26. Berjuang

506 174 204
                                    

Zefanya dan Ryan baru saja selesai menghabiskan makanan yang tadi mereka pesan di kantin sekolah.

"Udah?" tanya Ryan. Ia mengusap sudut bibir Zefanya yang belepotan kuah bakso.

"Bentar."

Tatapan Zefanya tertuju ke arah cowok yang bermain gitar di seberang mejanya. Bukan, Zefanya bukan menyukai cowok itu. Ia hanya ingin meminjam gitar cowok itu. Ryan mengulum senyumnya ketika melihat Zefanya menatap cowok
itu. Ia tahu apa yang Zefanya inginkan. Langsung saja ia menghampiri cowok itu.

"Hai, boleh minjam gitarnya?" tanya Ryan pada cowok itu.

"Boleh, nih," ucap cowok itu, ia menyerahkan gitarnya pada Ryan.

"Makasih," setelah mengucapkan itu, Ryan kembali ketempat duduknya.

"Peka banget sih," goda Zefanya.

Ryan yang mendengar itu hanya tersenyum. Tangannya mulai memetik senar gitar itu. Zefanya mengernyitkan keningnya ketika mendengar lagu yang dimainkan
Ryan. Ia merasa familiar dengan lagu itu.

"Kek kenal sama instrumenya," batin Zefanya.

Zefanya beralih menatap Ryan sambil tersenyum ketika mengingat lagu yang dimainkan Ryan.

Hari ini kita berjumpa
Setelah lama tidak bersua
Kau bawakan sekotak cinta
Aku pun tersenyum manja.

Seluruh pasang mata siswa yang berada di kantin sekolah menatapZefanya dan Ryan.

Sempat aku rasakan juga
Rindu yang tak tertahan dada
Dan inilah tiba waktunya
Tuk tetap kau di sini.

Zefanya tensenyum manis, ia menatap Ryan dalam. Begitupun dengan Ryan. Cowok itu tak henti-hentinya tersenyum manis.

Jangan pergi-pergi lagi
Kutakut kau tak akan kembali
Tak mau sendiri Jalani hari
Jangan lagi kau ke mana-mana.

Zefanya memejamkan matanya seakan-akan ia menghayati lagu yang dinyanyikannya.

Jangan pergi-pergi lagi
Kutakut kamu terbiasa sendiri
Tak mau begini, tetap di sini
Jangan lagi kau pergi tinggalkan aku.
Sempat aku rasakan juga

Rindu yang tak tertahan dada
Dan inilah tiba waktunya
Tuk tetap kau di sini

Jangan pergi-pergi lagi
Kutakut kau tak akan kembali
Tak mau sendiri Jalani hari
Jangan lagi kau ke mana-mana

Jangan pergi-pergi lagi
Kutakut kamu terbiasa sendiri
Tak mau begini, tetap di sini
Jangan lagi kau pergi tinggalkan aku

Jangan pernah terpisah lagi
Jangan lagi kau jauh
Karena 'ku tak bisa, 'ku tak biasa
Oh, takkan bisa tanpamu
O-oh

Tak mau sendiri jalani hari
Jangan lagi kau ke mana-mana
Jangan pergi-pergi lagi
Kutakut kamu terbiasa sendir

Tak mau sendiri
Aku takut sepi
Jangan ke mana'mana
Jangan ke mana-mana
Jangan ke mana-mana

Zefanya dan Ryan saling melempar senyum ketika lagu yang mereka bawakan sudah selesai. Riuh tepuk tangan dari siswa yang berada di kantin membuat senyum mereka berdua kian lebar.

"LAGI LAGI LAGI!!" seluruh siswa berteriak ingin Zefanya dan Ryan kembali bernyanyi.

"Lagi?" tanya Ryan pada Zefanya.

"Boleh, lagu kesukaan gue ya."

"Oke," balas Ryan. Ia kembali memetik senar gitar memainkan lagu yang Zefanya inginkan. Kali ini, Ryan yang bernyanyi. Dan Zefanya hanya mendengarkan saja.

Aku mengerti
Perjalanan hidup yang kini kau lalui
'Ku berharap
Meski berat, kau tak merasa sendiri

Kau telah berjuang
Menalukkan hari-harimu yang tak mudah
Biar 'ku menemanimu
Membasuh lelahmu

Izinkan kulukis senja
Mengukir namamu di sana
Mendengar kamu bercerita
Menangis, tertawa

Biar kulukis malam
Bawa kamu bintang-bintang
'Tuk temanimu yang terluka
Hingga kau bahagia

Aku di sini
Walau letih, coba lagi, jangan berhenti
Ku berharap
Meski berat, kau tak merasa sendiri

Kau telah berjuang
Menaklukkan hari-harimu yang tak indah
Biar 'ku menemanimu
Membasuh lelahmu

Izinkan kulukis senja
Mengukir namamu di sana
Mendengar kamu bercerita
Menangis, tertawa

Biar kulukis malam
Bawa kamu bintang-bintang
'Tuk temanimu yang terluka
Hingga kau bahagia, haa-haa
Haa-haa

Izinkan kulukis senja
Mengukir namamu di sana
Mendengar kamu bercerita
Menangis, tertawa

Biar kulukis malam
Bawa kamu bintang-bintang
'Tuk temanimu yang terluka
Hingga kau bahagia

'Tuk temanimu yang terluka
Hingga kau bahagia

Ryan mengakhiri nyanyiannya dengan tersenyum manis. Tangannya menggenggam tangan Zefanya, ia mencium tangan Zefanya lembut. Zefanya yang diperlakukan seperti itu mengulum senyumnya. Ia membalas genggaman tangan Ryan.

"Avv, gue mauu digituin."

"Njirrr, gue baper."

"Jiwa jomblo ku meronta-ronta."

"Gue mau jadi Zefanya."

"So sweet banget sih."

"Kok gue yang deg deg an ya?"

"Damage nya gak nahan."

"Ryan ganteng banget sih."

Bisik-bisik mulai terdengar lagi. Zefanya yang mendengar itu hanya mengangkat bahunya acuh. Ia menarik tangan Ryan menuju cowok pemilik gitar. Setelah mengembalikan gitar milik cowok itu. Zefanya kembali menarik tangan Ryan keluar dari kantin sekolah.

"Behhh, makin mesra aja," ucap Arkan heboh.

"Main cium-cium lagi," timpal Bimo.

"Duh, panas banget sih cuacanya," Devan ikut-ikutan mengompori.

"Kalau lo beneran cinta sama Zefanya, perjuangin. Jangan mau kalah sama Ryan." Gilang menepuk bahu Alfarel pelan.

"Caranya gimana?" tanya Alfarel.

"Gue ada cara, mau denger gak?" ucap Arkan.

"Apa?

"Lo harus mintaa maaf sama dia, setelah itu tembak deh. Gue yakin Zefanya juga suka sama lo." Arkan berbisik sangat pelan.

Jaga-jaga, supaya gak ada yang denger cara apa yang bakalan Alfarel pakai buat kembali dapetin Zefanya.

"Lo yakin bisa berhasil?" tanya Devan agak ragu.

"100% yakin. Coba aja dulu," jawab Arkan.

"Oke, bakalan gue coba," ucap Alfarel.

"Gitu dong, semangat bos ku," Devan menyemangati Alfarel.

"Gue bakalan berjuang buat lo Ze, supaya lo tau. Kalau gue bener-bener cinta sama lo," batin Alfarel.

 Kalau gue bener-bener cinta sama lo," batin Alfarel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

gimana? sukaa?

yang mau lanjut lagi manaa nih?

jangan lupa vote yahh

salam cinta,
tiaa💕

Love GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang