Rasa Sebenarnya

1.9K 506 165
                                    

Assalamualaikum

Moga yang ini rame ya..

...




Menghasilkan uang sendiri tak pernah semenyenangkan ini, labi tak henti tersenyum usai kembali dari pasar membeli 'lagi' beberapa bahan makanan,

Terhitung sudah sebulan,
Pekerjaannya lancar meski sesekali 'kena omel' juragan Salim,

Tapi tetap si mungil ini tak pernah ambil hati, belajar dari kesalahan dan malah semakin menumbuhkan keinginan untuk menjadi peternak,

Ya..
Abi tak terlalu menggubris hal ini, karna keinginan labi mudah sekali berubah,

Para santri seperti antusias sekali dengan menu makanan hari ini, nyatanya masakan labi yang penuh eksperimen menjadi daya tarik, tentu karna rasanya nikmat,

Ditengah tengah fikiran nya yang ingin beternak labi terfikir juga untuk membuka toko oleh oleh,

Lihat..
Sekarang mengerti bukan kenapa Abi tak menggubris niatnya?

Ya.. mungkin hal ini bisa dilupakan sejenak, labi nampak nyaman dengan semua yang ia kerjakan,

Ia tak berpura pura menyukainya, labi senang akhir akhir ini ada banyak pekerjaan yang menguras fikiran, selama ini berdiam diri tanpa melakukan apapun rasanya seperti di neraka,

Ada banyak fikiran yang 'tak perlu difikirkan' hinggap begitu saja,
Labi benci itu,

Hanya rutinitas yang berubah,
Gadis mungil itu senang berdiam diri di masjid berlama lama disana dan mencurahkan banyak hal yang hanya ia dan Tuhan yang tau,

Satu hal yang pasti,
Labi pandai menyimpan perasaan orang lebih sering bilang ia pandai 'berkamuflase'

Sama seperti saat banyak fitnah menimpa dirinya akhir akhir ini, labi juga enggan terlihat terlalu tertanggung, nampak biasa saja menghadapi segala hal meski dalam sujud ia kerap kali meringis,

Ia biarkan Tuhan saja yang tau apa yang ia rasa,

"Labi.."

"Iya Bi?"

Ditengah renungannya, sosok Abi duduk didepan mimbar dan menatapnya dengan tasbih yang terus bergerak mengikuti sholawat dalam hatinya, labi selalu suka bagaimana senyum itu terlihat begitu tulus.

"Jangan bengong, walaupun di masjid masih bisa setan bisik bisik ke kamu"

Kekehannya terdengar renyah sekali, memberi kesan semua baik baik saja meski ayah adalah satu dari sedikit orang yang begitu memahaminya.

"Nanti malem, ikut Abi sebentar ya"

"Nanti malem? Mau kemana bi"

"Ada.. nanti juga tau"

Abi si 'manusia pendiam' itu langsung saja melenggang dengan salam yang terhatur lembut, labi punya tanda tanya besar meski ia tau Abi memang sosok yang suka memberi hal hal misterius,

Gadis itu melipat mukena dan masih diam sejenak disana dengan fikiran yang 'masih' kalut juga,

Lantas beranjak saat beberapa santri masuk hendak mulai pembelajaran tilawah.

📌 MAKMUM TERBAIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang