ch-4 Rencana melarikan diri

113 3 2
                                    

Aku membawa Noir ditangaku dalam gendongan putri. Setelah berlari di lorong ruangan kami akhirnya melihat tangga menuju atas menara. Selagi terus berlari menghindari para penjaga, aku melemparkan beberapa bubuk sihir untuk menghalangi jalan mereka.

Setidaknya bubuk sihir akan membuat langkah mereka sedikit tertahan.

"Mereka pergi keatas menara! Kejar mereka!"

Para bandit dan penjaga berlari dibelakang dengan langkah kaki kuat mereka. Sepatu besi mereka terdengar berisik.

"Mereka tidak tau kapan harus menyerah." Aku menggertakkan gigi ketika menolah kebelakang.

Menguatkan kakiku, aku menendang tiga orang disana sehingga dia jatuh kebawah dan menggelinding menabrak orang dibawahnya.

Noir juga membantu dengan mengirimkan beberapa sihir kecil dan setelah menaiki ratusan tangga kami akhirnya sampai di atas menara.
Kami berdiri disebuah papan segitiga dan tepat dimana kami berada diujung papan itu, angin kencang langsung berhembus.

Aku melihat kebawah kota Gargantia yang gemerlap terang.

Noir secara tidak sadar menguatkan pelukannya ketika dia merasakan hembusan angin. Dari bawah terdengar hentakan kaki. Tampaknya para penjaga itu masih belum menyerah.

"Basara... mereka masih mengejar, apa yang akan kita lakukan?"

Noir merasa harus mulai memikirkan sesuatu untuk menyingkirkan para penjaga. Tapi tampaknya Basara telah memikirkan jalan keluar terbaik.

Dia hanya tersenyum menanggapi Noir

"Mungkinkah kau?" Dan seperti memahami apa yang Basara rencanakan, dia membuat wajah memahami sebaik mungkin. " Aku tau kau akan menggunakan sihirmu untuk terbang, bukan?  Itu akan memberi banyak waktu bagi kita untuk menyusun rencana pelarian."

Salah satu yang bisa mereka lakukan dalam keadaan sekarang ini adalah menggunakan sihir terbang untuk turun. Noir melihat Basara cukup mahir menggunakan beberapa sihir sehingga dia meyakini Basara memiliki sihir terbang.

Tapi tampaknya dia telah salah.

Sehingga ketika Basara berkata. "Tidak. Aku tidak punya sihir terbang." Seketika membuat Noir menciutkan alisnya.

Tebakannya salah.

"Lalu..." seperti tidak ingin tau apa yang Basara pikirkan. Wajah Noir seketika membeku "Mungkinkah kau akan...."

"Ya, kita akan terjun bebas."

Jawaban singkat. Bahkan tidak ada kekhawatiran diwajah Basara.

Para penjaga akhirnya sampai dipuncak dan langsung mengacungkan senjata mereka.

"Tidak ada jalan lagi untuk melarikan diri. Sekarang menyerahlah!"
Para penjaga itu mungkin mengira mereka telah berhasil menahan Basara dengan cara mengepungnya. Tapi sayangnya mereka masih belum beruntung.

"Noir berpeganganlah"

Basara langsung terjun bebas meninggalkan teriakan Noir yang keras dibelakang.

"Tunggu bodohhhhhh aku tidak mau matiiiiiiii"

Melihat Basara jatuh para penjaga langsung melihat kebawah.

Para penjaga tidak tau apa yang sebenarnya mereka rencanakan dengan cara terjun dari ratusan meter. Apakah mereka sudah tidak punya cara lain lagi selain bunuh diri?

Basara menuangkan mana kedalam mantel.

Mantel sihir yang Basara pakai mengembang setelah menerima aliran sihir menjadikannya keras dan menangkap angin sehingga meraka melambat di udara. Karena mantel itu memiliki bahan yang hampir sama dengan parasit maka itu dapat digunakan sebagai penangkap angin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Isekai no Yokubo : Succubus keiyaku kara hajimeruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang