Part 1: Anna

328 26 12
                                    

Holla! Sesuai permintaan kalian yang pengen ada cerita dongi lagi, hari ini aku up ini sebagai part awal. Semoga enggak lupa sama kisah dongi - eve, dan semoga kalian enggak bosen ya.

Aku usahakan cerita ini dikemas secara rapi dan mudah dimengerti, atas kekurangan baik dari segi penulisan, jalan cerita, cast barunya, mohon dimaklumi ya. Selamat Membaca! Gak komen? gak lanjut, bodo. wkwk (Sejujurnya pengen tau tanggapan kalian aja hehe)

            Eve sedang menimbang dirinya diatas timbangan berat badan. Hampir setiap minggu, ia terus memperhatikan pertambahan berat badannya, meskipun ia sedang hamil ditrimester pertama. Sementara dongi duduk disamping dio, menemaninya bermain lego.

Hari ini tidak ada yang berbeda dengan hari-hari sebelumnya, sebagai istri yang berbakti dan ibu rumah tangga. Eve sudah mempersiapkan segalanya bersama si mbok.

"Kenapa? Nambah lagi?" Dongi menyahut. Eve dengan wajah serius menganggukkan tebakan suaminya. Dongi hanya terkekeh, lalu mendekat kearah eve. "Kan ada baby disini, sayang." Tidak lupa tangannya mengelus perut eve dengan penuh kasih sayang.

          Memang, kehamilan ketiga ini tidak disangka-sangka sejak awal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

          Memang, kehamilan ketiga ini tidak disangka-sangka sejak awal. Kecerobohan seorang dongi membuatmu harus menerima semuanya. Sebenarnya, program anak ketiga ini memang direncanakan tapi jangka waktunya tidak sesuai dengan perencanaan eve dengan dongi, mengingat dio masih dalam pemberian asi ekslusif.

         Sebelum berangkat kerja, beberapa kali ponsel dongi berbunyi. Sayangnya, ketika eve atau bahkan dongi sendiri ingin menerimanya, panggilan itu terhenti. Dongi tidak menganggap itu hal penting karena nomor penelepon adalah nomor yang tidak dikenal.

"Nanti pulangnya jangan lupa beli banana ya."

"Siap, komandan! Ada lagi?"

"Hmm—aku mau salad buah."

"Enggak."

"Loh?" Eve mendadak tidak terima mendapat penolakan.

"Ada mayonesenya pasti, aku beli buah-buahannya aja ya?" Dongi memberi pengertian pada istrinya.

"Ayo Pa." Rengek alea, merasa jamnya sudah pas-pasan.

          Dongi dan Alea si anak pertama pun pamit, rutinitas yang tidak pernah terlewat setiap pagi didalam rumah tangga eve dan dongi.

"Ale-ale... nanti kamu enggak ada leskan?"

"Enggak, Pa."

"Oke—kali ini jangan sok jagoan lagi ya. Tunggu papa jemput, jangan pulang sendirian lagi kaya kemaren."

"Abisnya papa telat mulu jemputnya."

"Ya—karena macet dijalan sayang."

"Alea bisa pulang sendiri kok."

"Enggak sayang. Pokoknya tunggu papa jemput ya." Perdebatan papa dan anak ini berakhir ketika mobil sudah berhenti tepat didepan pagar sekolah. Seorang penjaga sudah menyambutnya dengan ramah.

Choice Of Love (COMPLETE)Where stories live. Discover now