ch3- The Dark Knight Rises

106 5 0
                                    

"Dimana terakhir kali kau melihat Noir, kujo-san?"

"Disini. Saat itu... Aku memutuskan untuk berjalan didepan karena untuk mengamankan keadaan. Aku tidak tau jika musuh menyergap dari belakang dan menculik Noir. Maaf Elzabet-san."

Aku hanya bisa menyesali kecerobohan ku untuk membiarkan Noir sampai tertangkap oleh musuh.

Melihat Basara yang begitu menyesal Elzabet berusaha menghiburnya.
"Ini bukanlah salahmu, kujo-san. Seharusnya aku membuat titik pertemuan lebih dekat dari gerbang. Jika ada yang pantas disalahkan, itu adalah diriku."

Setelah kami menyadari Noir menghilang kami langsung mencarinya.
Tapi kami kesulitan mencari jejak Noir dan apa yang sebenarnya terjadi kepada Noir.

"Boros apa kau menemukan sesuatu?"

"Ya".

Boros datang membawa sebuah pedang ditangannya

"Itu Kotogami no Gami, pedangnya Noir. Dimana kau menemukan itu?"

Pedang katana dengan ukiran hijau yang sama dengan warna rambut Noir yang selalu di bawa Noir.

"Salah satu glandangan yang ada di lorong menemukan pedang ini dari seorang gadis yang dibawa beberapa orang. Ini mungkin buruk, aku tau siapa yang menculik Noir dan kemana orang itu membawa Noir."

Malam harinya kami melakukan misi penyelamatan. Tampaknya yang menculik Noir adalah bangsawan Regulus Astart. Meski kami kurang bukti, tapi tidak ada orang lain lagi yang bisa menjadi sasarannya.

Kami kemudian berkumpul disebuah hutan yang dekat dengan kediaman Regulus. Itu adalah Mension yang megah dengan tembok pelindung yang tinggi dan para penjaga dan bandit berkumpul disana. Misi penyusupan di rumah bangsawan yang memiliki pengamanan paling ketat di kota, itu tidak mudah. Kami tahu akan resiko besar jika kami tertangkap, tapi kami tidak punya pilihan lain. Keselamatan Noir harus diutamakan. Dan aku pun akan berusaha menyelamatkan gadis pemarah itu.

"Aku dan Boros akan menjalankan misi untuk menculik elf itu. Aku serahkan Noir padamu, kujo-san!"

Dengan rencana itu kami kemudian berpisah.

Aku melihat Elzabet-san dan Boros pergi memasuki sebuah celah diantara tembok dan melumpuhkan beberapa penjaga. Aku memberikannya bubuk penghilang jejak sehingga pergerakan mereka tidak akan ketahuan dengan mudah.

Baiklah, ini sekarang tugasku. Aku tidak menyangka akan menjadi seperti ini. Aku dengar bangsawan Regulus memiliki sikap buruk yang selalu menyiksa para budak. Aku berharap masih belum terlambat.

"Tunggu aku Noir."

Aku mulai berjalan diatas genting. Saat ini aku sedang menyamar menggunakan sebuah jubah hitam yang rasanya penampilanku seperti seorang pahlawan dari komik.

Aku terus melangkah dengan hati-hati agar tidak ketahuan para penjaga dibawah.

"Jika yang dikatakan Elzabet-san itu benar. Mungkin itulah tempatnya." Bangunan tinggi berbentuk kubus panjang.

Sebelumnya kami sempat menebak dimana Noir ditahan.

"Ada kemungkinan Noir ditahan di tempat para budak," aku memberikan pemikiran ku karena jika bangsawan itu kerap membeli budak ada kemungkinan Noir yang ditangkap juga akan bersama mereka. Tapi Elzabet menyangkal hal itu karena dia berkata Regulus memiliki dendam terhadap keluarga Noir. Jadi tidak mungkin dia akan menyatukannya dengan budak. Untuk melakukan penyiksaan, dia mungkin akan memilih tempat yang lebih dekat dengan kediamannya.

Kurasa tebakan itu benar.

"Aku yakin Noir ditawan disalah satu tempat diantara dekat dengan menara putih itu."

Isekai no Yokubo : Succubus keiyaku kara hajimeruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang