini dengan siapa ya? Kok bisa dapat nomor saya?"

"Oh saya temannya Cakra Tante, teman Asya sama Alexi juga Tante,"

"Oh iya bagaimana ya?"

"Hmm saya mau tanya tante, Asya lagi di cafe ngga Tante?"

"Oh si Asya? Tadi sih kesini habis pulang sekolah, tapi sekarang udah pulang. Dia kurang enak badan katanya wajahnya juga pucat ngga kayak biasanya, ya udah saya suruh pulang aja. Kasihan kalau sakit gitu malah nyanyi disini,"

"O-oh oke Tante terimakasih sebelumnya, maaf menganggu waktunya. Kalau begitu saya matikan teleponnya ya tante. Assalamualaikum,"

Tut

"Berarti Asya sakit?" Tanya mama

"Ya begitu tan jawaban Tante Alya, dia pucat wajahnya. Tadi pagi sih ngga pucat tan tapi dia agak lesu aja badannya,"

Badan mama langsung melemas

"Ma!" Mama jatuh di pelukan Azka

"Tante ngga apa apa?"

Mama menggeleng lemah

"Kita akan cari Asya kita akan bawa pulang Asya lagi, tapi mama makan ya?"

"Mama ngga mau makan sebelum Asya pulang,"

"Tapi Tante harus sayang sama badan Tante sendiri, Asya pasti juga akan sedih kalau Tante ngga mau makan. Tante makan ya?" Tanya Lyra

Mama mengangguk lemah

Bad Couple (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang