25. Pasti Bisa

511 189 210
                                    

Jam pelajaran pertama sudah berakhir 5 menit yang lalu. Tetapi Zefanya masih asik mencatat materi yang ada di papan tulis ke buku catatannya. Saking asiknya mencatat, ia tak memperdulikan Nabila yang sejak tadi mengajaknya kekantin.

Tuk!!

Karena kesal tak di perdulikan, Nabila pun merebut buku catatan Zefanya dan memukul kepala Zefanya pakai buku itu. Tidak keras sih, tapi lumayan sakit lah. Gimana gak sakit coba, tebal buku catatan Zefanya aja 100 lembar. Kebayang gak tuh, gimana sakitnya?

"Akhhh!!" teriak Zefanya ketika merasakan sakit dikepalanya.

"Eh, sakit ya?"

"Enggak, ya sakit lah!!" kesal Zefanya.

"Yang sakit apa?"

"Kepala gue."

"Terus, kenapa mulut lo yang teriak?"

"Lo pikir kepala gue bisa teriak gitu?"

"Gak bisa."

"Terus, ngapain lo nanya gitu Markonah?"

"Yee, gue kan cuman nanya. Gitu aja sewot. Dasar setan!"

"Setan teriak setan, udah ah. Temenan sama lo gak ada benernya. Nanti gue ikutan gila lagi."

Setelah mengatakan itu, Zefanya pun pergi menuju kantin sekolah. Daripada ladenin orang gila, mending ngisi perut ke kantin kan?

"Heh!! Gak ada akhlak ya lo, ngatain gue gila! Malah ninggalin lagi. Woy
tungguin!!" teriak Nabila nyaring, ia bergegas menyusul Zefanya.

"Ih, lo mah. Main tinggalin aja," rajuk Nabila. Ia menghentakkan kakinya kesal.

"Udah sembuh neng?"

"Sembuh apa? Gue gak sakit ko"

"Lo tadi sakit."

"Sakit apa?" tanya Nabila bingung. Pasalnya ia tak merasakan sakit apa-apa.

"Sakit jiwa," jawab Zefanya santai.

Tuk!

Karena tak terima di katain gila. Nabila kembali memukul kepala Zefanya. Kali ini pakai tangannya sendiri.

"Aww!" pekik Zefanya nyaring.

"Ra--" belum sempat Nabila melanjutkan kalimatnya, Ryan terlebih dahulu memotongnya.

"Anya! Lo kenapa? Mana yang sakit?" tanya Ryan khawatir. Ia mengusap kepala Zefanya lembut ketika melihat Zefanya terus memegangi kepalanya.

"Sakit?"

"Lumayan."

Ryan kembali mengusap kepala Zefanya lembut. Ia meniup kepala Zefanya yang tadi di pukul Nabila.

"Nah, udah sembuh."

"Lain kali, kalau bercanda jangan berlebihan!" peringatnya pada Nabila.

Love GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang