chapter 8- Bukti kekuatan jiwa

548 24 105
                                    

Tanah terangkat dan merekah dengan dahsyat, wujud sebuah monster menunjukkan keganasannya.. disisi yang lain, manusia yang tak sebanding, mencoba melawan..

Seorang lelaki mencoba melancarkan serangan dengan pedang yang lemah..

Lelaki itu pasti sadar jika kekuatannya sama sekali tidak sebanding, pedang berkaratnya yang sudah dia asah, bahkan dialirkan sihirpun pasti masih belum cukup untuk membuat luka.

Lelaki itu melompat kebelakang dan melayang dengan putaran kesamping sebelum tombak cahaya menembus tubuhnya. Tubuh lelaki itu mendarat kesamping dan setelah itu cahaya sihir menghancurkan beberapa pohon dibelakangnya. Jika dia tidak tepat membuat hindaran pasti cahaya sihir itu telah membakar tubuhnya.

Setsuna melihat saat ini Basara tengah bertarung dengan Naga.
Makhluk yang saat ini tidak bisa dia bayangkan akan hadir didepannya.

Kakinya seketika itu lemas. Dia mematung tak bergerak.
Lalu dalam rasa bingung dan ketakutan yang menyerang seluruh jiwanya, matanya melotot ketika...

Dia menjerit dengan rasa sakit di tenggorokan ketika orang yang dia yakini sebagai "Tuan" telah menyambut kematian.

Dia.. tak bergerak, sama sekali tidak bergerak. Tampaknya rasa takut benar-benar membuat tubuhnya lumpuh, tapi..

Setsuna menampar wajahnya untuk mengusir rasa takut, memukul dan memukul sendinya sampai lebam, dan mencoba melangkah. Dia berlari  mencoba berlari menuju Tuannya, berpikir jika mungkin dia dapat membantu. Terlambat..

Tubuh yang tak seberapa itu terlempar ketika mendapat kan serangan yang begitu kuat. Bagaikan sebuah ranting yang dipukul dengan martil, tubuh itu melayang dan menabrak beberapa pohon.

"Basaraaaaaa"

Itu adalah kali pertama dia memanggil nama masternya, tapi.. itu mungkin akan menjadi kali terakhir pula dia dapat memanggil nama masternya.

Dia menarik tubuhnya dengan sekuat tenaga, karena langkahnya yang tak sempurna dia akhirnya terjatuh dan dengan wajah menyapu tanah, dia mengulurkan tangannya seakan ingin menangkap tubuh lelaki itu.. tapi tangannya tak sampai.

Tubuh lelaki itu terjatuh dan menggelinding kemudian tak bergerak, jiwanya seketika itu remuk, wajahnya membuat ekspresi kesakitan, mulutnya berteriak penuh keputusasaan, merangkak dengan lutut yang berdarah, bersujud dihadapan orang yang telah tak sadarkan diri.

"Hen.."

Kata itu seketika keluar saat melihat bagaimana mengerikannya luka diperut Basara.

Dengan segera Setsuna menuangkan semua sihir kedalam mantra kontrak dan berharap jika mantra kontrak akan bereaksi dan menyembuhkan luka Basara.

Cahaya itu terpancar dari tangan kanan Basara yang tergambar kontrak, apakah berhasil? Dia bertanya kepada dirinya sendiri.

Salah satu keunggulan dari sihir kontrak adalah dapat membantu menyembuhkan luka dengan cepat..
Tapi tampaknya luka yang Basara terima tidak akan cukup hanya dengan sihir kontrak.

Cahaya itu hanya sedikit bereaksi sebelum akhirnya mulai redup, ketika melihat cahaya itu yang mulai menghilang, setsuna terlihat begitu ketakutan. Dia mencengkram tangannya dengan kuat seakan dia mencoba menjaga cahaya itu agar tidak pergi.

"Tidak..., ini terlalu lemah.. master Bertahanlah!! Jangan tinggalkan aku master... jangan tinggalkan aku... Basara.."

Tanpa ia sadari air matanya menetes dengan deras, bagaimana mungkin.. ini tidak bisa dipercaya, semua telah terlambat.
Setsuna menekankan tangannya berulang-ulang dan berusaha sekuat tenaga menyalurkan sihir..

Isekai no Yokubo : Succubus keiyaku kara hajimeruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang