"Ze, Alfarel dikeroyok!" seru Devan dengan nafas yang masih ngos-ngosan.
Semua yang berada di dalam kelas kaget mendengarnya, begitupun dengan Zefanya.
"Dimana?" tanya Zefanya cepat.
"Di belakang sekolah. Cepetan!" desak Devan kepada Zefanya.
Tanpa sepatah kata pun, Zefanya langsung berlari menuju belakang sekolah. Jika kalian berpikir Zefanya khawatir dengan Alfarel, maka jawabannya adalah salah. Zefanya hanya mengikuti perintah dari Nabila. Sebelum Zefanya berlari ke belakang sekolah, Nabila sempat memberi kode lewat tatapan matanya untuk menyusul Alfarel. Mau tak mau, ia pun mengikuti perintah Nabila.Sesampainya di belakang sekolah, bukannya pemandangan yang dikatakan Devan tadi yang ia lihat. Melainkan taman yang di dekorasi sangat indah, dengan bungabunga yang bertaburan di sekitar kursi taman. Di kursi itu, terdapat seorang
cowok yang membelakanginya. Merasa familiar, ia pun mendekati cowok itu."Alfarel?"
Cowok itu pun membalikkan tubuhnya menghadap Zefanya. Di pangkuannya terdapat sebuah gitar, ia pun mulai memetik gitar itu.
Hari ini hari ulang tahun mu
Bertambah satu tahun usia mu
Ku do'akan bahagia selalu untuk mu
Tercapai segala cita cita mu
Selamat ulang tahun
Ku ucapkan untuk mu
Semoga bahagiakan mengiringi langkah mu
Tiada yang bisaku beri
Hanyalah do'a dan rasa cinta
Yang tulus dari ku tuk dirimu
Alfarel menatap Zefanya sambil tersenyum manis. Ia berdiri dari duduknya medekati Zefanya yang masih berdiri di depannya dengan tangan yang masih memainkan gitar.
Selamat ulang tahun
Ku ucapkan untuk mu
Semoga bahagiakan mengiringi langkah mu
Tiada yang bisaku beri
Hanyalah do'a dan rasa cinta
Yang tulus dari ku tuk dirimu
Tepat saat Alfarel menyelesaikan lagunya, teman-teman Alfarel dan Nabila datang membawa kue ulang tahun untuk Zefanya.
Happy birthday to you,
Happy birthday to you,
Happy birthday, Happy birthday,
Happy birthday to you.Zefanya tak bisa berkata-kata lagi, ia sangat terharu dengan ini semua. Ketahuilah, ulang tahunnya kali ini lebih mengesankan dari tahun-tahun sebelumnya.
"Jadi...kalian?"
"Ini semua rencananya Alfarel." Nabila menjelaskan.
"Iya, kita cuman ikut-ikutan aja." timpal Devan.
Alfarel yang berdiri didepan Zefanya langsung menggenggam tangan gadis itu lembut.
"Happy birthday my love, wish you all the best," bisik Alfarel di telinga Zefanya.
Alfarel mengucapkannya dengan lembut, matanya menatap teduh mata milik Zefanya. Ia merasa mulai menyayangi gadis yang berada di depannya ini. Ia tak ingin kehilangannya. Jika ia benar-benar mencintai gadis ini, maka ia tak akan melepaskannya. Apapun caranya, ia kan mendapatkan gadis ini kembali
kepadanya.
"I Love You." Alfarel mengucapkannya secara sadar. Sekarang ia sudah yakin dengan perasaannya. Ia tak tahu dari kapan perasaan ini datang. Yang ia tahu, ia benar-benar mencintai gadis yang berada di depannya ini.
Semoga saja ia tak terlambat dengan perasaannya ini. Jika waktu memungkinkan, ia akan jujur kepada teman-temannya tentang perasaannya ini. Dan setelah itu, ia akan hidup bahagia dengan Zefanya. Terdengar mudah sih, tapi kita tak tahu takdir kan? Biarlah takdir mengatur semuanya.
Zefanya yang mendengar itu sempat terkejut. Pasalnya, Alfarel tak pernah mengatakan itu kepadanya. Apakah cowok itu sudah mulai mencinyainya? Buru-buru Zefanya menormalkan ekspresinya. Jika benar Alfarel sudah mulai mencintainya, maka yang akan memenangkan permainan ini adalah dirinya.
"Seminggu lagi," batin Zefanya, ia tersenyum miring.yeyayyy udah baca sampai sini ajaa nih wheheh
gimana gimana? seruu ga?
jangan lupa kasih vote sama comment
salam cinta,
tiaa💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Game
Teen Fiction[Story 1] - PUBLISH ULANG "Bersyukur dijadiin mainan dia gitu? Gue yakin semua cewek bakalan nolak kalau tau, cuman cewek gila aja yang nerima itu semua." -Zefanya Putri Bagaimana perasaan kalian jika dijadikan bahan taruhan oleh mostwanted diseko...