Assalamualaikum^^
Happy Reading^^
Jangan lupa untuk VOTE & COMMENT 🤗Sudah satu minggu Lala dirawat di rumah sakit dan hari ini ia diizinkan untuk pulang.
"Yee, akhirnya aku keluar dari rumah sakit!" sorak Lala girang.
"Udah, udah, jangan teriak-teriak. Ini kan rumah sakit," tegur Atika-bundanya Lala.
"Hehe ... lupa, Bun." Atika tersenyum melihat putrinya sudah sembuh dan sudah diizinkan untuk pulang. Atika segera membereskan barang-barangnya yang ia bawa dari rumah, karena takutnya ada yang ketinggalan.
"Bun, besok El bisa sekolah kan?" tanyanya penuh harap.
"Iya boleh," sahut Atika mengusap surai rambut Lala.
"ASIIIIK!" seru Lala penuh semangat.
Lala pulang dari rumah sakit dengan bundanya, karena abang dan adiknya harus pergi ke sekolah. Mereka berdua pulang menaiki mobil pribadi, yang dikemudikan oleh supir pribadinya.
Dua puluh menit berlalu, sekarang Lala dan Atika telah sampai di sebuah rumah yang megah milik keluarga Bramasta.
"Silahkan Nyonya, Non." Supir tersebut membukakan pintu mobil untuk mereka berdua.
"Iya, Mang. Makasih," ucap Lala tersenyum manis dan melangkahkan kakinya keluar dari mobil.
"Rumah kok sepi sih, Bun?"
"Bang Afif sama Hani kan belum pulang dari sekolah dan Ayah jam segini juga masih di kantor," sahut Atika.
"Kok mereka nggak ikut jemput El sih, Bun?" tanya Lala dengan muka yang ditekuk.
"Bunda yang nyuruh mereka nggak usah jemput kamu."
"Ih, kok gitu sih," rajuk El.
****
"Selamat pagi My Family tersayang!" teriak Lala menuruni tangga. Semua orang yang berada di meja makan menoleh ke sumber suara."Nggak usah treak-treak masih pagi juga," celetuk Afif.
"Kak El kok pake seragam sekolah sih, emangnya udah sembuh?" giliran Hani yang membuka suara.
"Udah dong," sahut Lala mengibaskan rambutnya.
"Yaudah cepetan sarapan, keburu siang," titah Atika.
Semuanya pun makan dengan khidmat, hanya ada suara dentingan sendok yang terdengar. Makan tanpa suara atau berbicara adalah salah satu aturan di keluarga Bramasta.
"Adek-adekku, ayok berangkat!" ajak Afif dengan tampang sok polosnya.
"Dih, jijik gue ngeliat muka Abang yang sok polos gitu. Udah tua juga masih kek bocah!" cibir Lala menatap Afif dengan tatapan jijiknya.
"Lo tuh seharusnya bersyukur punya abang yang kayak gini," ucap Afif membanggakan dirinya.
"Iya, gue bersyukur karena punya abang yang bobroknya naudzubillah," ucap Lala terpaksa.
"Di luar aja so cool, eh ... pas di rumah mirip banget kayak titisan setan," timpal Hani yang sedari tadi menyimak perdebatan kedua kakaknya.
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate (On Going)
Teen FictionNote : Judulnya diganti jadi soulmate "Kodrat wanita memang seharusnya dikejar bukan mengejar. Namun, apakah salah bila seorang wanita memperjuangkan seorang Lelaki?" ~Lala Elsiana Azzahra Cover by Pinterest Copyright © Mellyngga