9. Sakit

633 250 73
                                    

Cahaya matahari pagi yang menyelinap masuk ke dalam kamar, tak membuat Zefanya terusik dari tidurnya. Ia tengah asik bergelung dengan selimutnya. Karena hari ini minggu, Zefanya memanfaatkannya untuk tidur sepuasnya. Ia tak
ingin hari liburnya ini diganggu oleh siapa pun. Tetapi, bunyi dering ponselnya mengacaukan semuanya. Dengan kesal, ia meraih ponselnya yang berada di atas nakas. Ia berdecak saat melihat nama si penelpon.

"Apa?" tanya Zefanya to the point setelah mengangkat sambungan telponnya.

"Wesss, slow mbak. Jangan ngegas."

"Kalau gak penting gue tutup."

"Eh.. Eh.. Bentar. Ini penting banget!"

Zefanya memilih diam, supaya Nabila melanjutkan kalimatnya. Ya, Nabila lah yang mengacaukan hari liburnya. Kurang baik apa sih sahabatnya ini?

"Lo tau gak?"

"Enggak."

"Ih, gue belum selesai ngomong."

"Yaudah, lanjut."

"Gue dapet kabar dari Devan, kalau Alfarel masuk rumah sakit."

"Ngapain dia dirumah sakit?"

"Katanya sih kecelakaan."

"Terus, hubungannya sama gue apa?" tanya Zefanya bingung.

"Lo kan pacarnya. Ya, jengukin lah."

"Gak ah, gue males."

"Coba lo pikirin. Kalau lo gak jenguk, Alfarel bakalan tau kalau lo gak beneran cinta sama dia."

"Kan bisa bilang kalau gue sibuk."

"Menurut lo dia bakalan percaya gitu? Lo kan gak pernah sibuk."

"Tap--"

"Gak ada tapi-tapian. Pokoknya lo harus jenguk dia. Titik!"

"Hhh, iya. Gue siap-siap dulu."

"Eh, inget ya. Lo harus kelihatan khawatir sama dia. Dan lo harus perhatian sama dia."

"Iya," balas Zefanya malas.

"Oke, entar gue kirim alamat rumah sakitnya."

"Lo lagi dimana?"

"Di rumah "

"Gak ikut jenguk?"

"Enggaklah, ngapain coba?"

"Lah, terus kenapa gue harus jenguk sedangkan lo enggak?"

"Lo kan pacarnya."

"Sinting!”

Setelah mengatakan itu, Zefanya langsung mematikan sambungan telpon secara sepihak. Ia sangat kesal dengan Nabila. Bukannya menikmati hari liburnya, ia malah harus pergi kerumah sakit. Menyebalkan.

Love GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang