Part 6: Teardrops

135 25 16
                                    

Holla! Adakah yang kangen sama kisah percintaannya dongi dan eve? Atau dongi dan Anna? Semoga kalian enggak bosen ya. Selamat Membaca! ^^

            Pagi ini, seperti biasanya eve akan bangun pertama dari pada siapapun diantara dongi dan anak-anak. Kejadian semalam membuat tidurnya tidak teratur. Bahkan sesekali ia sering terbangun, sayangnya eve tidak menemukan sosok suaminya disampingnya.

           Eve pun turun kebawah untuk mempersiapkan sarapan bersama si mbok, tidak lama dongi datang dengan barefacenya, ia memeluk eve dari belakang. Belakangan ini, suaminya sangat suka mendekap eve dari belakang. Sayangnya, rasa sakit masih terbayang dibenaknya. Ia melepas tangan yang melingkar dipinggangnya.

"Aku enggak sadar kok bisa ya ketiduran diruangan kerja—"

"Mbok, nanti susunya ganti rasa coklat aja ya." Eve sengaja mengabaikan perkataan dongi. Sementara si mbok melakukan apa yang eve suruh.

"Yang?"

"Hm?"

"Kamu kenapa?" Eve melirik dongi dengan malas. Sementara dongi super penasaran dengan perubahan sikap yang terjadi pada istrinya.

"Aku kenapa, emang?"

"Happy Birthday, sayang." Dongi kembali mendekap istrinya, kali ini ia memilih memeluknya dari depan.

"Thank you." Eve tersenyum setipis ini.

          Dongi merasa ada yang berbeda, padahal semalam mereka masih dalam keadaan yang sangat amat hangat. Eve jadi bersikap dingin pagi ini, tetapi tidak berlaku untuk alea dan dio. Dongi merasa ada yang salah pada hari ini, namun ia tetap kebingungan dengan semua ini.

"Kamu mau apa?" Disela-sela mereka sarapan pagi, dongi mencoba memecah suasana.

"Hm?"

"Kamu mau apa, Eve?" Eve pun berdehem.

"Aku mau kamu bahagia dengan keluarga kecil kita." Eve menjawabnya dengan senyuman, matanya tidak pernah lepas pada dongi yang kebetulan berada dihadapannya.

"Aku sudah bahagia, sayang." Jawab dongi sambil mengecup punggung tangan istrinya.

"Seriously?"

"Iya, apalagi sekarang ada sikecil. Aku enggak sabar nanti dia bakal mirip siapa. Aku atau kamu." Dongi berandai-andai.

"Dongi—"

"Iya?"

"Enggak jadi." Eve kembali memotong sepotong roti bakar dengan tangannya.

"Kenapa?"

"Enggak apa-apa."Eve bangkit dari kursi dan berjalan menjauh dari dapur.

"Kamu mau kemana?"

"Ke atas." Setelah eve benar-benar pergi, dongi menatap mbok dengan tatapan heran.

"Lagi berantem ya, Pak?"

"Enggak kok."

"Tapi saya ngerasa ada yang beda hari ini."

"Mbok pun merasa begitu." Timpalnya.

"Apa karena faktor hormone?"

"..."

04.23 PM

23 PM

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Choice Of Love (COMPLETE)Where stories live. Discover now