#37 🌼Kanji🌼

3.2K 363 99
                                    

Reader POV

"Kakak!!"

Terdengar suara teriakan anak kecil dari balik pohon, ia berlari ke hadapanku dengan senyum mengembang yang terlihat di wajahnya. Ia langsung melompat ke tubuhku dan dengan reflek tanganku langsung menggendongnya.

"Ada apa Zion? Kau keliatannya senang sekali" Ucapku bertanya padanya alasan mengapa ia terlihat begitu senang hingga tersenyum seperti itu kepadaku.

"Lihat ini, cantik kan?" Tak lama tangannya yang mungil memperlihatkan bunga yang tergengam di jari jemarinya, ternyata ia membawa bunga berwarna merah yang tidak aku ketahui namanya. itu adalah bunga berwarna merah tercantik yang pernah aku lihat. Akupun tersenyum dan mengelus puncak kepalanya.

"Kau mendapatkan nya dimana? Itu cantik sekali" Ucapku bertanya asal bunga tersebut, ia pun kembali memperlihatkan senyum lebarnya padaku.

"Disana" Ucapnya sambil menunjuk taman yang dipenuhi dengan bunga warna warni yang cantik. Mataku langsung melihat ke arah taman tersebut dan langsung mencium pipi Zion dengan gemas.

"Kaka aku senang sekali, akhirnya kita bisa bebas" Ucapnya sambil tersenyum ke arahku. Aku terdiam sejenak, seketika  dadaku terasa sakit hingga membuatku sulit bernafas setelah zion mengatakan kalimat tersebut.

"Ternyata langit itu sangat indah yah Kak!! Warnanya cantik sekali, bahkan di atas sini aku juga bisa melihat suatu hal baru seperti kereta kuda yang belum pernah aku lihat sebelumnya"

Aku menatap matanya dan tersenyum lembut "apa kau senang?"

Ia menatap ku dengan kedua matanya dan tersenyum lebar hingga memperlihatkan deretan giginya "iya!!" Ucapnya sambil menganggukan kepala.

Zion terlihat senang, akupun ikut tersenyum karna melihat wajah gembira adik semata wayang ku ini. Aku menatap matanya dalam hingga beberapa detik. Entah mengapa rasanya aku sudah lama tak bertemu dengannya, aku sangat merindukannya.

Saat aku sedang asik menatap wajah zion tiba tiba saja hidungnya mengeluarkan darah. Akupun kaget dan segera menghapus darah yang keluar dari hidung zion, namun anehnya darah itu malah semakin bertambah banyak tanpa ada tanda tanda akan berhenti.

"Zion?! Hidungmu berdarah! Kau baik baik saja?!" Aku pun linglung dan cemas, aku segera meletakkan Zion dibawah pohon. Dalam beberapa detik saja wajahnya langsung berubah pucat dan bajunya penuh dengan darah yang menetes dari hidungnya.

"Uhuk!!"

Kini bukan hanya dari hidungnya saja tetapi mulutnya juga mengeluarkan darah "Zion?!!"

Akupun segera berdiri dan bergegas mencari pertolongan, saat baru selangkah ku berjalan aku menyadari bahwa aku sedang tidak berada di tempat aku sebelumnya berada tapi aku sekarang berada di tengah hutan, bagaimana bisa aku berada disini? jelas jelas tadi aku sedang berada di dekat taman yang indah dan penuh bunga. Akupun semakin panik dan kembali untuk menggendong Zion di punggung ku dan membawanya keluar dari hutan ini.

"Kakak"

Secercah suara yang kecil dan lirih memanggil ku, itu suara Zion. Akupun langsung membalik badan dan menoleh hingga bisa melihat wajah zion yang pucat dan lesu

"Aku tidak mau pergi, aku mau disini saja" Ucapnya, niatku yang tadinya ingin menggendong nya dan membawanya pergi pun terhenti karena zion menolak uluran tanganku.

"Kenapa??" Tanyaku penuh kebingungan, wajah zion semakin memucat bak mayat hidup, akupun mulai sesak nafas dan bergetar karna tak tega melihat keadaan adik semata wayang ku itu.

"Kakak aku sangat berterimakasih, berkat perjuangan kaka selama ini akhirnya aku bisa melihat langit biru yang cerah" Ucapnya, aku tetap menggenggam tangan mungilnya tanpa mengalihkan pandangan mataku. Otak ku masih berpikir keras, sebenarnya apa yang sedang terjadi pada diriku dan zion hingga jadi seperti ini.

you and me Captain [Levi X reader] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang