18. Terlambat

598 211 71
                                    

Seminggu kemudian.....

Setelah perayaan hari ulang tahunnya Zefanya. Tepatnya setelah Alfarel
mengatakan "I Love You" pada Zefanya. Mereka berdua semakin lengket saja. Kemana-mana selalu menempel. Tetapi, bukan Zefanya yang selalu menempel pada Alfarel. Melainkan Alfarel sendiri yang selalu menempel pada Zefanya.

Kemana saja Zefanya pergi, pasti Alfarel selalu mengikutinya. Bahkan seminggu ini, mereka menghabiskan waktu berdua dengan berkencan. Alfarel seakan-akan tak ingin berpisah dengan Zefanya. Ia selalu rindu jika jauh dengan gadis itu. Virus bucin sudah melekat di tubuhnya.

Jika teman-temannya tahu dia menjilat ludahnya sendiri. Maka, ia akan ditertawakan secara habis-habisan. Tapi baginya itu tak apa. Demi tetap bersama Zefanya, ia akan melakukan apapun itu. Alfarel bertekad, hari ini ia akan menjelaskan semuanya pada teman-temanya kalau ia mencintai Zefanya. Dan setelah itu, ia dan Zefanya akan bahagia bersama.

Sungguh harapan yang membahagiakan.

Sekarang ini, Alfarel dan teman-temannya sedang berada di kantin sekolah. Mereka semua sedang membolos pada jam pelajaran pertama. Pelajaran sejarah.

Pelajaran yang sangat tidak disukai hampir seluruh siswa. Bayangkan saja, mereka di buat mengantuk saat guru menjelaskan. Bukannya menjelaskan, tetapi tepatnya seperti membacakan dongeng saja. Banyak siswa yang ketiduran di kelas saat mendengar guru menjelaskan. Daripada mengantuk, lebih baik bolos kan?

"Al, udah sebulan loh. Ada kemajuan gak?" tanya Devan memulai pembicaraan.

"Bukannya hari ini, hari kalian putus ya?" Bimo menimpali.

"Iya, bener banget. Kapan lo mutusin Zefanya?" kali ini, Arkan ikut menimpali.

"Jangan bilang, lo kalah dalam permainan ini?" Gilang ikut bersuara.

"Ini waktu yang pas," batin Alfarel, ia ingin menjelaskan kepada teman-temannya kalau ia mencintai Zefanya. Ia tak ingin sampai terlambat mengakui perasaannya.

"Gu--"

"Jadi kalian?"

Belum sempat Alfarel menyelesaikan kalimatnya. Suara seseorang yang berada di belakang tubuhnya memotongnya terlebih dahulu. Merasa familiar dengan suara itu, ia pun membalikkan tubuhnya.

"Zefanya?" kaget Alfarel.

Bukan hanya Alfarel yang kaget, tapi teman-teman Alfarel pun juga kaget. Mereka tak menyangka Zefanya berada di sini dan mendengar pembicaraan mereka.

"Oke, saatnya drama dimulai," batin Zefanya, ia tersenyum miring.

"Ze...." Alfarel langsung berdiri dari duduknya, ia berjalan menghampiri Zefanya.

"Lo... lo jahat banget sih sama gue." Zefanya memulai aktingnya, ia
memundurkan langkahnya saat melihat Alfarel berjalan mendekatinya.

"Hiks, lo jahat!!" Zefanya mulai meneteskan air matanya.

"Ze, ini gak seperti yang lo bayangin." Alfarel meraih tangan Zefanya, tetapi
langsung di tepis kasar oleh gadis itu.

"Hiks, terus apa hah?"

"Gue bisa jelasin!"

"Gak usah, semuanya udah jelas."

"Tap--"

"Semuanya udah jelas. Kalau lo cuman jadiin gue mainan lo aja."

"Enggak Ze, lo salah paham."

Teman-teman Alfarel hanya diam saja saat melihat itu, mereka masih tak paham apa yang terjadi. Mengapa Alfarel bersikeras ingin menjelaskan? Padahalkan bisa saja Alfarel langsung mengakhiri permainan ini? Apakah ada hal yang tidak mereka ketahui? Entahlah, mereka nanti akan menanyakannya langsung pada
Alfarel.

"Hiks, salah paham?"

"Iya, sebenarnya--"

"Stop, gue gak mau dengar apapun itu!"

"Ze, gue mohon. Percaya sama gue." Alfarel mulai frustasi.

Sekelebat ingatan menimpa Alfarel.

Flashback On

"Kalo seandainya lo di jadiin mainan sama orang yang lo cintai, apa yang bakal lo lakuin?"

"Pergi dari kehidupannya."

"Kenapa?"

"Karena gue benci di jadiin mainan." jawab Zefanya.

"Kalau dia minta maaf, lo bakal maafin gak?"

"Pasti gue maafin."

"Tapi...."

"Tapi apa?" tanya Alfarel penasaran.

"Gue gak bakalan mau balikan sama dia lagi."

Flashback Off

Alfarel menggelengkan kepalanya, ia tak ingin itu sampai terjadi.

"Gue terlambat," batin Alfarel.

"Buat apa gue percaya sama lo? Semuanya udah jelaskan?"

"Engg--"

"ALFAREL!!"

Gimana sama partnya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana sama partnya?

Ada yang kangen gak sama aku?

Ada yang mau Alfarel sama Zefanya bersatu gak?
Skuyy coment banyak-banyak disini.

Seperti biasa, jangan lupa kasih vote sama coment sebanyak-banyaknya ya.

Sampai jumpa di part selanjutnya.

Salam pena,
tiaa

Love GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang