Part 5: Stay With Me

129 23 8
                                    

Hallo! Kembali lagi dengan kisah rumah tangga dongi dan eve. Semoga kalian enggak bosen dengan lanjutannya. Selamat membaca! ^^

Dongi mengetuk pulpennya di meja kerjanya, tepat diruangan samping kamarnya. Dengan pencahayaan yang sangat minim, ia memeriksa beberapa berkas yang belum sempat ia buka ketika dikantor. Pikirannya semakin runyam ketika ia mengingat perbincangan dengan istrinya, Eve.

06.45 AM

Eve terbangun ketika meraba samping tempat tidurnya. Matanya terbuka perlahan-lahan dan langsung melihat terik matahari. Ia keheranan ketika tidak melihat keberadaan dongi sama sekali.

"Mbok, dongi udah berangkat duluan?" Eve menuangkan susu digelas milik alea dan dio, sambil melihat kearah taman dimana sudah tidak terlihat keberadaan mobil suaminya.

"Iya, Bu. Sepertinya bapak sedang buru-buru."

"Kok tumbenan banget."

"Mama-susunya mau lagi." Rengek dio dengan nada manjanya, ia baru saja menghabisi susu putih yang baru saja eve tuangkan.

" Rengek dio dengan nada manjanya, ia baru saja menghabisi susu putih yang baru saja eve tuangkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sementara itu, dongi berlari menuju ruangan anna. Perasaannya semakin cemas ketika melihat uti yang tidak kalah cemasnya menatap kedatangan dongi.

"Gimana? Anna baik-baik aja?"

"M-maaf ya pak."

"..." Dongi pun terdiam, tidak mengerti apa yang uti ucapkan.

"Tadi mbak anna enggak sengaja membaca berita tentang perceraiannya dengan pak dongi."

"..."

"Dokter menjelaskan mbak anna syok berat. Tapi sekarang sudah diberi obat penenang."

"Ingatannya? Bagaimana dengan ingatannya?" Dongi penasaran.

"Masih sama." Jawab uti. Dongi mengusap wajahnya dengan kasar.

"Bapak tenang saja, saya akan lebih aware lagi."

"Ini enggak benar, Uti."

"Bukan maunya saya seperti ini, Pak. Saya juga enggak mau buat semuanya menjadi rumit." Uti kembali menatap dongi dengan tatapan memelas. "Paling tidak sampai mbak anna benar-benar pulih ingatannya."

Dongi melangkah menuju lorong pintu, ia berjalan dengan pelan. Uti menahan tangannya.

"B-bapak mau kemana?"

"Kondisinya sudah membaik, kan?"

"..."

"Nanti kalau mbak anna sudah sadar, tolong bilang saja saya ada urusan penting." Ujar dongi sebelum benar-benar pergi. Uti memandang punggung dongi yang datar, punggung yang semakin menjauh dari jangkauannya, lalu ia mengalihkan pandangannya pada sosok anna yang terbaring di tempat tidurnya.

Choice Of Love (COMPLETE)Where stories live. Discover now